Sebuah awal pertemuan yang tak pernah diduga. Dan ternyata akan bertemu kembali setiap hari~😏
Hanya ada satu bangku yang kosong. Vierra segera pergi menempati bangku tersebut. Dimana di sebelahnya ada seorang cewek yang dilihat-lihat sepertinya sangat pendiam.
"Hai! Salam kenal ya, aku Ana." sapa kenal dari Ana.
"Hai juga, Ana! Salam kenal. Gue Vierra. Thanks ya."
"Okeyyy. Semoga betah dan senang ada di sekolah ini."
Pak Aris memulai pelajaran matematika. Hari ini bab yang dipelajari adalah tentang peluang. Rayhan menyambar begitu saja.
"Pak Aris! Saya ada pertanyaan untuk bapak tentang bab peluang ini."
"Silakan, Rayhan."
"Kan berarti di sini kita diajari belajar menghitung seberapa besar peluang atau kemungkinan. PERtanyaannya, bagaima-"
"Wait. Feeling bapak selalu tidak enak dengan pertanyaan kamu."
"Hehehehe. Baik, pak. Bagaimana peluang atau kemungkinan dia bisa cinta dan sayang sama saya, pak?" sambil melirik Vierra.
"Nah, kan. Kamu nih ya. Coba kamu tanya langsung ke orangnya. Tapi jangan lupa siapkan 2 kemungkinan yang harus bisa kamu terima. Di tolak atau di terima." menanggapi dengan senyuman.
"Yaelah, Pak. Gak ada yang lebih gampang?"
"Gak ada. Sudah-sudah, kembali ke pelajaran lagi."
"Huuu~ dasar buaya!" ledek satu kelas.
Teman-teman sekelas pun tertawa dengan pertanyaan dan jawaban Pak Aris. Memang Rayhan ini penghibur di kala ketegangan kelas.
Kring...
Kring...
Kring...
Bel istirahat berbunyi.
"Baik, anak-anak. Karena sudah waktunya istirahat, tugas matematika ini dikumpulkan hari ini juga ya. Seperti biasa, dikumpulkan di ketua kelas, Arsen."
"Haduh, Pak! Besok aja gak bisa pak?" nego Rayhan.
"Tidak bisa. Baik, selamat beristirahat. Bapak tinggal."
Beberapa siswa menuju kantin, sebagian di kelas, lainnya berpencar di sudut ruangan sekolah ini.
"Ana, sorry. Arsen yang mana, ya? Gue mau ngumpulin tugas."
"Taruh sini aja, biar nanti aku yang kasihkan ke Arsen." Ana menengok seisi kelas, memastikan Arsen apakah ada di kelas.
"Oh, okey... Thanks ya. Lo gak ke kantin?"
"You're welcome. Enggak deh. Tugasku belum selesai."
"Oh, oke..."
Setibanya Vierra di kantin.
"Bu, saya pesan bakso campur 1 porsi sama es teh."
"Baik, neng. Silakan duduk dulu."
Vierra sedang berusaha mengenal sekolah ini, mengenal semua tempat. Sambil menoleh ke berbagai arah, ia melihat cowok itu lagi.
"Kenapa sih gue harus ngeliat, ketemu dia lagi? Btw, siapa ya nama dia kira-kira?" gumamnya dalam hati dengan ke-kepoannya. Namun tak bertanya.
"Neng, ini pesanannya. Selamat makan!"
"Terima kasih, Bu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Vierra's Struggle (To find her life again)
Teen Fiction"Rasanya gue gak pingin melanjutkan hidup ini. Gue udah gak sanggup." Terlahir kembali. Tetapi terlalu dalam merasakan rela yang lara? Kehancuran. Itulah yang di alami seorang remaja sedari kecil. Berantakan. Masa yang seharusnya bisa dia nikmati de...