1

33 7 1
                                    

10 tahun bukanlah perjalanan singkat, lebih dari jauh dan panjang. Rafa tidak kuat atas hubungannya dikarenakan memang ia tidak lagi sayang dengan Friska, bukan berarti ada seseorang perempuan selain Friska, memang ia ingin sendiri tanpa ada yang melarang ataupun atensi yang biasa orang pacaran berikan. Rafa heran dengan Friska yang kekeuh dengan ketidakinginannya untuk putus, Friska menjawab "tidak apa-apa, yang penting kamu tetap milikku meski kamu tidak ada perasaan ataupun sayang padaku.", seharusnya itu menyakitkan, tapi Friska terlihat biasa saja. Rafa juga pernah tidak bercakap di media sosial selama satu tahun dengan Friska, tapi Friska tetap hubungi Rafa di setiap 3 bulannya, paling cepat tiap 2 minggunya untuk menyuruh makan dan minum, menanyakan kabar, dan juga mengajak jalan karena Friska bosan di rumah saja. Rafa tidak menjawab, kalaupun menjawab hanya, "ok", "iya', "baik", "aman", dan lainnya.

Friska, ia tahu bahwa Rafa sudah lama tidak sayang padanya lagi. 5 tahun berlalu, Friska merasa Rafa tidak ada lagi rasa padanya, tapi Friska tidak ingin berpisah. Bukan masalah waktu yang sudah lama, ia tahu suatu saat mereka akan kembali. Bagi Friska, ketika suatu nanti akan kembali, rasanya akan berbeda, tidak seperti saat mereka awal pacaran atau setelah selesai pertengkaran. Sama seperti mengulang kesalahan untuk berkali-kali, sebenarnya sama saja, bedanya tetap nyambunng. Friska tidak suka dengan hubungan putus-nyambung, makanya Friska kuat atas sikap Rafa yang sudah biasa saja, bahkan sudah tidak peduli. Friska tidak masalah akan hal itu, Friska juga ada masa tidak memiliki perasaannya pada Rafa, tapi kemudian timbul kembali, jadilah hangat kembali padanya. Tidak ada suatu masalah besar mengapa Friska mempertahankan hubungan toxic ini, hanya saja Friska mempertahankan karena sesuatu perasaan yang menurut orang tidak jelas; sugesti yang memang sugesti tidak 100% menjadikan patokan, itu hanya pikiran angan-anagn, imajinasi.

"Kerja?", "Enggak, aku kosong hari ini. Kan libur aku random makanya kamu kerja, aku libur. Kenapa?", "Gapapa, gue cuma nanya. Yaudah, gue balik kerja. Jangan lupa makan dan minum.", Rafa pergi meninggalkan Friska, ya, mereka di satu tempat yang sama; kantor Rafa. Sudah biasa Friska datang ke kantor Rafa saat libur, karena bingung ingin pergi ke mana dan juga malas akan me time yang menurutnya omong kosong.

'Jelas gue enggak betah me time, gue terbiasa dengan Rafa untuk pergi ke mana-mana.' Ujar Friska dalam hati.

"Kok lo betah banget, Raf, sama Friska? 10 tahun dan lo sendiri bilang kalau udah enggak sayang lagi? Bahkan lo enggak selingkuh?" Tanya Erlangga atau singkatnya Elang, "banyak tanya kayak wartawan." Singkat Rafa.

"Enggak mikir sama diri sendiri dan pasangannya, kalau lo putus, susah lo nyari pasangan hidup kecuali terpaksa balik ke Friska dan berumah tangga yang enggak nyaman. Gue cuma ingatin aja, sih, semua terserah lo." Celetuk Elang.

'Anak setan ini enggak bisa diam, boleh gue pecat aja enggak, sih? Gue tanya ke atasan nanti.' Batin Rafa.

"Friska?" Sapa seorang perempuan dari belakangnya, Friska menoleh dan menyerngitkan dahi, "lho? Kok kamu ada di sini, Ra?" Tanya Friska, "hahaha iya, aku kerja di sini. Baru, sih, cuma enggak nyangka kok pas mau istirahat lihat kayak mirip Friska, ternyata bener. Ngapain di sini?" Tanya Rachel atau anehnya dipanggil dengan Rara, itu panggilan dari Friska. "Oh, nunggu pacar aku, sih. Aku enggak biasa kalau libur malah pergi sendiri, mending aku tungguin di kantornya, ada kantin jadi enak juga. Yah, me time di kantor pacar, sih. Sama aja, ya? Hahaha," renyah Friska, "siapa tuh? Ihhh, jangan-jangan masih sama yang waktu itu? Rafa?" Tebak Rara, "yep." Singkat Friska, Rara hanya mengangguk paham dan sudah biasa dengan apa yang dilakukan Friska.

Rara teman SMA Friska. Friska, Rara, dan Rafa satu SMA, bedanya Rara dan Friska anak IPS, sedangkan Rafa anak IPA. Rara sudah menormalisasikan semua pikiran dan ulah Friska, enggak heran Rara tahu 10 tahun hubungan Friska.

'Friska kapan sadar, ya? Meski Rafa enggak selingkuh, tapi sadar akan Rafa tidak bisa dipaksa atas perasaannya yang hilang. Kasihan kamu, Friska.' Batin Rara.

Erat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang