Ali mengusap wajah nya gusar, baru saja dia mimpi buruk mengenai kondisi Prilly, Ali tidak bisa membayangkan jika mimpi nya itu menjadi kenyataan pasti pertahanan nya akan runtuh seketika. Di raih nya smartphone dan melihat jam yang tertera di dalam layar nya jam 2 sore, tangan nya terulur untuk mengusap wajah Prilly, wajah yang selama ini menjadi candu untuk Ali sendiri. Bibir nya mengukir sebuah senyuman tulus di saat kedua mata Ali melihat Prilly tertidur pulas dengan wajah nya yang polos seperti bayi.
"Eungh" Prilly mengerang saat tubuh nya hendak mengubah posisi tidur yang meringkuk di bawah selimut tebal.
"Sayang kenapa? " Tanya Ali sedikit terkejut, Ali yang hendak beranjak pun kembali berbaring di samping Prilly dengan tangan yang menyampir ke pinggang Prilly.
"Keram perut nya" Balas Prilly dengan kedua mata nya masih terpejam.
Ali menurunkan tangan nya, dia juga tidak lupa menyibak kan selimut yang membalut tubuh Prilly, dan menaikan baju Prilly ke atas untuk mengusap perut nya yang terasa keram itu. Terpampang lah perut Prilly yang buncit, dengan berkulit putih dan tampak mulus.
"Elus-elus perut nya sayang" Prilly merengek saat merasakan tangan Ali berhenti mengelus perut nya, rasa keram nya sedikit berkurang dan membuat Prilly kembali melanjutkan tidur nya kembali.
"Yang" Panggil Ali yang memilih ber tengkurap di samping Prilly, menatap wajah Prilly yang asik tertidur.
"Hem" Hanya sebuah deheman pelan yang Prilly respon, rasa kantuk nya benar-benar mengganggu di antara kedua mata indah nya.
"Bangun, udah sore" Ali mendekatkan wajah nya, ibu jari nya bergerak untuk mengusap pangkal hidung Prilly dan mencium wajah Prilly secara perlahan agar istri tercinta nya tidak merajuk.
"Aku ngantuk" Prilly yang merasa di ganggu, dia kembali merengek dan melanjutkan tidur nya kembali.
"Aku mau ke caffe boleh? " Ali berbicara pelan takut Prilly tidak mengizinkan nya, bisa-bisa Ali yang menjadi sasaran kemarahan nya. Tau sendiri kan jika Prilly marah akan seperti apa jadi nya.
"Mau apa ke caffe? " Mata Prilly yang awal nya terpejam kini terbuka sempurna saat mendengar perkataan Ali, meskipun suara nya terdengar begitu sangat samar.
"Ada jadwal drummer, kan sekarang hari Jum'at" Balas Ali santai.
"Ikut yak, aku udah lama enggak ikut nge drummer sama kamu" Prilly ikut memiringkan tubuh nya dengan kedua kaki yang melingkar mesra di atas punggung Ali.
"Cium dulu" Ali menunjuk pipi nya yang semakin chubby, entah mengapa dirinya ikut sama dengan Prilly. Yaitu sama-sama mempunyai pipi yang chubby.
"Ih mau nya" Prilly melingkarkan tangan nya pada pundak Ali, melihat wajah tampan Ali secara dekat dan saat itu juga Prilly langsung mencium pipi Ali dengan cepat.
"Satu lagi belum" Ini lah Ali suka memanfaatkan situasi dan kondisi, membuat Prilly melongo tak percaya atas pemerintaan dari suami nya.
"Kok nambah" Prilly langsung meraup wajah Ali pelan, saat itu juga dia mencium pipi kiri Ali dan terakhir kecupan itu mendarat di bibir tipis Ali dengan sekilas.
"Udah itu bonus nya" Prilly tertawa dengan mata nya yang menyipit, bisa-bisa nya dia mencium bibir Ali. Pipi nya langsung merona merah saat menyadari aksi nya yang brutal dan sedikit aneh.
Prilly bangun dari tidur nya, dengan kaki yang melangkah ke kamar mandi, ritual apa yang di lakukan Prilly sampai Ali pun tidak mengetahui nya.
Ali yang hendak beranjak tak jadi, karena melihat Prilly yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan tangan memegangi perut bawah nya. Ali yang melihat itu segera menghampiri Prilly dan menuntun nya untuk duduk kembali di atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekuatan Cinta
Fiksi PenggemarNobody knows whats gonna happen "Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi"