Info :
Bahasa baku = Bahasa korea
Bahasa tidak baku = bahasa indonesiaContoh :
"Tidak boleh," -> Korea
"Gak boleh," -> Indonesia•••••
Pintu utama terbuka lebar. Jimin berjalan memasuki rumah dengan langkah lebar. Ia menuju kolam renang saat Bella tidak ada dikamar.
Decihan terdengar lantang dari mulut Jimin. Ia menggulung lengan bajunya. Ia khawatir, dari pagi ia mengkhawatirkan keadaan Bella setelah bersikeras meminum fanta.
Saat Jimin memijat pangkal hidungnya pusing karena tidak makan dari siang, sebuah tangan melingkar diperutnya. Bella memeluknya dari belakang.
"Niatnya aku tadi ingin berpura-pura marah padamu.. Namun, ternyata aku tidak bisa!" ujar Bella tersenyum lebar.
Jimin membalikan badan. Ia memegang erat kedua bahu Bella dan menatap wanita itu dalam. "Kali ini kamu kelewatan, sayang.."
"Kelewatan?"
"Fanta,"
Bella terkekeh. "Aku tidak apa-apa, jim.. Aku baik-baik saja! Bahkan setelah meminum itu aku jadi banyak makan.. Sepertinya berat tubuhku akan meningkat,"
"Dari pagi hingga tadi aku tidak bisa lepas memikirkanmu.. Aku takut sesuatu terjadi padamu dan Jimin junior.."
"Maaf,"
Jimin merengkuh tubuh Bella dengan erat. "Kamu sudah makan?" tanya Bella.
"Belum,"
"Dari siang?"
"Hm,"
"Apakah uangmu sudah habis? Sampai-sampai tidak membeli makan? Dasar!"
Jimin mencolek dagu Bella. "Kamu akan meninggalkanku jika uangku habis?"
Mata Bella memicing tajam. "Memangnya aku perempuan haus harta?!"
Tawa Jimin pecah. "Bercanda sayang.."
"Ya sudah ayo makan.. Aku tadi belajar memasak dengan bibi.."
"Benarkah?" tanya Jimin serius.
Bella mengangguk. "Aku memasak makanan spesial untukmu!"
Jimin terdiam sejenak. "Tapi untuk saat ini bukan itu yang aku inginkan,"
"lalu?"
Jimin dengan jail menunjuk bibir Bella sembari mengerucutkan bibirnya. Bella yang paham akan kode itu pun langsung mengalungkan tangannya dileher Jimin dengan manja.
Cup!
Jimin melumat bibir Bella dengan lembut. Ia sedikit menekah tengkuk Bella guna memperdalam ciumannya.
Namun, Jimin juga menahan tubuh Bella dengan kuat. Takut ia khilaf dan malah membahayakan Jimin junior didalam sana. Jimin tentunya akan menjaga dengan ketat untuk calon anaknya.
"Manis," ujar Jimin setelah selesai dengan keinginannya. Ia mengelap ujung bibir Bella dengan jari telunjuk.
"Jim,"
"Hm?"
"Aku ingin pulang ke Indonesia sebentar,"
"Kapan?"
Bella menggeleng. "Jujur aku belum memikirkan kapannya.. Tapi aku sudah ada niat untuk pulang sebentar,"
Jimin mengangguk. "Boleh, asal ada aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jimin's Memories
Fanfiction❝Jika ini mimpi, aku akan berusaha untuk bangun lebih cepat❞