Story Part 08

146 21 2
                                    

Entah mengapa dua hari belakangan ini, Prilly menginginkan jalan-jalan ke pantai, dia rindu suasana pantai di pulau dewata, saat pagi hari, cuacanya yang sejuk dan cocok untuk berjemur, sebut saja dia sunrise.siang hari saat matahari sedang terik dan bisa membuat kulit siapa saja akan sedikit gelap, dan sore hari menyaksikan sunset di sisi pantai. Oh Prilly sangat merindukan moment di pantai, di tambah dengan meminum kelapa muda sambil melihat pemandangan laut yang begitu indah.

"Sayang" Lihatlah Prilly saat ini tengah merengek kepada suami nya, bahkan kedua matanya memerah.

"Apa" Sahut Ali tanpa memperdulikan istri nya, dia masih sibuk dengan laptop di pangkuan nya.

"Hiks kamu jahat" Prilly langsung memalingkan wajah nya, dia merasa kesal dengan Ali karena Ali tidak merespon nya dengan baik. Ali yang mendengar penuturan kata, terlonjak kaget, ada apa dengan istri nya ini? Mengapa menjadi sedih seperti ini. Ali sedikit paham, lalu memindahkan laptop dan meletakkan nya di atas meja.

"Ada apa? Kok nangis? " Tanya Ali gusar, menggeser tubuh nya sedikit agar bisa berdekatan dengan sang istri.

"Sebal sama kamu, kamu enggak dengerin aku ngomong" Prilly tetap merajuk, bahkan saat di peluk pun dia tanya diam, tidak membalas nya sama sekali.

"Iya sayang maaf, sekarang coba ngomong lagi, aku bakal dengerin" Ujar Ali yang masih di belakangi oleh Prilly.

"Aku mau ke pantai" Ucap Prilly datar, tidak ada intonasi berbicara.

"Apa? Apa? Aku enggak dengar" Goda Ali mendekatkan telinga nya pada pipi chubby Prilly.

"Tuh kan, kamu enggak dengerin aku ngomong, males ah! Enggak mau ngomong sama kamu" Godaan Ali membuat Prilly semakin merajuk, bahkan tangan Prilly saat itu berlipat di dada.

"Sini dong, kalau ngomong ngadep sini dulu" Perintah Ali, saat itu juga Prilly langsung membalikkan badan nya dan berhadapan dengan Ali dengan jarak yang tidak terkikis.

"Aku" Prilly dengan sengaja menjeda ucapan nya, membuat Ali semakin penasaran.

"Iya "

"Mau ke pantai" Ucap Prilly tanpa menjeda ucapan nya, membuat Ali terpelongo.

"Ke pantai" Ali masih tidak percaya dengan keinginan istrinya itu.

"Iya, kita ke pantai sayang, udah lama juga kan kita enggak ke pantai" Rayu Prilly bergelayut manja di lengan Ali, membuat pria itu ingin menepuk dahi nya, apa? Prilly bilang, udah lama enggak ke pantai, kemarin dua hari mereka kemana? Ke ragunan.

"Tumben banget ngajak ke pantai? Gimana kalau pantai Ancol? Mau" Tawar Ali dengan wajah tanpa dosa.

"Kita ke Bali! Sekarang! " Prilly kembali merengek, dia tidak mau Ali menolak.

"Atur jadwal dulu yang, kamu pikir Bali dekat? Kita ke Ancol aja yak, nanti kalau udah dapat cuti baru ke Bali" Bujuk Ali menyenderkan kepala Prilly dan mengusap nya lembut, sesekali dia menciumnya.

"Aku enggak mau ke Ancol, aku mau nya ke Bali" Jika Prilly sudah merengek seperti ini Ali bisa apa? Dia hanya bisa diam sambil merasakan telinga nya yang berdengung.

"Kamu kan tau sendiri, kalau aku enggak bisa izin gitu aja, besok aku minta izin, habis itu kita ke Bali, gimana? " Usulan Ali tetap saja di balas gelengan kepala oleh Prilly, membuat dia harus semakin sabar menghadapi sifat Prilly sekarang.

"Jadi kamu enggak mau ke Bali? " Prilly mendongakkan kepala nya, kedua mata hazel nya menatap manik mata hitam legam milik Ali.

"Bukan enggak mau, aku harus minta izin dulu sama produser nya, kalau udah dapat izin kita langsung ke Bali" Ali berharap Prilly akan luluh dan tidak memaksa untuk ke Bali.

Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang