ARZEV 05

4.2K 441 68
                                    

Hai cerita Arzev up lagi, nih

Gimana kabar kalian? Semoga tetap sehat terus, ya❤

Sebelum membaca alangkah baiknya vote terlebih dahulu, ya


      HAPPY  READING
————●●〇〇●●————

Malam ini langit penuh dengan ribuan bintang berkelap-kelip. Membuat siapa saja yang melihatnya akan terbuai olehnya. Ahh, sungguh pemandangan yang sangat indah.

"Alur novel sudah berjalan, bahkan perjodohan itu pun tetap terjadi, tapi gue akan merubah takdir tragis menyedihkan itu. Dan membuat dia selalu ada di pihak gue, ah tepatnya membuat dia selalu bergantung padaku." Orang itu menyerangai lalu memejamkan matanya menikmati hembusan angin malam.

FLASHBACK ON

Malam ini keluarga besar Abraham tengah berkumpul di ruang keluarga, termasuk Opa dan Oma. Mereka sedang melepas rindu satu sama lain dan saling bertukar cerita. Jangan lupakan Dia yang selalu ada di mana.

"Gimana kabar kalian semua?" tanya Opa pada cucu-cucunya.

"Baik, Opa," jawab mereka serempak.

"Sharen, kamu nggak buat ulahkan?" tanya Papa Felix menatap sang putri yang tengah tiduran di paha Kakaknya Zee.

"Nggak, Pah," jawab Sharen menatap Papanya.

"Papah, kemarin Feli dapat nilai seratus lagi, loh," ucap Feli bergelanjut manja di lengan Papah Felix.

"Bagus Papah bangga sama kamu." Papah Felix mengelus kepala Feli.

Sebagian dari mereka yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas, sungguh drama yang membosan, terkecuali mereka yang buta dan bangga terhadap anak pungut itu.

Sharen? Dia manatap miris adegan di depan matanya. Papahnya selama ini tak bersikap lembut lagi setelah datangnya Feli si anak pungut.

"Zee nanti kamu ke ruangan kerja, Daddy ada hal penting yang mau diomongin sama Opa dan Oma," ucap Daddy

Zee menganggukkan kepalanya menatap Papahnya sekilas lalu mengelus kembali kepala Kelvan dan Sharen.

Beberapa menit berlalu, sekarang ini Zee sudah berada di ruang kerja milik Daddy Frans.

Suasana kini menjadi hening, hingga suara Opa terdengar memecahkan keheningan.

"Zee sekarang ini kamu umur berapa?" tanya Opa serius menatap Zee.

"Tiga minggu lagi genap tujuh belas tahun, Opa,"

"Emang kenapa?" sambung Zee.

"Kami berencana untuk menjodohkan kamu dengan cucu teman Kakek," jawab Oma.

Zee terkejut, namun kembali menormalkan mimik wajahnya kembali.

"Lalu?"

"Perjodohan ini, karena wasiat temen Kakek, dulu kita berencana untuk menjodohkan cucu kami, tapi sebelum itu terwujud temen Kakek terlebih dahulu dipanggil oleh Tuhan,"

Zee menghela napas ternyata benar perjodohan itu akan tetap terjadi. "Kenapa harus aku masih ada Sharen,"

"Sharen masih muda lagian temen Kakek lebih milih kamu daripada Sharen. Waktu kecil  Kakek memberikan foto kamu dan Sharen ke temen Kakek, saat melihat foto kamu temen Kakek langsung setuju menikahkan kamu dengan cucunya," jelas Opa.

 FIGURAN ARZEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang