Mungkin detik ini kamu tertawa tapi kita tidak akan tau apa yang akan terjadi di detik berikutnya kan? Maka siapkan selalu diri kalian untuk apapun yang terjadi.
~Xionara ~"Baiklah Apa kalian sudah mengerti?" tanya seorang wanita paruh bayah sambil menatap satu persatu muridnya yang tampak lesu.
"Ngerti, Bu," jawab mereka semua.
"Kalau sudah mengerti silakan Alin, kamu maju kedepan kerjakan soal ini," tunjuk Guru tersebut yang sontak membuat seorang gadis melotot tidak terima.
"Eh eh kok saya Buk?" protes Alin sambil berdiri menatap sang guru. "Aluna aja buk jangan saya, kalau nggak Zara, Nayra, Putri, Banyu-"
"Ibu maunya kamu, sekarang maju,"
Alin menganga saat sang Guru langsung menyela membuat gadis itu memberengut kesal dan seisi kelas tertawa serta menyorakinya.
Gadis bernama lengkap Omaira Alin Revathi itu mendelik kearah teman-teman sekelasnya yang mana memuat mereka semakin tertawa atas penderitaan Alin.
Kelas yang tadi sepi seakan tidak ada penghuni menjadi sangat berisik dipenuhi sorakkan-sorakkan.
"Ayok Lin lo kan pinter masalah Matematika," seru teman cowok Alin yang membuat seisi kelas tertawa.
"Nah bener nilai lo kan gak pernah di bawah seratus tuh kalau soal MTK," sahut yang lainnya.
Alin mendesis mendengar ejekan itu, temen sekelasnya memang minta di hajar, harusnya mereka menolong Alin bukan melepar ejekan berselimut pujian. "Ck, diem lo semua," kata Alin dengan ketus.
"Dih kok ngamok," ujar seorang siswi bernama Aluna sambil terkekeh ringan.
Aluna Meysha Kalila, gadis berparas cantik dengan postur tinggi itu merupakan salah satu Sahabat Alin semenjak di SMA Pelita.
Tanpa memperdulikan perkataan mereka Alin maju kedepan, dengan tatapan tidak bersemangat menatap papan tulis yang sudah berisikan soalan matematika. "Haiss nyusahin aja si X sama Y, dia yang pisah gua yang ribet,"
Lama Alin menatap papan tulis didepannya dengan kening berkerut, bukan karena soalnya ia bahkan tidak berminat mengurusi perpisahan X dan Y itu di kira dia hakim apa sampai mau mengurusi perpisahan.
Kening gadis itu mengernyit karena melihat tulisan gurunya yang bersambung dan sangat rapi, ia bingung kenapa orang-orang bisa menulis bersambung sedangkan dia tidak padahal dia sudah sering belajar sama Mamanya.
"Woy Lin ngapain sih lo di depan, cepetan ngapa jawabnya, itu tuh jangan di liatin aja lah," desak seorang siswi yang duduk di bangku paling belakang.
Alin berdecak dan memutar bola matanya dengan jengah saat mendengar hal itu.
"Au nih tadi bilang ngerti, cepetan bel bentar lagi tau," sambung yang lainnya yang membuat sang guru berdeham kencang.
"Udah-udah, Zara sama Putri kalau kalian gak bisa diem kalian yang ibu suru gantiin Alin didepan," imbuh guru tersebut membuat keduanya langsung diam.
Alin yang mendengar hal itu terkekeh kecil, Zara Laila Adiba Dan Putri Irina Partibha Mereka adalah sahabat Alin sama seperti Aluna tapi mereka sangat cerewet dan menyebalkan menurut Alin berbeda dengan Aluna yang lumayan waras.
"Gimana Alin? Kenapa belum di kerjain juga soalnya, sudah lima menit loh kamu berdiri di sini, tadi kamu bilang sudah paham,"
Alin berbalik menatap sang Guru dengan cengengesan membuat sang Guru mendengus melihat salah satu muridnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIGAR #WRITONwithCWBP
Teen FictionWARNING🚫⚠️ [FOLLOW DULU SEBELUM BACA BRO!!] Cerita ini mengandung sedikit keuwuan, kegilaan, kekerasan, dan adegan yang tidak patut di contoh. Harap bijak membaca ambil hal positifnya saja dan buang yang negatif. PELAGIAT JANGAN MENDEKAT ❌‼️ AUTHOR...