Yangyang pun membuka matanya, dan pemandangan yang pertama dia liat adalah mama, Renjun, Jaemin dan Haechan.
Mama tertidur di atas tangan yang terlipat di kasur Yangyang.
Haechan dan Renjun tertidur di sofa, dan Jaemin tertidur di kursi dekat jendela.
Tanpa sengaja tangan Yangyang menyenggol tangan mama, dan mama pun terbangun.
"Yangie akhirnya kamu sadar juga, tunggu sebentar mama panggilkan dokter dulu." Mama.
Yangyang hanya mengangguk.
Lalu dokter pun masuk ruangan dan memeriksa keadaan Yangyang.
"Syukurlah pasien sudah melewati masa kritisnya. Sekarang pasien bisa di pindahkan ke ruang rawat." Dokter.
"Terima kasih yaa dokter." Mama.
"Sama-sama bu, kalo begitu saya permisi dulu." Dokter.
Lalu mama pun duduk di kursi sebelah Yangyang, ia mengelus pelan tangan anak semata wayangnya. Dia bahagia bercampur sedih.
"Yangie maafin mama yaa, kalo aja mama gak ke Jerman kamu gak akan kaya gini." Mama.
"Mama gak boleh ngomong gitu, ini udah jadi takdir aku. Yang jelas aku sekarang udah sadar ma." Yangyang.
"Ehh Yangyang lu udah bangun?" Renjun.
"Belum gue masih molor, udah tau make nanya lagi." Yangyang.
"Yeeuuu, mama biar Renjun aja yang panggil dokter." Renjun.
"Lu telat njun gue udah di periksa tadi sama dokternya, lu aja yang keasikan tidur." Yangyang.
"Iyaa nak, Yangyang udah gak apa-apa ko." Mama.
Lalu Haechan dan Jaemin pun terbangun.
"Loh loh Yangyang udah sadar, uhh akhirnya." Nana berlari dan langsung memeluk Yangyang.
"Ya ampun Na, lu berat banget gue sesak." Yangyang.
"Hehe maaf." Nana.
Haechan pun memegang kening Yangyang.
"Hey kening lu normal." Haechan.
"Apa sih Chan, gue gak kenapa-kenapa." Yangyang.
"Nak Renjun, Jaemin, sama Haechan kalian pulang aja dulu istirahat besok kan kalian harus kuliah." Mama.
"Tapi kita mau nemenin Yangyang di sini mah." Nana.
"Iyaa ma, kita malah pengen jagain Yangyang." Renjun.
"Apaan dah kalian, geli gue dengernya." Yangyang.
"Yangyang gue mau minta maaf, ini salah gue." Renjun.
"Maafin kita bertiga yaa Yang, kalo aja hari itu gue ga nyuruh Renjun buat ngeburu-buru lu ke kampus ini semua gak akan terjadi." Haechan.
"Heh udah lah guys jangan salahin diri sendiri, ini udah takdir gue ko." Yangyang.
Ddrrrtt ddrrrtt
Ponsel mama bergetar menandakan panggilan masuk.
*HENDERY*
Lalu mama pun mengangkat telepon dari Hendery.
"Halo?" Mama.
"Ma, mama lagi dimana?" Hendery.
"Mama lagi di rumah sakit nak." Mama.
"Lah mama sakit??? Atau Yangyang??" Panik Hendery.
"Gak ko sayang mama gak kenapa-kenapa, c-cuma ini Yangyang kecelakaan ketabrak mobil." Mama.
"Hah??? Mama serius??? Di rumah sakit mana ma?" Hendery.
"Di rumah sakit xxxx." Mama.
"Mama ko gak ngasih tau Dery sih ma." Hendery.
"Maaf nak, mama lupa saking paniknya." Mama
"Yaudah Dery ke sana yaa ma." Hendery.
"Iyaa nak, hati-hati di jalannya yaa." Mama.
"Iya ma." Hendery.
"Mama tutup dulu teleponnya yaa." Mama.
"Iyaa ma, kalo ada apa-apa hubungin Dery." Hendery.
"Iyaa nak." Mama.
Tuttt
Sambungam telepon pun berakhir.
Lalu Yangyang bertanya pada mama nya.
"Siapa ma?" Yangyang.
"Itu gege kamu." Mama.
"Ehh hyungnya Yangyang ma? Apa aku gak salah denger?" Haechan.
"Iyaa nak, barusan Hendery yang telepon." Mama.
"Hah? Gak salah denger ma?" Renjun.
"Gak ko nak, yaudah mama tinggal dulu yaa mama mau beli makanan buat kalian." Mama.
"Ohh iyaa ma biar Nana anter." Nana.
"Gak usah na Jaemin biar mama aja sendiri." Mama.
Lalu mama pun pergi meninggalkan ruangan.
"Na ko gue ga enak perasaan yaa." Yangyang.
"Sama gue juga." Renjun.
"Yaudah Na lu susulin mama gih takut kenapa-kenapa." Haechan.
"Yangyang gue susul mama lu ya, gue gak enak banget perasaan." Nana.
"Makasih Na maaf kalo gue ngerepotin." Yangyang.
"Yaudah buruan gih sana biar gue sama Haechan jaga Yangyang." Renjun.
"Kalo ada apa-apa telepon kita Na." Haechan.
"Yaudah gue pergi dulu ya." Nana.
Jaemin pun pergi dari ruangan Yangyang.
"Yangyang gue minta maaf ya, seharusnya gue ga buru-buru lu buat dateng ke kampus." Renjun.
"Iyaa Yang gue juga minta maaf." Haechan.
"Hey lu berdua gak salah ko, ini udah takdir gue. Yang jelas sekarang kan gue udah gak apa-apa." Yangyang.
"Helehhh gak apa-apa gimana kepala lu di perban gitu." Renjun.
"Tapi Yang lu ko bisa kecelakaan kaya gini?" Haechan.
"Lu inget sesuatu gak sebelum lu kecelakaan?" Renjun.
"Seinget gue, gue naik sepeda dan ga ngebut-ngebut amat." Yangyang.
"Lah gue kira naik mobil lu Yang." Haechan.
"Tapi kalo naik mobil Yangyang bakal telat Chan." Renjun.
"Kalo naik sepeda gak mungkin kan nabrak trotoar jalan sampai separah ini, apalagi lu sempet kritis." Haechan.
"Ahh gue baru inget, gue sebelumnya sempet nengok ke belakang liat ada mobil kenceng banget. Gue udah berusaha menghindari tapi entah gimana akhirnya gue di tabrak, abis itu gue tergeletak di jalan terus gue gak inget apapun lagi." Yangyang.
"Jun gue keinget sesuatu." Haechan.
"Apaan?" Renjun.
"Yangyang lu inget gak waktu itu pas kita beresin buku di perpustakaan?" Haechan.
Yangyang pun hanya mengangguk.
"Jun gue kan pernah cerita waktu itu di cafe ke lu." Haechan.
"Lah iyaa gue inget." Renjun.
"Apa jangan-jangan orang yang ngelakuin itu-" Haechan.
TBC😁
Maaf guys baru up harusnya kemaren senin author lupa😭
Jangan lupa vote and comment yaa..saranghae💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Gege..Don't Hate Me Please
General FictionBisakah kita sehangat mentari lagi? Bisakah kita melihat taburan bintang yang menghiasi angkasa bersama lagi? Bisakah kepercayaan itu yg hancur berkeping keping seperti kaca bisa utuh lagi? Kalian hanya melihat tanpa mau mendengar Lagi dan lagi aku...