(11) elf

19.6K 1.9K 6
                                    

Lanjut

"Paman Stefan kenapa Auris nggak mau bicara? apakah dia bisu?" tanya Gina kepada Stefan

"Hustt jangan ngomong gitu" ucap Mama Ghita memperingati anaknya

"Sebenarnya Aur-"ucap Stefan terpotong karena suara lembut seseorang

"Gw nggak bisu" ucap datar Auris namun terdengar sangat indah ditelinga mereka, sontak mereka terdiam mendengar suara lembut itu kecuali Stefan karena dia sudah terbiasa

"Woy jangan melamun!!" ucap Stefan yang membuat mereka sadar dari lamunan mereka

"Wah jujur saja suara kamu indah banget nak" ucap Mama Ghita dengan heboh

"Gw tau itu" jawab Auris yang membuat mereka menganga tidak percaya, mereka kira Auris bakalan malu malu kalau dipuji

"Aku nasehatin kepada kalian, jangan sekali sekali memuji Auris karena itu tidak mempan" nasehat Stefan diangguki oleh mereka

"Oh iya sayang perkenalkan nama tante Ghi-" ucap Mama Ghita terpotong

"Udah tau" ucap Auris memotong pembicaraan Ghita

"Tau apa sayang?" tanya Mama Ghita lembut

"Adley putra Dharmendra Adik Dady Stefan, CEO Dharmendra Company" ucap Auris sambil menunjuk Adley

"Ghita Dharmendra, istri Adley dan juga ibu dari twins G, mantan model yang memilih keluar dari dunia permodelan demi mengurus rumah tangganya" ucap Auris menunjuk Ghita

"Ghina Adelia Dharmendra, berumur 16 tahun, pendidikan kelas 1 SMA jurusan IPA, suka berdebat dengan kakak kembarnya, memiliki banyak masalah disekolah dan masih banyak lagi" ucap Auris menunjuk Ghita, sedangkan Ghita menegang mendengar perkataan Auris, 'bagaimana dia tau' pikir Gina

"Ghani Adelio Dharmendra, kakak Ghina, berumur 16 tahun, pendidikan kelas 1 SMA jurusan IPS, Tidak menyukai adiknya karena suatu alasan" ucap Auris sambil menunjuk Gani

sontak sereka semua terkejut bahkan Stefan dady Auris pun terjekut mmendengar perkataan Auris

"Daddy nggak pernah ceritain kekamu tentang sifat mereka... jadi Darimana kamu tau semua tentang mereka sayang?" tanya Daddy Stefan kepada anaknya, sama halnya dengan stefan Adley, Ghita dan twins G juga penasaran akan hal itu

"Kepo" jawab Auris yang membuat harapan mereka luntur

"Wah ngeselin banget nih anak dugong" ucap Daddy Stefan jengkel

"Ck daddy jangan mulai deh" ucap jengkel Auris

"iya iya... " pasrah Daddy Stefan

"Karna kamu udah tau identitas kami, sekarang giliranmu" ucap Gani santai

"Nama Auris Odelia Dharmendra, anak tunggal Stefan Dharmendra, umur 13 tahun, pendidikan privasi" ucap Auris memperkenalkan dirinya

"Sayang nggak pengap apa makai hoodie tebal seperti itu?" tanya Mama Ghita

"Disini ada Ac jadi Auris nggak akan kepanasan" jawab Auris

"t tapi Tante mau lihat wajahmu sayang" ucap Mama Ghita memelas

"Gak" tolak Auris, mendengar hal itu Mama Ghita menjadi sedih

"Ck apa susahnya memperlihatkan wajahmu ke Mama? lagian Mama minta baik baik... Apa jangan jangan kamu jelek?" gerutu Gina kesal

"Lo nggak sopan Gina" marah Gani yang membuat Gina terdiam

"Biar gw kasih tau kekalian sebenarnya Auris menolak tinggal disini" curhat Stefan

"kenapa?" tanya Adley

"Gw juga nggak tau, tapi kata Auris dia nggak mau ketemu sama orang asing" ucap sedih Stefan

"maaf daddy... aku ngelakuin ini semua agar alurnya nggak berubah" batin Auris

"Auris nggak peduli sama yang lain, cuman daddy yang menjadi peduliku" batin Auris

"Lah emang kami orang asing gitu? kita kan juga keluarga kalian" ucap Papa Adley

"Memang kalian itu keluarga Auris tapi Auris masih belum terbiasa sama kalian apalagi Auris baru ketemu sama kalian" ucap Auris

"Jadi Auris mohon kalian semua paham kondisi Auris" ucap Auris

"tapi kan hanya sekedar lihat muka doang apa susahnya sih?" gerutu Ghina yang diabaikan oleh Auris

"Paman dimana kamar Auris?" tanya Auris kepada Papa Adley

"Jangan panggil paman tapi panggil aku Papa Adley" ucap Papa Adley

"Baiklah Papa Adley dimana kamarku?" tanya pasrah Auris

"Tunggu dulu sayang... Mama Ghita masak sesuatu buat kalian berdua, Nggak mau makan dulu Auris sayang?" tanya Mama Ghita lembut

"Sekedar info setiap tanggal terkutuk ini gw puasa" jawab datar Auris yang membuat suasana seketika hening

Sedangkan Stefan khawatir dan takut kalau trauma Auris bakalan kambuh lagi

"Adik ipar dimana kamar Auris? " tanya Stefan berusaha memecahkan keheningan

"Lantai dua kamar kedua paling ujung, dipintu udah tertulis nama Auris" jawab Mama Ghita

"Yaudah ayo Auris... Daddy bakalan tidur dikamarmu" ucap Stefan

"Auris bukan anak kecil!! " marah Auris

"Daddy harus mengawasimu sayang, daddy khawatir kamu bakalan nekat lagi seperti tahun lalu" batin Stefan

"Gak nggak ada penolakan, pokoknya daddy bakalan tidur sama kamu okey" perintah Stefan

"Ck daddy ngeselin" ngambek Auris sambil berjalan mencari kamar dan meninggalkan semua orang yang berada diruang tamu

"Adik ipar maaf karena kami nggak bisa makan masakanmu, padahal kamu udah susah payah buatinnya" ucap Stefan karna tidak enak sama Ghita adik iparnya

"Nggak papa kok kak" jawab Ghita tersenyum tulus

"Auris beliin kalian hadiah loh... walaupun dia itu orangnya cuek tapi dia itu lumayan baik orangnya... ingat yah LUMAYAN baik" ucap Stefan sambil menekan kata lumayan

Mendengar bahwa Auris membelikan mereka hadiah sontak membuat mereka senang

"Oh iya aku kekamar Auris dulu... Aku takut dia bakalan nekat" ucap Stefan sedih

"Kami ngerti keadaan kakak" ucap Adley

"Terima kasih kalau begitu selamat malas semuanya" ucap stefan

"Malam Kak/Om/paman" ucap mereka serentak

Akhirnya Stefan melangkah menuju kamar Auris sedangkan Mama Ghita bersama suami dan anak anaknya menikmati hidangan, 'sayang mubazir' kata Ghita















Bersambung

Transmigrasi : Mysterious Ketos (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang