Biarkan saja, mereka tidak tahu apa yang kita rasakan. Mereka hanya tahu dari apa yang kita tampakan. Sesungguhnya wajah dan air muka seseorang akan menunjukan sifat dan perasaannya dan itu hanya dirinya sendiri lah yang mengetahuinya.
..............................................................
Daiki dan Ryosuke sekarang ini sedang berada di kamar Daiki. Karena memang setelah selesai makan tadi mereka lansung kekamar.
" Kenapa kau tidak menanyakan nya dulu padaku, huh? " tanya Ryosuke. Saat ini mereka masih duduk ngobrol diatas ranjang Kingsize Daiki.
" Karena Dai ingin, lagi pula jika Dai tanya dulu padamu kau pasti tidak akan mau. " kata Daiki jujur.
" Hum... Oke, sebaiknya kita tidur. " ajak Ryosuke dan Daiki mengangguk lucu dan itu membuat Ryosuke tanpa sadar ikut tersenyum. Mereka segera membaringkan tubuh diranjang. Pintu diketuk perlahan dari luar dan setelahnya Ino masuk kekamar itu.
" Ada apa Ni-chan? " tanya Daiki tanpa merubah posisi tidurnya sedikitpun.
" Apa Ni-chan boleh ikut tidur disini? " tanya Ino dan Daiki spontan menggeleng.
" Iie, ranjang ini terlalu sempit untuk menampung kita bertiga. Lagi pula Ni-chan kan punya kamar sendiri, kenapa mau tidur dikamar Dai? Dai hanya ingin tidur dengan Ainosuke, pergilah Ni-chan! " usir Daiki.
" Yakk, kau mengusir Ni-chan? Yamada Daiki, ranjangmu itu sangat luas untuk menampung kita bertiga. Kau tidak masalah kan, Aino-kun? " Ino malah minta pendapat Ryosuke.
" Tentu saja tidak, Ni-chan! " jawab Ryosuke canggung.
" Nah kan, Ainosuke saja setuju! "
" Wakatta... wakatta... " Daiki menyerah dan membiarkan Ino menaiki tempat tidurnya disisi kiri Daiki sedangkan Ryosuke berada disisi kanan Daiki. Sehingga posisi Daiki ditengah diapit kedua cowok tampan.
Ino punya alasan kenapa dia ingin tidur di kamar adiknya. Dia ingin mencari tahu tentang Ryosuke. Dia merasakan sesuatu yang berbeda dari anak itu. Ryosuke memang pandai bersandiwara dan memalsukan identitasnya namun Ino tetap saja merasakan ada sesuatu yang berbeda dari nya.
Tak lama kemudian dengkuran halus pun terdengar dari Daiki dan Ryosuke, mereka tidur saling berpelukan. Ino yang sedari tadi menatap Ryosuke masih terus mencari tahu semua hal tentang pemuda itu.
" Seperti nya aku membutuhkan bantuannya, " batin Ino yang kemudian menyusul kedua nya terlelap kealam mimpi.
.........
Sore itu Ryosuke akhirnya pulang kerumahnya. Meskipun dia sangat senang berada dirumah Daiki karena setidaknya dia merasakan juga yang namanya kebebasan dan keluarga. Ryosuke mulai berandai-andai jika saja ayahnya baik dan ramah seperti ayah Daiki, tentu dia akan sangat menyayanginya dan tidak akan menjadi anak kurang ajar seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cain and Abel (End √)
FanficCover by@Eiravyanna Summary Jiwa pemberontak yang lahir karena hidup tidak pernah adil baginya. Tekanan dan aturan yang keras selalu menjerat hingga membuatnya kehilangan warna hidup yang sebenarnya. Namun disisi lain ada kenikmatan hidup yang berli...