Chapter 22

111 17 25
                                    

Jisung pun menatap laki-laki yang angkuh sedang duduk di kursi mewah nya. Ya, laki-laki itu adalah pamannya.

"Jadi mereka bakal pergi ke Beijing?"

"Iya paman." Jawab Jisung.

"Rencana ini harus berhasil, jika tidak kau akan tau akibatnya."

"Tapi kenapa paman ingin mencelakai Yangyang? Memang dia pernah buat salah?" Jisung.

BRAAAKKKK!!!

Pamannya Jisung pun menggebrak meja dan membuat Jisung kaget.

"Kau tak perlu tau urusanku, urusanmu adalah bunuh Yangyang dan bawa mama nya kehadapan ku."

Lalu paman Jisung pun meninggalkan ruangan itu.

"Selalu aja ngancam, sialan." Umpat Jisung.

Jisung pun mengusap kasar wajahnya, asisten paman Jisung pun menghampiri dirinya.

"Tuan muda, sebisa mungkin tuan jangan menolak atau membantah perintah tuan besar karena bisa jadi tuan muda di siksa habis-habisan seperti saat itu."

"Ya aku tau, tapi kenapa paman harus ngelakuin semua ini? Bukankah sangat memalukan aku yang kuliah jurusan hukum tapi harus membunuh orang yang bahkan aku gak tau alesannya." Jisung.

"Saya akan memberi tau tuan muda, tapi tuan muda harus janji agar tidak membocorkan rahasia ini."

"Baiklah." Jisung.

"Jadi..." Asisten paman Jisung pun menceritakan semua nya.

"Hah? Serius?" Kaget Jisung.

"Serius tuan muda saya tidak bohong."

"Baiklah kamu boleh pergi." Jisung.

"Iyaa tuan muda."

Lalu asisten paman Jisung pun pergi meninggalkan ruangan itu, Jisung hanya menatap kosong ke depan sambil mengepalkan tangannya karna ia kesal memikirkan cerita asisten pamannya itu. Sungguh Jisung sangat kaget dan tak percaya, mengapa pamannya sampai begini.

"Yangyang, kenapa semua urusan gue jadi rumit gara-gara lu. Lu sumber masalah di hidup gue dan gara-gara lu juga gue jadi gak bisa ketemu kakak gue." Batin Jisung.



[Di sisi lain]

Yangyang sedang mengobrol sambil mengerjakan tugas kuliah di sebuah cafe dengan Jaemin, Haechan dan Renjun.

"Gila ini tugas banyak banget." Keluh Haechan.

"Emang Pak Taeyong kalo ngasih tugas ga kira-kira." Yangyang.

"Gue mumet anjir liat buku aja udah gak mood." Renjun.

"Guys mending kita makan dulu aja lah, perut gue demo ini serius." Nana.

"Emang kalo laper gak bakalan bisa fokus nih sama tugas." Yangyang.

"Ya udah deh biar gue yang pesen. Lu bertiga mau makan apa?" Tanya Renjun.

"Lu mau makan apa Na?" Tanya Yangyang.

"Gak tau bingung gue. Renjun lu mau makan apa?" Jaemin.

"Gue mau hotpot aja." Renjun.

"Ya udah samain aja deh, lu gimana Chan?" Tanya Jaemin dan Yangyang bersamaan.

"Samain aja deh semuanya biar gak ribet." Timpal Haechan.

"Oke hotpot semua yaa." Renjun.

Jaemin, Haechan dan Yangyang pun mengangguk. Renjun pun pergi memesan makanan, Yangyang pun melihat ke arah jendela cafe. Yangyang melihat Xiaojun dan Ten berjalan menuju cafe.

Gege..Don't Hate Me PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang