Pada malam hari ini, Ali dan Prilly menghabiskan waktu nya untuk berjalan-jalan di sekitar pantai di temani angin yang bertiupan sepoi-sepoi, Prilly merasa senang karena melihat acara nya berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikit pun, hal itu juga di rasakan oleh Ali dan keluarga besar nya.
"Sayang kita ke hotel yuk, udah malam ni, angin nya enggak baik buat kamu" Ajak Ali segera melingkarkan tangan nya pada pinggang prilly, dan Prilly hanya mengangguk lalu berjalan ke lobby hotel, apa yang di ucapkan oleh Ali ternyata benar, tubuh Prilly terasa dingin saat merasakan angin itu masuk ke dalam pori-pori kulit nya.
Sesampai nya di hotel, Ali dan Prilly langsung masuk ke dalam kamar nya, yang sudah di siapkan oleh semua orang, bibir Prilly tersenyum saat melihat kelopak bunga mawar menghiasi king size nya.
"Ini kamu yang bikin kayak gini" Gumam Prilly membalikkan tubuh nya dan tertawa pelan, Ali hanya mengangguk.
"Bukan sepenuh nya aku, ada bantuan dari Gissel" Cicit Ali pelan namun tak tanggung Prilly langsung mendekap tubuh kekar Ali dan memeluk nya dengan hangat, Ali sendiri langsung membalas pelukan istri nya dengan penuh sayang.
"Kamu emang orang yang tepat untuk aku, tetap jadi Ali yang aku kenal" Kepala Prilly mendongkak ke atas dan menatap mata lebam milik Ali.
"Kamu ngomong apa si? Aku tetap Ali yang kamu kenal, aku enggak bisa berubah kecuali kamu sendiri yang merubah nya" Tangan Ali bergerak mengusap lembut kepala Prilly lalu mengecup nya dengan lembut.
"Makasih sayang, kamu udah nuruti semua kemauan aku" Ucap Prilly merasa nyaman saat berada di dekapan sang suami.
"Udah kewajiban aku untuk bahagiakan kamu, itu udah jadi hak aku, karena bahagia kamu, bahagia aku juga" Karena masih merasa nyaman tidak ada satu pun dari mereka yang melepaskan pelukan hangat itu, terutama Prilly merasa senang karena bisa mendapatkan Ali kembali, orang yang selama ini dia impikan akhir nya bisa bersama juga.
"Kamu tau enggak? Hal apa yang enggak bisa aku lupakan? " Tanya Prilly yang masih setia melingkarkan tangan nya di punggung Ali.
"Apa? " Tanya Ali dengan senyum tipis nya.
"Iya itu, waktu kamu ucap ijab qabul, rasa nya wah ini beneran, ini bukan mimpi, ternyata kamu bukan janji manis aja, tapi kamu tepati janji itu" Prilly tertawa pelan saat merasakan pipi nya di apit oleh jemari Ali.
"Oh jadi itu aja? Enggak ada yang lain ni? " Tanya Ali memastikan dan sedikit mengerjai Prilly, sudah lama dia tidak menjahili istrinya, rasa nya rindu juga.
"Iya cuma itu, kalau kamu apa sayang? " Kini saat nya Prilly yang bertanya, namun Ali hanya memegangi dagu nya seolah-olah dia tengah berpikir.
"Apa yak" Ucap Ali menggerakkan telunjuk di dagu.
"Masa kamu enggak ada si? Banyak loh momen sama aku" Lihatlah wajah Prilly yang masam membuat Ali mencium nya gemas dan tanpa ada rasa ampun.
"Mesum" Teriak Prilly.
"Ko mesum? Kan sama suami sendiri" Ucap Ali tak mau kalah.
"Iya bilang dulu, nanti aku kasih" Pinta Prilly dengan penuh permohonan.
"Kasih apa? " Lihatlah Ali sedang menjahili istri nya dan gelak tawa nya pecah.
"Ali! Kebiasaan yak kamu, suka banget godain aku kayak gitu" Prilly merasa kesal karena Ali terus mengerjai dirinya, hingga akhirnya Prilly mengeluarkan jurus andalan nya, yaitu mencubit perut Ali dengan tanpa rasa ampun.
"Hahaha ampun sayang" Ucap Ali yang terus meringis.
"Enggak! Terus aja kamu godain aku! Sampai kamu puas! " Prilly menambah cubitan nya dengan keras, tidak peduli dengan rasa sakit yang Ali alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekuatan Cinta
FanfictionNobody knows whats gonna happen "Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi"