Story Part 06

176 17 0
                                    

Perempuan yang baru saja mempunyai marga nyonya syarief itu masih tertidur pulas di bawah selimut tebal, dengan di temani suami tercinta nya, namun salah satu di antara mereka ada yang terusik siapa lagi jika bukan Prilly, Prilly terbangun karena merasakan sebuah tangan kekar yang melingkar indah di perut nya, bibir tipis Prilly tersenyum, tak bisa dia bayangkan aktivitas apa yang di lakukan nya bersama Ali, hal itu justru membuat nya tersenyum geli, di tambah dengan dirinya berada di dekapan sang suami.

"Tuhan, dia laki-laki yang tepat untuk ku, restui langkah kaki kami, dan buatlah dia bahagia bersama ku" Tanpa sadar Prilly tersenyum saat melihat Ali masih terlelap dengan wajah nya yang polos seperti bayi, namun ketampanan nya tidak berkurang sedikit pun, Prilly berinisiatif membangun kan Ali, lalu tangan nya bergerak dan mengusap lembut bulu mata lentik dan alis tebal nya.

"Aku kalau punya anak, bulu mata nya harus seperti kamu" Tanpa sadar Prilly berucap seperti itu dan membuat Ali terusik dari tidur lelap nya.

"Cie! Udah mikirin anak aja, baru juga semalam usaha nya" Prilly langsung gelagapan, dia pikir Ali tidak bisa mendengar ucapan nya, ternyata dugaan Prilly salah.

"Kamu udah bangun? Ish nyebelin, jadi malu kan aku" Pipi Prilly merah merona dan langsung menutupi setengah wajah nya.

Ali langsung memeluk tubuh istri nya dan menidurkan kepala Prilly di dada bidang nya, Ali mengerti pasti saat ini Prilly merasakan blushing pada area pipi nya yang chubby.

"Enggak usah malu gitu deh, kamu sekarang harus udah terbiasa dengan keadaan seperti ini sayang" Prilly Merasa nyaman saat Ali mengelus rambut nya, sehingga kedua mata nya terpejam sejenak.

"Salah kamu juga, kenapa enggak langsung bangun, udah tau istri gampang blushing, malah di godain terus" Ali tertawa saat Prilly merajuk dan membuat nya tambah gemas.

"Kasian istri aku lagi blushing" Ali langsung memeluk tubuh Prilly dan membawa ke dalam dekapan nya.

"Bau acem" Ejek Prilly dengan cara nya mengapit hidung lalu menatap wajah tampan Ali dan tertawa saat kedua mata nya bertemu.

"Bau acem-bau acem, tapi suka nya nyiumin ketek aku" Celetuk Ali langsung mengapit kepala Prilly di bawah ketiak nya.

"Enggak papa dong, dari pada nyiumin ketek orang, emang boleh gitu" Bukan kesal melainkan Prilly senang saat di apit oleh lengan sang suami.

"No! Itu kesalahan besar sayang" Tolak Ali secara kasar membuat Prilly tersenyum penuh kemenangan.

Saat mereka sedang bercanda gurau, ada suara ketukan pintu yang sumber nya berasal dari luar, untung Prilly memakai kimono jadi tak perlu takut lagi untuk menerima orang yang bertamu ke kamar nya.

"Siapa si? Ganggu aja" Umpat Ali kesal

"Enggak boleh gitu sayang, aku bukain pintu dulu, siapa tau penting" Prilly langsung beranjak dan siap memutar knop pintu.

"Buset dah, jam segini baru pada bangun! Yang lain udah pada sarapan coy" Kaia langsung menyelonong masuk ke dalam di ikuti dengan Baja dan Gissel, bahkan Raja juga ikut bergabung di pagi ini.

"Berisik woy! Ganggu aja! " Merasa risih dengan teriakan kaia, membuat Ali menutup kedua telinga nya.

"Bro bangun bro! Udah jam berapa ini? Astaghfirullah Ali! Mentang-mentang habis buka segel yak, jam segini masih ngebo! " Suara kaia melebihi dari suara sang istri, Prilly hanya tertawa saat melihat adik kakak yang sedang berantem.

"Udah bangun kai,cuma tadi kita ketiduran lagi" Ucap Prilly agar tidak di curigai oleh semua orang, bisa-bisa pipi nya kembali merona.

"Wait! Kayak nya ini ada yang enggak beres ni? Ini guling kenapa bisa ada di bawah gini? Lo ngapain bro? kamar udah kayak kapal pecah" Baja mengambil guling nya lalu melemparkan pada Ali secara kasar

Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang