ARZEV 09

3.5K 376 40
                                    

HAPPY  READING

————●●〇〇●●————







〇●〇

"Akhh, sa-kit ku mo-hon le-pas-kan a-aku," lirihnya tak kuasa menahan rasa sakitnya.

"Oh, tidak semudah itu," ucapnya menyerangai.

Orang itu mengambil palu lalu memukul semua jari tangan hingga kuat.

"Arghhhh,"

"Terus-teruskan merintih kesakitan," ucapnya diakhiri dengan tawa bahagia melihat korbannya merintih kesakitan.

"Juga harus dipotong bukan?" ucapnya memotong kedua daun telinga korban.

"Arghhh, sak-it hiks,"

Tanpa  memperdulikan korbannya orang itu lalu mengambil cambuk.

Cats

Cats

Cats

Cats

Cats

"Hiks sakit tolong lepaskan hiks,"

"Wow! Masih bertahan rupanya," ucapnya menyerangai tipis.

Jleb

Tusukan itu tepat pada jantung hingga membuat korban itu langsung meninggal.

Orang itu kembali menusuk mata kedua mata korban. Bau amis menyengat di ruangan itu, darah berceceran dilantai banyak.

Setelah puas melakukan hal yang menurutnya menyenangkan, orang itu pergi meninggalkan ruangan.

——●●〇〇●●——


Pagi yang cerah ini Zee berdiri di depan cermin lengkap dengan seragam sekolahnya.

Serasa sudah lengkap Zee berjalan keluar dari kamar menuruni anak tangga.

Terlihat sudah ada beberapa makanan  yang sudah tersaji. Jika kalian bertanya siapa yang menyiapkannya, maka jawabannya adalah bi Ratna pembantu baru oleh Arthur.

Ngomong-ngomong tentang Arthur, Zee tak melihatnya selepas pulang dari supermarket. Entahlah

"Bi,  liat Arthur nggak?" tanya Zee.

"Nggak, non dari tadi bibi belum liat Tuan Arthur," jawab Bi Ratna dibalas anggukan oleh Zee.

Tanpa menunggu Arthur, Zee sarapan terlebih dahulu dengan hidmat. Setelah selesai Zee berpamitan kepada bi Ratna.

"Kira-kira ada drama apa lagi hari ini?" guman lirih Zee sambil mengendari mobil lamborgini nya.

Tak membutuhkan waktu beberapa lama akhirnya mobil yang dikendarai oleh Zee sudah sampai di area parkiran. Tapi, tunggu

Ada sesuatu  yang menarik perhatian Zee, yang pasti santapan menarik.

"Apa yang lo lakuan sama Feli? Sharen!" bentak Bara menatap tajam Sharen.

"Gue nggak ngapain-ngapain dia aja yang sok cari perhatian," sinis Sharen menatap Feli yang berada dipelukan Bara.

"Alah! Nggak usah bohong, deh!," ucap Vano manatap Sharen remeh.

"Buat apa gue harus bohong? Lagian nggak ada gunanya juga buat gue kan?," ucap Sharen menatap inti Galaksi.

"Ck, perempuan murahan kaya lo mana ada yang mau jujur dasar jalang murahan!" sinis Bara melontarkan kata-kata pedas.

 FIGURAN ARZEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang