Waktu semakin sore dan adzan maghrib akan berkumandang beberapa menit lagi, sambil menunggu adzan Prilly terlebih dahulu mengambil air wudhu dan akan memutuskan untuk melaksanakan sholat di dalam kamar nya. Rasa malas mulai melekat pada dirinya sehingga dia lebih memilih berdiam di kamar dengan smartphone yang menjadi hiburan nya saat ini.
Memilih memakai mukena dan akan segera menunaikan kewajiban nya.
"Kakak aku boleh masuk enggak?" Teriak seorang perempuan di luar pintu dengan kesopanan nya perempuan itu mengetuk pintu kamar Prilly sebelum dirinya masuk.
"Masuk, pintu nya enggak di kunci" perintah Prilly yang memilih menyandarkan tubuh nya di handbord ranjang.
Perempuan yang mengetuk pintu kamar nya adalah Gisell, Gisell menghampiri Prilly dan duduk di dekat kaki nya. Melihat Prilly yang masih mengenakan mukena.
"Kakak enggak ke bawah?" Tanya Gisell penasaran mengapa Prilly tidak keluar kamar, apakah kakak ipar nya itu baik-baik saja atau merasa kurang baik.
"Enggak, kenapa emang nya? Ada sesuatu di bawah?" Prilly berbalik tanya merasa aneh dengan aroma kamar nya. Prilly mengendus badan nya sendiri saat merasakan aroma yang kurang menyenangkan.
"Kenapa kak?" Tanya Gisell melihat Prilly yang asik mengendus sesuatu.
"Cell maaf yak, kamu pakai parfume apa? Ko bau nya gini si" aroma parfume itu membuat perut Prilly bergejolak.
"Aku pakai parfume yang kayak biasa kak, kakak tau sendiri kan parfume aku gimana?" Merasa aneh Gisell ikut mengendus ketek nya apakah badan Gisell tercium bau namun Gisell tidak menemukan bau di sekitar tubuh nya.
Prilly langsung menutup hidung nya, dia tidak sanggup menghirup aroma yang membuat perut nya bergejolak mual, bahkan Prilly menghimpit hidung nya dengan kedua jari.
"Kak Ii baik-baik aja kan" melihat gelagat Prilly sedikit aneh membuat Gisell tampak khawatir.
"Huwek" Prilly menutup mulut, rasa mual di perut nya kembali bergejolak.
"Kak Ii kenapa kak?" Gisel yang merasa khawatir pun lantas memegang bahu Prilly namun Prilly beringsut kebelakang, lagi-lagi rasa mual nya kembali mendera.
"Huwek" tangan Prilly tetap setia menutup mulut dan hidung nya kuat-kuat.
"Kak kenapa?" Tanya Gisell kembali dia semakin penasaran dengan sifat kakak ipar nya yang sedikit berubah.
"Kamu udah mandi?" Saat di lontarkan pertanyaan seperti itu kepala Gisell mengangguk antusias.
"Apa aku bau kak?" Gisell yang penasaran pun ikut mengendus tubuh nya kembali bahkan saat ini ketiak nya yang ia cium sendiri.
"Bau nya aneh" Prilly menutup mulut dan hidung nya dengan mukena, rasa mual yang kembali datang membuat Prilly beranjak ke kamar mandi.
Kedua mata Gisell melihat sosok kakak ipar nya yang ke kamar mandi, di dalam sana Prilly terdengar mengeluarkan sesuatu di perut nya, dia tidak mau membuat suasana riuh. Maka dari itu Gisell memutuskan untuk keluar kamar.
Gisell langsung menuruni anak tangga dan menemui Siti dan Santi di lantai bawah yang tengah asik mengobrol.
"Kak Siti coba kak Siti cium badan aku, apa aku bau?" Pertanyaan Gisell membuat Siti menautkan alisnya.
"Kenapa emang nya?" Tanya Santi ikut berbicara.
"Kak Prilly mual gara-gara parfume aku, apa aku sebau itu kak" Siti dan Santi langsung tertawa saat mendengar perkataan Gisell yang membuat perut nya sakit.
"Enggak lah Cell, kamu kan baru aja habis mandi" timpal Siti tersenyum tipis.
"Tapi kata kak Prilly badan aku bau kak" karena tidak percaya Gisell kembali mengendus ketiaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekuatan Cinta
FanfictionNobody knows whats gonna happen "Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi"