Pagi ini dikediaman keluarga maheswara masih tenang karena biang rusuh belum bangun. Omong-omong bocah gembul penuh lemak itu sekarang tidur bersama Arkan karna semalam hujan lebat dan banyak petir membuat athalla takut. Jadi ia memilih tidur bersama abang kucingnya itu dikamar athalla tidak mungkin kan dia tidur dikamar arkan. Kalian masih ingat kalo athalla alergi dingin sedangkan kamar arkan selalu dingin bahkan lebih dingin dari kamar lainnya.
Arkan menggeliat dalam tidurnya, sebenarnya arkan tidur dengan posisi tidak nyaman karna ranjang athalla tidak selebar keranjang lainnya membuat ia harus tidur dengan posisi miring dan badannya yang selalu lurus.
"Jam berapa sekarang" ucap arkan dengan suara serak khas bangun tidur. Ia meregangkan tubuhnya dan melihat handphone nya untuk melihat jam padahal kamar athalla sudah ada jam segede gaban tapi ia lebih memilih melihat handphone.
"Jam 6, kok tumben bang ardhan ga bangunin gue sih, apa dia lagi masak ya" Arkan melepaskan pegangan tangan athalla dengan hati-hati agar anak itu tidak kebangun. Tapi usahanya malah sia-sia karna athalla malah terbangun karna pergerakannya, athalla berusaha memfokuskan pandangannya dengan mengerjapkan beberapa kali matanya.
"Eunghhh abang" panggil athalla.
"Eh kok bangun sih dek" Arkan mendudukkan tubuhnya dan mengangkat tubuh gembul athalla.
"Tan udah pagi maca mau tidul telus" jawabnya. Sekarang anak itu menidurkan kepalanya dipundak arkan.
"Masih ngantuk mau tidur lagi" athalla menggeleng.
"Nda mau, ata mau cucu abang ata hauc"
"Ya sudah kita turun, mungkin bang ardhan udah masak dibawah. Kamu minta buatin susu sama bang ardhan ajah oke" athalla mengangguk dan memasukkan pacifier kemulut nya.
Arkan berjalan menuju dapur dan benar sudah ada ardhan yang sedang memasak dan tama yang sedang membaca koran.
"Bang" panggil Arkan membuat ardhan kaget.
"Anjing" ucapnya spontan karna kaget.
"Ngagetin ajah kenapa jalan ga ada suaranya sih kan gue jadi kaget. Apalagi liat muka pucet lo yang masih ada iler dan belek kemana mana kirain tadi setan. Adek lagi pake rambutnya berantakan mana berdiri semua tuh rambut bikin abang kaget ajah. Jangan begitu ya lain kali waterpark men" lanjut ardhan. Ia mengomel dengan satu tarikan nafas seperti raper terkenal asal korea yaitu Agust Darmanto atau biasa disingkat Agust D.
"Istipal bang, mening abang mimi deh bial ga cecek napac na kalna ngomel panjang panjang"
"Lagian lebay banget sih bang gitu doang juga"
"Heh lebay lebay kalo gue punya penyakit jantung trus meninggoll gimana" ardhan melotot ke arah arkan membuat arkan memutar bola matanya malas.
"Ya dikubul" jawab athalla enteng.
"Tuh denger bang, didikan gue nih" Arkan mengusap surai athalla. Merasa bangga dia tuh sudah bisa menurunkan mulut pedasnya kepada adiknya.
"Heh, adek lain kali jangan dengerin omongan bang arkan ya dia itu sesat okey" ardhan tidak mau adik gemoy nya meniru sifat saveage arkan. Yang ia mau athalla tumbuh menjadi cowo yang soft, ucul menggemaskan dan pinter seperti dirinya.
Athalla mengangguk "Abang telol nya gocong tuh ndak papa" athalla menunjuk ke arah wajan pink kesayangannya yang terdapat telor yang sudah gosong.
"YA ALLAH WAJAN GUE" triak Arkan heboh membuat seisi rumah bangun. Dan membuat Tama yang sedang membaca koran serta meminum kopi nya kaget. Untung tidak tumpah tuh kopi. Tapi ia tidak perduli dan lebih memilih melanjutkan membaca koran. Sudah biasa seperti ini pikir nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalla Bhayanaka
General FictionAthalla Bhayanaka adalah anak broken home. Orang tua athalla memilih bercerai dengan alasan sudah tidak cocok lagi. kedua orang tuanya sering beradu mulut didepannya membuat ia sedikit trauma dengan suara bentakan. Athalla bocah berusia 3 tahun itu...