Yangyang termenung di bangku taman sambil membaca kertas yang dia pegang. Ya, dia baru saja ke rumah sakit untuk periksa sakit yang di deritanya.
"PENYAKIT SIALAN!!!" Teriak Yangyang.
Lalu dia pun melipat kertas itu dan melemparkannya ke samping dengan kasar, ia memijat pelan dahinya.
"Gue harus gimana? Kenapa gue harus punya penyakit ini? Gue gak mau bikin mama khawatir." Yangyang.
Lalu seseorang duduk di sebelah Yangyang dan membaca kertas itu. Yangyang pun terkejut bukan main.
"Re-renjun?" Kaget Yangyang.
Secepat kilat Yangyang pun merebut kertas yang sedang di baca Renjun.
"Yangyang lu sakit?" Tanya Renjun.
"Engga, i-itu surat saudara gue." Yangyang.
"Lu ga bisa begoin gue, lu kan anak tunggal ga punya saudara kembar. Masa kalo saudara kembar namanya Liu Yangyang juga?" Renjun.
Yangyang pun menghela nafas panjang. Gimanapun dia tak bisa berbohong pada sahabatnya.
"Renjun gue mohon lu jangan bilang sama siapa-siapa tentang ini." Yangyang.
"Termasuk Jaemin sama Haechan juga?" Tanya Renjun.
"Plisss cuma lu aja yang tau, mereka jangan tau terlebih lagi mama gue." Yangyang.
"Kenapa?" Renjun.
"Gue gak mau bikin orang khawatir." Yangyang.
Lalu Renjun pun menepuk pelan pundak Yangyang.
"Lu orang yang kuat, lu bisa ngehadapin ini semua." Renjun.
"Lu gak tau aja rasanya mendem semua masalahnya, semua lu telen sendiri tanpa orang lain tau." Batin Yangyang.
"Renjun gue pamit dulu yaa mau pulang, mama gue sendirian di apartemen." Yangyang.
"Yaudah lu hati-hati yaa, lu bawa mobil?" Renjun.
"Gue ga bawa mobil tapi nyetir sih." Yangyang.
Renjun pun memutar bola matanya malas.
"Terserah lu deh." Renjun.
"Kalo gitu gue pulang dulu yaa, dadah Renjun mungil." Yangyang.
Renjun pun melotot dan Yangyang pun berlari dari situ.
"LU GA NYADAR DIRI HIHH YANGYANG KAMPRET." Teriak Renjun.
Terdengar suara ketawa Yangyang.
"Yangyang lu lagi sakit yang bener-bener sakit banget tapi lu masih bisa seceria itu." Renjun.
[Di Perjalanan]
Yangyang masih termenung dengan sorot mata ke depan. Dia bingung pasalnya sakit yang dia derita belum tentu sembuh.
"Kenapa gue harus kaya gini?" Monolog Yangyang.
Dia pun langsung membuka surat hasil dokter tadi. Dia hanya bisa menghela nafas panjang.
"Semoga ada keajaiban ini penyakit bisa sembuh" Batin Yangyang.
Lalu Yangyang pun melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah. Dia tersenyum tipis kala mengingat 'Rumah'. Semenjak baba nya meninggal, dia tak pernah merasakan apa itu yang namanya kenyamanan rumah.
"Baba Yangie kangen, kalo sakit aku gak bisa sembuh gak apa-apa aku bakal sama baba di sana. Tapi mama gimana kalo aku pergi?" Ucap Yangyang dalam hati.
Sesampainya di apartemen, Yangyang pun langsung merebahkan diri di sofa ruang tamu.
"Yangie kamu udah pulang nak?" Tanya mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gege..Don't Hate Me Please
Fiction généraleBisakah kita sehangat mentari lagi? Bisakah kita melihat taburan bintang yang menghiasi angkasa bersama lagi? Bisakah kepercayaan itu yg hancur berkeping keping seperti kaca bisa utuh lagi? Kalian hanya melihat tanpa mau mendengar Lagi dan lagi aku...