Pagi itu di rumah Na Jaemin.
"Pak Wang saya pergi kuliah dulu yaa, kalo ada apa-apa telepon saya." Nana."Baik tuan ehh maksud saya Jaemin." Pak Wang.
Lalu Jaemin pun memasuki mobil dan pergi menuju kampus.
Ddrrttt ddrrrttt
Ponsel Jaemin bergetar dan ia menepikan mobilnya.
*Yangyang*
"Halo?" Nana.
"NANA JEMPUT GUE DONG YANG BAIK YANG GANTENG KESAYANGAN YANGYANG." Yangyang.
Lalu Jaemin pun menjauhkan ponsel dari telinganya.
"LU DENGER GAK SIH?" Yangyang.
"YAAKK LIU YANGYANG GAUSAH TERIAK KAGET GUE, yaudah gue jemput lu sekarang." Nana.
"Buruan yaa gece." Yangyang.
"Hooh dah dulu gue mau nyetir lagi..bye." Nana.
"Iyaa lu hati-hati." Yangyang.
"Makasih." Nana.
Tuttt...tuttt...
"Yangyang kebiasaan dah belum beres ngomong main tutup aja telepon." Omel Nana.
》Di Tempat Lain《
Plaaakkk!!
Lelaki itu tersungkur dengan sudut bibir yang berdarah akibat tamparan keras.
"DASAR ANAK GAK BERGUNA!"
"Paman aku udah berusaha semampuku."
"PADAHAL KITA BARU AKAN BERHASIL DAN GARA-GARA KAU RENCANAKU SEMUA NYA HANCUR BERANTAKAN."
Lalu pria itu di tarik kerah baju nya dan di dorong dengan kuat hingga tubuh pria itu terbentur tembok.
Ia pun meringis kesakitan, dengan sekuat tenaga ia berdiri dan menghadap ke arah paman nya.
"Paman aku hanya ingin kuliah, aku jauh datang dari Korea ke China untuk kuliah dan menemui kakak ku."
"KAU ANAK TIDAK TAU BERTERIMA KASIH, MASIH BAIK AKU MENAMPUNG MU DI SINI JIKA TIDAK KAU AKAN JADI GELANDANGAN DI NEGARA INI."
"AKU INGIN MENCARI KAKAKKU, TUJUAN KU KE CHINA UNTUK KETEMU DIA BUKAN KAU!" Teriak pria itu.
"DASAR KAU ANAK BODOH!"
Buru-buru seseorang memasuki ruangan itu dengan wajah yang panik.
"Bos, tahan amarahmu. Keponakan mu ini masih belia." Jawab orang itu.
"Aku tak mau tau, kau harus bisa menculik dia. Jika tidak, kau tidak akan pernah ketemu kakakmu dan kau akan ku bunuh."
Lalu dia pun pergi dari situ dan pria tadi terduduk lemas di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gege..Don't Hate Me Please
General FictionBisakah kita sehangat mentari lagi? Bisakah kita melihat taburan bintang yang menghiasi angkasa bersama lagi? Bisakah kepercayaan itu yg hancur berkeping keping seperti kaca bisa utuh lagi? Kalian hanya melihat tanpa mau mendengar Lagi dan lagi aku...