Info :
Bahasa baku = Bahasa korea
Bahasa tidak baku = bahasa indonesiaContoh :
"Tidak boleh," -> Korea
"Gak boleh," -> Indonesia•••••
Jimin duduk disisi ranjang. Matanya terus tertuju pada Bella yang terlelap. Rasa bersalahnya seketika mencuat saat mengingat bagaimana tadi ia memarahi wanita ini karena pergi tanpa seizinnya.
Jari jemari Jimin menyentuh permukaan wajah Bella yang dalam. Ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah Bella.
Jimin tersenyum. Jari telunjuknya menyentuh bibir tipis Bella. Lalu menciumnya singkat. "Aku hanya khawatir dengan keadaan janin dan dirimu, sayang.."
Tring!
Jimin menghela napas lalu berjalan ke balkon kamar untuk mengangkat panggilan telefon dari adiknya. Jihyun.
"Hyung.."
"Hm?"
"Mianhae hyung.. Aku tidak bisa tidur karena memikirkan masalah tadi sore.."
"Sudah jam 23.03.. Aku mengantuk,"
"Aih hyung.. Jamkkanman!"
"Lalu kau mau aku harus bagaimana?"
"Maafkan aku hyung.."
"Semudah itu?"
"Ya sudah marahi saja aku hyung,"
"Buang-buang waktu dan tenaga.."
"Aih hyung! Biarkan aku tidur nyenyak.. Jebal hyung!"
Pip!
Jimin mengeluarkan sebatang rokok setelah mengakhiri panggilan Jihyun. Ia menyesap lalu mengeluarkan kebulan asap dari mulutnya sembari menikmati gelapnya malam ini.
Brak!
Jimin langsung menoleh saat terdengar suara dari dalam kamar. Tatapan Jimin jatuh pada ponsel Bella dilantai. Terlihat juga posisi tidur Bella yang berbeda dari sebelumnya.
Jimin memungut ponsel tersebut dan ditaruhnya diatas meja. Ia menaiki ranjang dan menyelami selimut yang dipakai Bella. Tangan Jimin memindahkan kepala Bella agar menyandar pada dadanya.
"Terbangun karena suaraku?" tanya Jimin sudah tahu kalau Bella tadi terbangun dan pura-pura tidur saat Jimin masuk kedalam kamar.
"Tidak,"
"Haus?"
Bella mengangguk ragu membuat Jimin memberikan jatah minum digelasnya pada Bella. "Minum saja.."
"Terima kasih."
"Masih takut padaku?" tanya Jimin mengelus rambut panjang Bella.
"Sedikit,"
"Aku marah karena khawatir dengan keadaanmu, sayang.. Aku tidak ingin disaat sesuatu terjadi padamu, namun tidak ada aku disana.."
Bella mendongak menatap wajah Jimin. "Tapi aku bosan jika harus terus dirumah, Jim.. Aku tidak nyaman jika harus ditemani supir atau bawahanmu kemana-mana,"
"Tapi aku takut ada seseorang yang membahayakanmu, sayang." Jimin berujar dengan lembut, mencoba untuk membuat Bella paham akan keadaan ini.
Bella menghela napas. "Hetters maksudmu? Jim, publik itu tidak tahu tentang aku.. Dia tidak tahu kalau aku ini istrimu.. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jimin's Memories
Fanfiction❝Jika ini mimpi, aku akan berusaha untuk bangun lebih cepat❞