Di siang hari cuaca begitu panas, matahari yang bersinar cerah dengan terik nya yang membuat semua orang merasakan panas di kulit. Bahkan kulit akan terasa gelap jika terpapar sinar matahari secara langsung, Prilly dan asisten pribadinya memilih untuk berdiam diri di dalam rumah. Dan di temani oleh Ali yang kebetulan sedang tidak ada kegiatan, membuat kemanjaan Prilly semakin meningkat.
Prilly tengah berbaring dengan kedua mata yang menuju kepada sosok pria di depan nya, sedangkan yang di pantau nya terlihat biasa biasa saja bahkan Ali sendiri sedang memainkan laptop nya sendiri entah apa yang Ali kerjakan sehingga sangat fokus melihat layar teknologi itu."Kamu mau makan enggak? Dari pagi loh belum makan sama sekali" Ali memindahkan laptop nya, dia beralih pada istrinya yang terbaring, di lihat nya Prilly begitu lemas apalagi kondisi nya yang sedang mengalami morning sickness.
"Mual banget sayang" Keluh Prilly mengusap perut nya yang datar.
"Makan dulu, paksa sedikit" Ali mengelus puncak kepala Prilly dengan penuh kasih sayang.
"Tapi mual" Prilly menutup mulut nya dengan selimut, rasa mual yang tak kunjung hilang membuat dirinya kehilangan nafsu makan.
"Makan yak, aku suapin" Mencium kepala Prilly lembut sebelum dia beranjak ke luar kamar.
Ali melangkahkan kaki nya ke dapur untuk mengambilkan makan, di meja terdapat sayur bayam yang di buat oleh pembantu rumah nya. Tidak butuh waktu lama Ali langsung kembali ke kamar dengan membawa sepiring nasi dan air putih,
Ali duduk di samping Prilly, tidak lama Prilly bangun dan menyandarkan punggung nya di head board ranjang."Huwek" Prilly menutup mulut nya kembali, melihat sayur bayam bening itu membuat perut nya semakin mual.
"Ayo buka mulut nya" Perintah Ali yang sudah siap dengan sesendok nasi dan mengarahkan nya ke mulut istri tercinta.
"Enggak mau, mual banget sayang" Tolak Prilly halus, sebenarnya perut Prilly merasa lapar namun karena masa mual nya yang kunjung hilang membuat Prilly malas untuk makan.
"Coba dulu" Ali tetap setia memegang sendok yang masih di udara berharap Prilly akan memakan nya.
"Enggak mau! Aku lagi mual" Prilly mendorong lengan Ali, agar sendok itu menjauh dari mulut nya.
"Sedikit aja enggak papa, yang penting kamu makan" Di sini Ali mencoba untuk bersabar dalam menghadapi istrinya yang tengah berbadan dua.
"Tapi aku mual, nanti kalau mual nya udah agak mendingan baru aku makan" Ucap Prilly berharap Ali tidak memaksa dirinya makan.
"Enggak! Kamu itu punya asam lambung, jangan sampai telat makan" Mengingat Prilly mempunyai riwayat lambung Ali semakin khawatir atas kesehatan istrinya.
"Huwek, tuh kan kamu enggak percaya! Aku lagi mual banget" Prilly yang kembali merasakan mual bergejolak hebat di dalam perut nya.
"Satu suap sayang, supaya perut kamu kealas sama nasi" Akhirnya Prilly luluh, dia membuka mulut nya dan menerima suapan yang di berikan oleh Ali, rasa nya tawar seperti minum air putih. Sebisa mungkin Prilly mengunyah meskipun rasa mual masih terasa di dalam perut. Melihat ekspresi Prilly mengunyah nasi dengan sedikit paksaan membuat Ali tersenyum semoga saja nasi itu tidak di muntah kan.
"Huwek" Prilly mendorong tubuh Ali, dia segera ke kamar mandi untuk memuntahkan nasi di dalam mulut nya, satu siap nasi berhasil mendarat di wastafel selebihnya Prilly kembali memuntahkan cairan lendir.
"Huwek" Mendengar Prilly mengalami mual, Ali langsung ke kamar mandi memastikan kondisi istrinya saat ini, di lihat dari pintu prilly memuntahkan cairan bening, rasa nya tak tega melihat Prilly dengan kondisi nya saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekuatan Cinta
FanfictionNobody knows whats gonna happen "Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi"