All We Know

3.6K 373 160
                                    

Wonwoo tersenyum kemudian sebelah tangannya yang terbebas ia letakkan di rahang Mingyu. Lelaki manis itu pasrah, ia lemah diberikan wajah semenggemaskan itu. Yah, berarti setelah ini ia harus reschedule pertemuannya itu kan?

Merasakan remasan di tangannya sedikit mengencang diikuti dengan wajah memelas yang begitu menggemaskan bagi Wonwoo membuat lelaki manis itu kemudian terkekeh kecil sembari otak isengnya mulai aktif.

"Sebentar doang? Jadi temen hidup juga saya bisa padahal."


{}


Di sinilah Wonwo duduk di hadapan Mingyu yang tengah melahap sotonya dengan khidmat. Wonwoo memutuskan untuk tidak memesan makanan. Hanya ditemani dengan jus Alpukat teteh Siti favortinya sudah cukup, ia tidak begitu lapar. Ditambah lagi melihat Mingyu yang melahap makanannya sudah cukup membuat Wonwoo kenyang.

Saat ini, keduanya ditambah dengan Seungcheol, Joshua, dan Seokmin tengah duduk berhadapan di cafetaria atau kantin RS, Di hadapannya ada Mingyu yang diapit oleh Joshua dan Seokmin, sedangkan di sampingnya ada Seungcheol.

Namun, Wonwoo sama sekali tidak risih akan keberadaan mereka. Lelaki tampan itu bahkan tidak menganggap ketiganya ada. Menurut Wonwoo, dunia itu hanya milik ia dan Mingyu saja yang lain ngontrak, ingat?

Tidak ada yang mengeluarkan suara, semuanya tengah fokus pada makanan mereka sedangkan Wonwoo sedari tadi hanya fokus pada Mingyu saja. Lelaki itu tengah memakan sotonya dengan sangat lahap membuat Wonwoo tersenyum.

Mingyu selalu tampak lelah jika bertemu dengannya sehingga membuat Wonwoo kasihan dan di saat yang bersamaan, melihat Mingyu makan dengan lahap rasanya sangat senang. Tanpa Wonwoo sadari, sebelah tangannya terangkat kemudian mengacak surai hitam Mingyu yang tengah makan itu membuat atensi ketiga insan selain mereka berpindah kepada dua sosok tampan itu.

"You're really working hard today. Eat well..." Ucap Wonwoo meminjam kata-kata yang sering papa Ares katakan kepadanya. Baik Seokmin, Seungcheol, dan Joshua dibuat speechless.

Just who is younger than who, here?

Sedangkan Mingyu yang mendapat perlakuan tiba-tiba dari Wonwoo hanya bisa berhenti mengunyah kemudian menatap lelaki manis di seberangnya yang saat ini tengah tersenyum hangat.

Kata-kata ini... Mingyu pernah mendengar kata-kata ini sebelumnya, dari dokter Ares. Seketika Mingyu melihat bayangan dokter Ares dari diri Wonwoo. Namun, kali ini ada yang berbeda. Tepat ketika bayangan itu sirna digantikan dengan senyuman hangat khas seorang Arkasa Wonwoo Mahitala, ia merasa jantungnya berdetak dengan cepat.

Selagi jantungnya berdetak dengan cepat, ada perasaan nyaman yang ia rasakan. Hatinya menghangat, perasaan nyaman itu berbeda. Entah mengapa ia merasa sangat nyaman, rasanya seperti diterima... seperti rumah. Tanpa Mingyu sadari, wajahnya memerah dan melihat wajah Mingyu membuat Wonwoo terkekeh kecil.

"Muka om udah kayak tomat tau nggak? Pedes banget ya sotonya? Makanya kalo payah gak kuat makan pedes gak usah sok-sokan pake sambel banyak-banyak." Ucap Wonwoo setelah menertawakan wajah memerah itu tanpa ia ketahui alasan dibalik wajah memerah itu bukanlah karena rasa pedas, melainkan perlakuan hangatnya yang tanpa sadar membuat Mingyu perlahan jatuh dalam pesonanya.

Mingyu pun menyelesaikan acara makannya. Tiba-tiba saja ia merasa kenyang. Ketiga temannya yang melihat perubahan ekspresi Mingyu yang saat sini seakan seperti remaja yang baru kenal cinta membuat mereka mual dan ingin muntah. Karena tidak tahan, Seungcheol pun berdeham.

"Ekhem, you guys should just date already!" Tukas Seungcheol membuat Mingyu melotot kaget.

"Gila lo ya kalo ngomong? Mana mungkin gue ngambil kesempatan dalam kesempitan dalam menuhin janji gue ke dokter Ares? Jangan ngaco, belom aja mulut lo beneran gue robek pake piso dapur." Tukas Mingyu sewot. Wonwoo yang mendengar hal tersebut seperti merasakan goresan perih di hatinya. Namun, lelaki itu masih mencoba tersenyum walaupun tipis.

Swastamita | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang