Andik Cahyono
Kali ini bukan otakku yang berpikir
Namun, jiwaku
Kekalutan masih membelenggu negeri
Serasa tak 'kan pernah berakhir
Kehilangan orang tersayang sudah dianggap biasa
Tembakan dan penyiksaan tak lagi menggetarkan hati
Isak tangis pejuang berbanding terbalik
Dengan tawa bahagia para penghancur negeri
Air mata tak lagi terhitung jumlah tetesnya
Rasa dendam tertulis tebal di hati setiap orang
Kini perjuangan yang sangat melelahkan telah berakhir
Masa yang sulit kubayangkan telah selesai
Pahitnya perjuanganmu
Terbukti dengan negeri yang indah ini
Kini kami hanya menikmati manisnya perjuanganmu
Jasamu 'kan terikat kuat di lubuk hatiku
Bionarasi:Perkenalkan, namaku Andik Cahyono, biasa dipanggil Andik. Lahir di Probolinggo, 13 April 2006. Saya tinggal di desa pinggiran perbatasan antara kabupaten Probolinggo dan Pasuruan, tepatnya di Desa Tambakrejo kecamatan Tongas.
Saya anak terakhir dari lima bersaudara, Ibu telah meninggalkan kami ketika usiaku masih belia.
Latar belakang keluarga yang berpendidikan rendah membuat semangatku tersulut untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi hingga kini aku menempuh SMA. Meskipun Ayah bekerja sebagai kusir andong, tidak membuatku malu. Namun, rasa bangga atas kerja kerasnya yang menambah semangat belajarku.
Hampi 1 tahun Ayah sudah tidak bekerja karena usia yang menua dan sakit yang tak kunjung sembuh. Saat ini perekonomian keluarga hanya mengandalkan pemberian dari kakak-kakakku saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi: Pahlawan Indonesia | Bahadur Pembebasan Pertiwi
PoesíaStory ini adalah kumpulan puisi bertema pejuang kemerdekaan yang ditulis oleh para penulis hebat, peserta lomba puisi yang diadakan Penerbitan Egan's Family dalam rangka memperingati Kemerdekaan RI, Agustus lalu.