MBA

3.1K 191 23
                                    

Yuhuuuu, aku kambekk😉😉
Makasih buat kalian yang udah mau baca cerita ini, dan mau ngasih respon ke cerita ini😘😘

Dimana pun kalian berada, semoga kalian selalu bahagiaa😍😍🥰

Jangan lupa kasih tanda kalo ada typo atau kalimat yang aneh🥺🥺

Hepi riding😍😍

Ini Kisah Randiva Aksanara (21 tahun) perempuan tomboy yang hobi balap motor. Kuliah di universitas swasta terkenal di Jakarta semester 5 jurusan ekonomi. Selama 21 tahun hidupnya ia sudah mengalami 10 kali cinta sepihak alias cinta tak berbalas. 5 kali di SMP, 3 kali di SMA dan 2 kali di perkuliahan.

Yang namanya memendam memang tidak enak. Ya begitulah kira-kira yang dirasakan Nara saat laki-laki pujaan hatinya sang pangeran kampus ternyata telah memiliki pujaan hati. Pepatah pelakor mengatakan sebelum bendera kuning berkibar maka halal untuk mengejar. Namun bukan gaya elegan jika Nara harus menjadi pelakor. Laki-laki di dunia ini banyak, meskipun ia sudah pesimis dan pasrah karena selama 21 tahun hidupnya ia tidak merasakan pacaran, di perhatikan oleh pacar, disayangi atau di belai oleh sang pacar.

Kadang ia sangat penasaran ingin merasakan apa yang dirasakan oleh pasangan bucin diluaran sana. Saat malming, maljum atau malam-malam lain keluar seperti nonton atau jalan kemana-mana sambil membuang-buang uang orangtua. Namun harapan selalu menjadi harapan yang mustahil menjadi kenyataan. Dengan penampilan Nara yang tomboy dan wajah no make up tak akan membuat laki-laki tertarik padanya. Apalagi wajah Nara yang memang sudah sawo matang nambah matang karena ia sering bermesra-mesraan dengan matahari. Laki-laki mana yang suka padanya, apalagi jika mengingat standar kecantikan wanita di Indonesia haruslah berkulit putih, glowing dan memiliki body goals sementara Nara tidak memiliki satupun dari kriteria itu.

"Nar". Panggil Selena pelan dan mengguncang tubuh Nara yang tertidur sejak perkuliahan di Mulai 15 menit yang lalu.

"Lo ditanyain Pak Arkan tuh". Beritahu Selena. Sahabat satu-satunya Nara yang betah berteman dengan wanita itu sejak mereka masih duduk di bangku TK. Gadis itu berniat untuk menjahili Nara.

"Apa?". Nara mendongakkan kepalanya, sedikit berteriak karena Selena telah mengganggu mimpi indahnya.

Seluruh pasang mata yang ada di kelas Ekonomi C menoleh ke arah Nara dan Selena. Ada tatapan kesal dan sinis karena kedua mahasiswi yang terkenal membikin ulah itu berulah di kelas mereka. Dalam hati mereka berdoa semoga Pak Arkan sang dosen killer tidak marah, jika sampai dosen killer itu mengamuk maka mereka semua akan terkena imbasnya.

"Nara! Selena! Jika tidak suka dengan kelas saya silahkan keluar dari sini dan tak perlu repot-repot untuk masuk lagi di pertemuan berikutnya karena E sudah berada di tangan anda". Ucap Arkan dingin, tanpa repot-repot menoleh ke arah Nara dan Selena. Ia fokus mengetikkan sesuatu di laptopnya.

"Eh Pak bukan gitu". Sela Selena panik. Gadis itu sangat panik. Padahal niatnya tadi hanya ingin menjahili Nara, kenapa malah menjadi Boomerang untuknya. Jika sampai orangtuanya tahu maka uang jajannya akan di potong selama sebulan ini dan itu merupakan musibah baginya.

"Saya tidak menerima pembelaan, kalian telah membuang waktu 3 menit saya. Lebih baik sekarang kalian pergi". Usir Arkan.

Nara menatap wajah laki-laki tua yang sayangnya tampan itu dengan sinis.
"Udah Sel kita pergi aja, ngadepin dosen songong kayak dia mah mau gimanapun juga bakalan tetap kalah meskipun kita nggak salah". Sindir Nara. Ia menarik Selena yang masih panik untuk bangkit dari tempat duduknya dan segera keluar dari kelas yang auranya sudah pengap.

"Gue nggak mau ngulang matakuliah ini Nar, Lo gak denger tadi Pak Arkan bilang kalo kita dapat E". Keluh Selena. Kedua wanita berbeda tinggi itu berjalan keluar dari gedung fakultas menuju kantin untuk mengisi perut sekalian berghibah.

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang