Seiring tercapainya sebuah keinginan maka perjalanan pun usai dilakukan karena telah menemukan batas untuk persinggahan. Entah itu harus berakhir happy atau sad ending, yang jelas tiap perjuangan pasti ada akhir yang menentukan kehidupan kita kelak.
...........................................................
Suara seseorang mengalihkan perhatian mereka yang lansung saja menoleh kearah sumber suara yang ternyata adalah Matsujun, bawahan sekaligus tangan kanan Kazuya sendiri. Matsujun berjalan mendekati keluarga Nakajima dan Yamada. Matsujun terlihat begitu kacau saat ini, bahkan dia terlihat habis menangis. Entah apa yang sedang terjadi padanya tapi Kazuya menduga telah terjadi sesuatu yang buruk terhadap Yuri, putra tunggal Matsujun. Yuri yang saat itu ikut andil dalam penyelamatan Ryosuke dan Daiki hingga dia terluka parah.
" Apa maksud anda? " tanya Keito tidak mengerti.
" Anak saya, Matsumoto Yuri mendonorkan jantungnya untuk Yamada Daiki. Jantung putra saya itu memang sangat cocok dengan dengan Tuan Muda Daiki. Kita bisa melakukan operasi secepatnya untuk menolong Tuan Muda Daiki, sensei! " ujar Matsujun tegar.
" Nani? Maksudmu Yuri telah... "
" Ye, Tuan! Yuri telah pergi menemui ibunya. Hahh... sebelum dia pergi, dia sempat berpesan agar jantungnya diberikan pada Tuan Muda Daiki. Dia sudah melakukan pemeriksaan tes dan jantungnya sangat cocok untuk Tuan Muda Daiki. " Jun memotong ucapan Tuan besarnya. Ada kesedihan yang besar dalam nada bicaranya. Dia memang sangat terpukul dengan kepergian putra kesayangannya itu.
" Kalau begitu kami akan segera lakukan operasi secepatnya! " putus Keito akhirnya.
" Ye sensei! " jawab mereka bersamaan. Dan setelahnya Keito pergi dari sama untuk menyelesaikan segala sesuatunya. Sedangkan mereka semua segera berjalan menuju ruang operasi, meninggalkan Matsujun yang masih berdiam diri ditempatnya.
Setelah kepergian keluarga Nakajima dan Yamada, Jun mendudukan dirinya dikursi tunggu dengan wajah yang sangat lelah, bahkan tatapan matanya juga terlihat kosong. Pikirannya masih dipenuhi oleh sosok putra kesayangannya yang telah pergi jauh. Bahkan dirinya tidak sempat menemui Yuri menjelang ajal menjemputnya.
Flashback
Jun terus saja menggenggam erat jemari dingin sang putra yang masih setia memejamkan matanya. Senyum perlahan-lahan merekah dibibirnya ketika mata Yuri perlahan-lahan terbuka.
" Yu-chan, kau sudah sadar nak? Yokatta! Kau perlu apa sayang? Apa ada yang sakit? Perlu Otou-san panggil Okamoto Sensei? " tanya Jun bertubi-tubi. Ia senang karena akhirnya putranya membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cain and Abel (End √)
FanficCover by@Eiravyanna Summary Jiwa pemberontak yang lahir karena hidup tidak pernah adil baginya. Tekanan dan aturan yang keras selalu menjerat hingga membuatnya kehilangan warna hidup yang sebenarnya. Namun disisi lain ada kenikmatan hidup yang berli...