Cupid's Arrow

259 32 10
                                    

I look at you
You look at me
(you can't help it, yeah,
we're feeling butterflies)
It's obvious
We got some chemistry
(I think I know what
it feels, so right)
°°°
Lionel Richie - I Call It Love
°°°°°

Dalam perjalanan pulang, tidak ada yang berani membuka percakapan, hanya suara radio yang menemani sepinya malam. Sebenarnya belum terlalu larut untuk mengajak Joo Hyun pergi mendatangi tempat lain, layaknya pasangan muda-mudi lainnya, tapi Kyuhyun harus membatalkan itu semua karena keadaan yang tidak memungkinkan.

Sedangkan Joo Hyun, hanya duduk menyandar menghadap ke jendela samping. Ia tidak bicara lagi setelah lelah menangis dipelukan Kyuhyun tadi. Sebenarnya bukan lelah hanya saja... rasanya ia malu untuk sekadar menatap wajah pria itu. Joo Hyun berani bertaruh jika tadi bukan dia duluan yang memeluk pria itu tapi pria itu yang relfeks menariknya.

"Sudah sampai..." suara Kyuhyun menyadarkan lamunan Joo Hyun.

"Ohh, sudah sampai..." gumam Joo Hyun pelan.

Kyuhyun menatap aneh gelagat tunangannya itu, padahal ia sudah memberitahu jika mereka berdua sudah sampai tepat di lobby depan pintu utama istana.

"Kau ingin aku temani tidur di mobil?" Kyuhyun sengaja menggoda Joo Hyun yang sejak tadi masih duduk di kursinya, tidak ada tanda-tanda akan turun.

Bugh

"Sembarangan..." cicit Joo Hyun sebal dengan ucapan Kyuhyun, tapi setelah itu ia tersenyum geli karena ia pun tidak mengerti kenapa tubuhnya tidak ada niat untuk turun dari mobil.

"Selamat malam Kyuhyun-ssi..-" ucapannya mendadak terhenti ketika ekpresi wajah pria itu berubah dalam sekejap, tidak lupa kedua tangannya berkacak pinggang.

"M-maksudku... Kyuhyun Oppa" ralat Joo Hyun lalu berlari kecil meninggalkan pria yang masih berkacak pinggang.

"Awas kalau salah lagi, aku tidak akan segan untuk menghukum mu Joo" gumam Kyuhyun lalu tersenyum kecil, menatap bayangan gadis itu yang perlahan hilang dari balik pintu utama.

*

*

*

Tidak ada yang tahu seberapa dalamnya samudra, begitupun dengan hati manusia yang mudah sekali dibolak-balikkan. Kadang bisa jahat, bisa juga jadi baik, tapi yang lebih penting dari itu adalah bagaimana memposisikan diri. Itulah yang sekarang sedang Changmin rasakan, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana setelah tidak sengaja mendengar percakapan ayahnya dengan seseorang melalui telepon. Ia yang tadinya hanya ingin berbagi pendapat mengenai masalah pekerjaan malah harus mendengar sesuatu yang diluar dugaannya. Hanya satu harapan Changmin, semoga yang dia dengar salah

Ia sudah kembali ke kamarnya, kembali merenungi percakapan yang tidak sengaja ia dengar, sumpah demi apapun Changmin sama sekali tidak berniat menguping pembicaraan. Tapi, kejadian tadi terlanjur membuat moodnya jatuh sejatuh-jatuhnya.

"Ini tidak mungkin..." gumam Changmin tidak percaya.

Niatnya untuk kembali melanjutkan pekerjaan yang tertunda di kantor seketika batal. Tubuhnya lemas terduduk di pinggir kasur dengan tangan menumpu kepala berharap semuanya sirna.

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi... demi apapun itu..."

*

*

*

Malam semakin larut, bahkan beberapa lampu sudah dimatikan yang berarti menandakan waktu untuk beraktifitas sudah selesai. Namun tidak dengan Joo Hyun yang masih terjaga, bahkan matanya lebih segar dari tadi siang, aneh. Rentetan peristiwa sebelumnya berputar bak film yang menyajikan tontonan.

You Don't Have To GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang