please, jangan ghosting - end

1.5K 131 16
                                    

Yuhuuuu, aku datang lagii...
Maacih yang udah mau nunggu, maacih juga yang udah mendukung aku eheheheh
Love youuu love you bangett sama kaliannn🥺😘😘😘😘😘😘❤️❤️

Tak terasa sudah hampir 1 bulan aku dan Gentala kenal, selama 1 bulan ini kami sibuk melakukan pendekatan, saling adu rayu atau goda menggoda sudah tak asing bagi kami meskipun tidak ada status kejelasan antara hubungan aku dan Gentala. Tapi begini saja aku sudah cukup senang, yang penting Gentala tidak menghilang dari hidupku. Jujur saja aku sangat mencintainya, entah bagaimana awal mula perasaan itu tumbuh. Namun aku tahu, ini merupakan perasaan cinta.

Hari ini, adalah jadwal ujian proposal ku. Aku sudah memberitahu Gentala, namun dia belum membaca chatku. Aku begitu nervous karena takut salah mempresentasikan materi di hadapan penguji, pikiran ku begitu kacau karena belum mendapatkan balasan dari Gentala, padahal aku berharap dia akan menyemangatiku. Aku masih berpikiran positif mungkin dia masih fokus dengan kuliahnya.

Namun sampai ujian proposal ku selesai, dan hari berganti Gentala tidak membalas chatku. Sehari, dua hari, sampai seminggu tidak ada satupun chatku yang berbalas. Di hari kedelapan, profil WhatsAppnya menghilang, saat aku chat Gentala kembali hasilnya ceklist, ternyata aku di block. Tidak ada yang salah dalam hubungan kami, tapi kenapa? Apa salahku? Kenapa Gentala menghilang begitu saja tanpa menjelaskan sesuatu kepadaku. Setidaknya jika dia sudah bosan padaku harusnya bicara saja, aku pasti akan menerimanya meskipun sulit. Setidaknya aku tahu alasannya.

Sejak hari itu, aku memilih mengakhiri petualanganku dalam mencari sosok laki-laki yang bisa mengisi hari-hariku. Hatiku sudah membeku, dan sudah pasrah, terserah Tuhan akan membawa takdirku kemana. Jika pun harus hidup sendiri selamanya, maka aku akan menerimanya. Dari pada hidup bersama dengan laki-laki yang hanya kasihan atau terpaksa denganku.

Tujuanku saat ini adalah fokus mengerjakan skripsi agar aku bisa cepat-cepat lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan agar tidak menjadi beban orang tua.

***

7 bulan kemudian

Aku mendapatkan pekerjaan di kota Padang. Lagi-lagi kota yang berhubungan dengan Gentala, padahal aku sudah berusaha melupakannya, namun takdir seolah ingin mendekatkan kami. Aku tidak tahu bagaimana kabar Gentala, mungkin dia sudah menemukan tambatan hati baru yang se frekuensi dengannya dan tentunya lebih cantik dan seumuran dengannya.

Sudah 2 Minggu aku bekerja sebagai admin fakultas di kampus terkenal di kota ini. Kebetulan proses perkuliahan sudah berlangsung secara tatap muka, jadi setiap hari aku berada di kampus. Biasanya jam 6.15 aku akan pergi ke kampus dengan berjalan kaki sekalian olahraga pagi. Jarak kosan ku dengan kampus tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 20 menit jika berjalan santai.

Sial sekali, karena pagi ini aku terlambat bangun gara-gara aku marathon ngedrakor sampai jam 2 pagi. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30, aku hanya cuci muka, jika mandi maka aku akan semakin terlambat. Setengah berlari aku pergi ke kampus, double sial lagi saat di perjalanan ada korban tabrak lari. Tidak ada yang menolong anak muda itu, jiwa jahat dan baikku saling berargumentasi. Aku tidak ingin peduli kepada korban kecelakaan itu, jika aku membantunya sudah dipastikan aku akan terlambat. Namun jika tidak di tolong, bisa saja lukanya parah dan dia akan mati. Heran, kenapa jalanan disini sepi, tidak ada orang yang lewat satupun untuk membantu anak muda itu.

Persetan dengan resiko yang akan aku dapatkan, aku memilih membantu anak muda itu. Aku berjalan mendekatinya, ia memakai helm fullface jadi aku tidak bisa melihat jelas wajahnya, tubuhnya tertimpa motornya sendiri. Aku membantu mengangkat motor itu namun tenagaku tidak sebanding dengan berat motor itu yang mungkin dua kali lipat dari tubuhku, alhasil aku hanya mampu mengangkat seperempatnya saja. Untung saja anak muda itu masih punya tenaga untuk menggeser tubuhnya. Aku membantunya berdiri dan membawanya untuk duduk di trotoar, motornya ku biarkan saja berada di posisi itu, lagi pula tidak terlalu berada di tengah jalan. Aku membantunya melepaskan helm full facenya, jika dilihat-lihat usianya tidak terlalu jauh dariku dan yang terpenting ia tampan.

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang