Saka dan Mira

2.7K 135 9
                                    

"Level tertinggi dalam sebuah percintaan adalah mengikhlaskan dia bersama dengan yang lain, bukan karena tak ingin berjuang tetapi memaksakan ego malah akan saling menyakiti satu sama lain" ~ sibantet69

Warning : Banyak part-part yang menggelikan, kalo gak suka Monggo di skip.

Kalo klean Nemu part yang agak janggal tolong kasih tanda yaa biar bisa aku perbaiki, tengkyuu😘

***

Hari Senin merupakan hari yang indah bagi Mira, maklum saja sebagai pengacara alias pengangguran banyak acara selain rebahan rebahan rebahan dan terus rebahan maka sehari-hari ia akan selalu rebahan di tempat tidurnya yang nyaman. Ia baru lulus sekolah 6 bulan yang lalu dan tidak berniat untuk melanjutkan kuliah. Otaknya memang tidak mampu jika di bidang akademik, ia lebih suka praktek secara langsung daripada memahami teori yang menurutnya rumit. Makanya selama sekolah ia selalu ranking 1 atau 2 dari urutan belakang, tapi meskipun begitu ia tidak pernah tinggal kelas, mungkin gurunya kasihan dan tak tega kepadanya sehingga meloloskan ia untuk naik kelas begitu saja.

Meskipun ia berbeda dari abangnya, tapi Mami dan Papinya tak pernah membedakannya satu sama lain, semuanya diberi kasih sayang dengan porsi yang sama. Ia dan abangnya memiliki jarak yang cukup jauh, yakni 9 tahun. Mira terkadang iri dengan kecerdasan abangnya, di umurnya yang ke 23 tahun abangnya sudah menamatkan program S3, dan di umurnya yang ke 25 tahun abangnya sudah mampu membangun dan mengembangkan bisnisnya sendiri bahkan sampai memiliki cabang di beberapa negara. Tapi meskipun terlahir dari keluarga yang kaya raya, Mira memilih untuk tidak bergantung dengan kedua orangtuanya ataupun abangnya. Ia ingin hidup mandiri, berusaha dari nol tanpa adanya bantuan dari keluarganya. Buktinya saja sampai saat ini ia masih menganggur.

Sudah berbagai tempat Mira jajaki, dari satu pintu ke pintu ia memasukkan lamaran kerja, berbagai penolakan dengan segala macam alasan diberikan. Dan rata-rata Mira tidak pernah lolos di segi persyaratan administrasi. Ia akui memang nilai ijazahnya sangat pas-pasan, rata-rata nya hanya 4,01. Ia sedikit menerima dengan lapang dada jika hanya itu alasan yang membuatnya tidak lolos, namun ia sedikit kesal dengan alasan penolakan yang tidak masuk akal. Apa hubungannya antara tinggi badan dengan suatu pekerjaan, hanya karena kurang 2 cm ia tidak pernah lulus setiap memasukkan lamaran kerja di tempat manapun. Tingginya hanya 153 cm, baginya itu sangat normal dan wajar seperti manusia umumnya, lagi pula dalam suatu pekerjaan yang diperlukan adalah sebuah skill, percuma jika memiliki tinggi seperti tiang listrik namun tidak bisa melakukan apa-apa. Karena alasan konyol seperti inilah yang membuat pengangguran di negaranya bertebaran dimana-mana.

Menjadi pengangguran ternyata sangat melelahkan, tapi lebih lelah lagi mencari pekerjaan namun sampai saat ini belum juga ia dapatkan. Ia sudah lelah menjadi beban keluarga. Hari ini ia bersumpah apapun yang terjadi ia akan mendapatkan pekerjaan. Jika nanti ia telah mendapatkan pekerjaan dan jadi kaya dari hasil kerja kerasnya sendiri, ia akan membangun sebuah tempat usaha dimana siapapun bisa bekerja di tempatnya tanpa ada syarat yang membebani.

"Gincu udah merah, bulu mata udah cetar membahana, badan udah bahenol. Oke princess udah siap buat melamar ayang beb, eh melamar kerja. Kali ini pasti keterima". Ucap Mira percaya diri, sekali lagi ia memutar-mutarkan tubuhnya di hadapan cermin untuk memeriksa penampilannya yang udah oke.

Mira melangkah dengan semangat menuruni tangga di rumahnya. Sesampainya dibawah ia sudah disambut oleh Mami, Papi dan abangnya. Papinya sedang membaca koran, abangnya sedang sibuk dengan tabletnya dan Maminya sedang menonton berita gosip.

"Papii, Mamii, Abaangg". Panggil Mira dengan suara yang keras dan heboh, membuat 3 orang yang sedang fokus dengan kegiatannya kaget seketika.

"Eh anak Mami, ngagetin ajaa. Tumben pagi-pagi begini udah mandi dan cantik gitu biasanya juga masih ileran dan bau jigong". Sindir Arana blak-blakan. Wanita paruh baya yang masih cantik jelita di usianya yang sudah lebih setengah abad itu memang terkenal bar-bar. Ia baru sedikit feminim jika hanya sedang bersama suaminya. Tidak heran jika sampai sekarang Mira sangat hiperaktif karena menuruni sifat ibu kandungnya. Mungkin jika Kita nanti sudah memiliki pawang maka ia akan berubah menjadi kalem.

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang