Seperti biasa tiada hari tanpa keributan, saat ini keluarga maheswara sedang bersiap untuk sarapan. Semuanya sudah berkumpul dimeja makan begitupun dengan athalla anak itu sudah bangun dan sudah anteng dipangkuan tama.
Sedangkan 2 sesepuh kita sedang memasak sarapan."Sarapan sudah siap" teriak ardhan dengan suara 8 oktafnya.
"Bang lu waktu kecil nelen speaker apa gimana sih" satria mengusap telinganya yang berdengung karna ardhan teriak disampingnya.
"Heh ini tuh suara emas tau gak" ucap ardhan tak terima.
"Emas apaan kaya kaleng rombeng begitu dibilang kaya emas"
"Iri bilang sahabat palpale palpale palpale"
"Dih, inget bang lu tuh udah sesepuh Jan kek bocah"
"Belicik, kita itu mau mam bukan mau libut kalo talian macih mau libut cana dibelakang aja bawa pico" arkan menahan tawanya mendengar ucapan atha. Sumpah demi sempak bolongnya aji, Arkan tidak pernah mengajarkan athalla berkata pedas seperti dirinya. Atau mungkin memang athalla itu spesies yang sama seperti arkan.
"Hahaa mampus masih pagi udah kena semprot" aji tertawa meledek. Sedangkan ardhan dan satria cemberut sambil memonyongkan bibirnya.
"Abang cama kakak janan taya ditu dah tua nda pantes" aji yang memang receh pun kembali tertawa sampe tidak ada suaranya,ntinya tertawa banget. Arkan, dewa dan tama hanya terkekeh pelan.
"Udah udah ribut Mulu, kita mulai ajah sarapannya kalian ngga liat muka dewa udah kaya orang yang gak makan setaun" lerai Tama. Benar saja muka dewa sudah lesu loyo seperti tidak punya semangat hidup.
"Benel muka kak dewa taya olang cacingan"
"ADEK" ucap mereka barengan karna merasa kesal dengan kecebong kecil itu.
Athalla tersenyum menunjukkan deretan giginya yang masih belum rapi " ayo ges mam yuk dah ciang ini" ucapnya mengalihkan pembicaraan.
Semuanya memakan makanannya dengan tenang sesekali akan ribut karna ulah si kecil.
"Eh hari ini libur semua kan ya" tanya ardhan.
"Iya bang" jawab dewa yang lainnya mengangguk.
"Jadi kita mau bikin acara apa yakali libur mau goleran doang kaya cucian baju yang masih basah"
"Tidur" sudah tau kan siapa yang ngasih usulan ini.
"Tidur mulu lo, pantes badan lo pucet kayaknya gara-gara kurangan darah"
"I don't give shit" Arkan kembali memakan sarapannya.
"Nonton aja atau bakal bakalan" usul athalla.
"Boljug tuh, kek nya enak kalo bakar rumah"
"Heh lu mau kalo kita jadi tunanetra"
"Kalo gak punya rumah namanya tunawisata"
"Tunawisma tolol" sela arkan karna sudah jengah dengan ketololan sodaranya.
"Ahahaa makanya belajal abang abang" athalla tertawa terbahak-bahak sesekali memukul lengan tama karna athalla duduk dipangkuan tama.
"Diem dek" sewot aji.
"Iya iya maav" semuanya kembali memakan sarapannya dengan tenang.
Saat ini mereka sedang berkumpul diruang tv. Athalla sedang tiduran disamping Arkan, ia sedang asik meminum susunya. Ardhan yang sangat fokus bermain ludo karna ia tidak mau kalah dengan dirinya sendiri. Tama seperti biasa sedang membaca, kali ini Tama membaca buku panduan cara menyetir dengan benar karya Mrs. Poppy puff atau biasa dipanggil nyonya puff 🐡.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalla Bhayanaka
General FictionAthalla Bhayanaka adalah anak broken home. Orang tua athalla memilih bercerai dengan alasan sudah tidak cocok lagi. kedua orang tuanya sering beradu mulut didepannya membuat ia sedikit trauma dengan suara bentakan. Athalla bocah berusia 3 tahun itu...