Story Part 07

155 19 5
                                    

Tiga bulan yang lalu, Ali dan Prilly sudah memutuskan tinggal di rumah baru nya, yang terletak di daerah Bintaro, rumah lima lantai itu sangat luas dan elegant. Dengan perpaduan warna chat dan grafity yang di desain khusus oleh arsitek atas suruhan kedua pasangan ini. Di dapatkan ruangan khusus untuk mereka bercanda gurau, bahkan ada ruangan musik serta tennis meja. Mereka dengan sengaja tinggal berdua tanpa bantuan dari kedua orang tua nya, dengan mempunyai alasan agar mandiri dan tidak bergantung terhadap orang tua nya. Ada beberapa asisten di setiap lantai rumah nya, dan bertugas untuk mengurus rumah, membantu Prilly agar tidak terlalu lelah.

Prilly sangat di sibukkan dengan kegiatan nya memasak, dia sengaja tidak minta bantuan kepada asisten nya itu agar dia bisa mengurus suami nya sendiri tanpa ikut campur tangan orang lain.

"Makanan udah siap" Prilly mengusap dahi nya setelah selesai menata makanan itu di atas meja, mata nya tak sengaja melihat jam, saat nya dia membangunkan Ali yang masih terlelap.

"Kakak mau kemana? " Tanya Gisell tak sengaja berpapasan dengan kakak ipar nya, Gisell sengaja menginap di rumah nya hanya ingin belajar dengan kakak ipar nya, mengingat Gisell yang menjadi mahasiswi di LSPR. Membuat tekad nya bulat untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

"Mau bangunin abang, Gisell tunggu aja di ruang makan, oh iya Alwiyah udah bangun belum? " Prilly hampir melupakan adik ipar nya, Alwiyah merupakan adik dari Ali yang sengaja menginap di rumah nya, gadis kecil itu sudah sangat lengket dengan dirinya.

Tak lama anak perempuan itu keluar, dengan rambut nya yang di kuncir menambah aura kecantikan nya semakin bertambah.

"Gisell sama Yayah duluan aja ke ruang makan, nanti kakak sama abang nyusul" Ujar Prilly mencubit gemas pipi Alwiyah

Prilly melangkahkan kaki untuk menaiki anak tangga nya satu persatu, kamar yang di tempati oleh dirinya bersama Ali terdapat di lantai dua, ruangan itu khusus untuk nya.

Saat menggeser kedua pintu besar itu, kedua mata Prilly melihat dimana Ali terlelap di bawah bed cover, dengan perlahan Prilly duduk di tepian kasur dan memperhatikan wajah laki-laki di hadapan nya.

"Sayang bangun" Jemarinya menepuk pipi chubby Ali namun Ali sama sekali tidak terusik "bangun" Ucap nya lembut, Prilly mengelus pipi Ali dan menepuk-nepuk pipi chubby tersebut, semenjak tiga bulan belakangan ini, berat badan Ali semakin naik, perut nya sedikit buncit dengan kedua pipi nya yang chubby. Prilly hanya tersenyum saat merasakan tubuh Ali semakin berisi, artinya dia bisa membahagiakan suami nya itu dengan caranya sendiri.

Bukannya bangun, Ali malah menarik lengan prilly dan memeluknya dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Bangun " Prilly memiringkan tubuh nya di samping Ali dan melihat jelas wajah Ali yang benar-benar mengantuk.

Kepala Ali menyelusup ke bawah bantal, dan menutupi seluruh tubuh nya namun kepala itu kembali menyembul bertatapan langsung dengan istri cantiknya.

"Apa? " Sahut Ali dengan kedua matanya yang menyipit. Prilly mengusap kelopak mata Ali dan mengecup pipi chubby itu dengan lembut.

"Kok malah apa si? Bangun, cuci muka, terus makan!, kamu semalam enggak makan langsung tidur" Prilly menggeram kesal atas suami nya yang menyepelekan kesehatan tubuh nya sendiri.

" Udah pagi yak, makan duluan aja, aku masih ngantuk" Ucap Ali parau, kepalanya langsung menyelusup ke bawah bantal.

"Makan dulu, nanti lanjut tidur lagi" Pinta Prilly dengan sabar.

Tak ada jawaban dari Ali membuat Prilly menghela nafas nya kasar, merasa heran karena Ali tak kunjung bangun, apakah Ali se mengantuk itu?

"Sayang" Prilly ikut ber tengkurap di samping tubuh Ali, lengan nya melingkar di tengkuk pria itu.
Ali membalasnya hanya berdehem, tubuh nya tidak terusik sedikitpun.

Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang