Oneshoot

Wira & Humaira

Hai hai haiiii
Aku kambek lagi, maaf karena hilangnya kelamaan 🙏🙏🙏
Ini cerita tentang Wira bapaknya Mas Adam dan Humaira anaknya kiyai Mansyur. Biar nyambung bacanya boleh baca oneshoot yang berjudul Arumi & Adam ehehe.

Terimakasih buat yang udah setia menunggu, Lope banget sama kalian😘😘❤️

Jangan lupa beri tanda kalo ada typo atau kalimat yang rancu😉

Mmmmmuahhh

Wira Sasongko, harus merasakan menikah di usia muda yakni 15 tahun karena tradisi kolot di desanya. Usia yang harusnya masih mencicipi bangku sekolah dan bersenang-senang dengan teman sebayanya harus di habiskan dengan mencari nafkah untuk istri dan anaknya.

Ia memiliki 3 anak dari pernikahan pertamanya, istri pertamanya telah meninggal 6 tahun yang lalu karena sakit yang di deritanya.

Humaira Askana Ningsih, baru berusia 19 tahun. Ia adalah anak ke-7 Kiyai Mansyur dari istri ke-3 nya. Satu-satunya anak perempuan karena seluruh saudaranya laki-laki. Bahkan saudara laki-lakinya yang baru lahir dari istri ke-4 kiyai Mansyur berjenis kelamin laki-laki. Menjadi satu-satunya anak perempuan dari Kiyai ternama di desanya membuatnya menjadi primadona, apalagi kecantikan wajahnya yang telah terkenal di desa membuat banyak laki-laki yang ingin menikahinya. Namun Kiyai Mansyur tidak menerima lamaran itu karena ia sudah dijanjikan akan menikah dengan Mas Adam anak Pak Wira yang selama ini diam-diam ia kagumi.

Sejak SMP Humaira sudah mengagumi Adam, laki-laki Soleh yang rajin ke masjid dan selalu menjadi imam saat shalat Maghrib sekaligus sekretaris desa. Meskipun mereka memilik jarak usia yang cukup jauh, yakni 14 tahun namun Humaira tak mempermasalahkan itu. Ia sibuk mengagumi Adam dalam diam, hingga ia mendengar kabar dari ayahnya bahwa saat ia lulus dari pondok pesantren maka Adam akan menikahinya membuat ia semangat untuk memperbaiki diri.

Namun mimpi tinggallah mimpi, harapannya menikahi Adam si calon imam-able kandas. Lelaki itu menolak perjodohan sepihak ini, ia lebih memilih mengejar cinta Arumi yang notabenenya anak dari seorang mantan pelacur. Hatinya yang berbunga-bunga karena bermimpi akan menikah dengan Adam menjadi lagu seketika apalagi saat Wira Sasongko yang notabenenya ayah dari Adam mencoba untuk menggantikan posisi anaknya itu.

Wira Sasongko, laki-laki paruh baya yang mungkin usianya beberapa tahun di bawah ayahnya. Bisa Humaira tebak jika usia laki-laki itu sudah memasuki kepala 5, namun ia masih terlihat gagah. Wajahnya masih tampan, tubuhnya masih berotot mungkin karena ia selalu bertani setiap hari. Namun Humaira tidak pernah berpikir jika ia harus menikah dengan laki-laki yang sebaya dengan ayahnya. 

Hari-hari nya setelah selesai mondok hanya ia isi dengan kegiatan keagamaan, mengajar anak-anak mengaji di Musholla dan mengisi pengajian ibu-ibu di desa. Setiap hari pula Wira Sasongko seperti gencar mendekatinya. Bukan tanpa alasan laki-laki itu mendekatinya meskipun Humaira selalu menghindar, laki-laki itulah hanya ingin menikahinya untuk menepati janji dan membayar lunas hutangnya pada Kiyai Mansyur.

Waktu Dzuhur sudah hampir masuk, sudah ada beberapa anak muda yang datang untuk menunaikan ibadah Sholat. Ustadz Khalid yang biasanya menjadi imam di mushola itu berhalangan hadir karena sedang mengisi tausiyah pernikahan di desa sebelah, alhasil para anak-anak muda disitu bingung karena tidak ada yang imam. Dari mereka tidak ada yang memberanikan diri untuk menjadi imam karena merasa belum pantas. Di barisan ibu-ibu pengajian yang ada di shaf belakang juga sudah mulai rusuh karena sholat berjamaah nya belum di mulai. Mereka menunggu siapa yang siap jadi Imam.

"Kenapa sholatnya belum dimulai?". Seluruh jamaah yang ada di Mushola menoleh ke arah pintu masuk, disana ada Pak Wira dengan kaos oblong dan celana dasarnya, wajah laki-laki itu terlihat bersih dan bersinar menambah aura ketampanan sang duda. Ibu-ibu pengajian yang berada di shaf belakang pun terpesona melihat ketampanan Pak Wira tak terkecuali Humaira. Wanita itu langsung beristighfar dan merutuki dirinya sendiri karena bisa-bisanya ia terpesona pada laki-laki tua itu.