ALIGAR 15

9 2 1
                                    

Alin sedari tadi tidak berhenti merutuk dirinya, di tatapnya benda pipih itu dengan wajah memelas, ia sangat takut sekarang. Edgar  tidak membalas pesannya ia yakin cowok itu marah karena jawaban yang ia berikan.

"Bodoh!  Ck kenapa lo pakek balas gitu sih,  gimana kalau dia marah? Ahh pasti marah,"

Jujur Aludra sangat takut kalau Edgar marah, karena jika marah dia sangat menyeramkan, Alin belum pernah liat sih lelaki itu selalu manis di depannya tapi kata orang dia seram kalau marah.

"Gue lebih milih ketemu hantu dari pada Edgar saat ini," ujar Alin sambil menggigit jarinya.

Setakut-takutnya Alin dengan hantu ia lebih takut sama rumor Edgar yang sedang marah,  dalam keadaan ini Alin akan memilih ketemu hantu aja dari pada lelaki itu.

Mata Alin langsung melotot saat mendengar suara ketukan pintu, dia yakin itu Edgar.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam eh nak Edgar,  nyariin Alin ya?"

"Iya mah,  Alin nya ada?"

"Ada tuh di kamar,  dari Mama pulang tadi gak keluar-keluar anaknya mungkin tidur, mau Mama panggilin?"

"Edgar aja gak apa-apa mah?"

"Oh ya udah pergi aja,  tapi ingat jangan macam-macam,"

"Siap mah," kata Edgar sambil memberi hormat.

Diana yang melihat hal itu terkekeh, Edgar memang sering datang kerumah jadi Diana sudah cukup kenal dengan lelaki ini, apa lagi pembawaan Edgar yang ramah dan mudah bergaul.

Alin yang dari tadi menguping pembicaraan Edgar dan sang Mama semakin ketar ketir di tempatnya apa lagi saat mendengar Mamanya bilang mau ke rumah tante Yuni, yah kamar Alin memang dekat dengan pintu masuk jadi ia dengan mudah mendengar semua pembicaraan sang Mama dan Edgar.

"Mama kenapa pakek pergi segala coba, percaya amat sama Edgar," cicit Alin.

"Ludra buka pintunya."

Aludra langsung menatap pintu kamarnya dengan horror, wajahnya udah di penuhin oleh keringat. Ingin rasanya Aludra menangis dia sangat takut sekarang.

Katakan Aludra lebay,  tapi ini faktanya seorang Kana sangat menakutkan bagi Aludra kalau lagi marah bukan cuma menurut Aludra yang kenal Kana pasti juga tau.

"Lin buka,"

Alin terlonjak mendegar suara Edgar yang berada di depan pintu kamaranya. Dengan keberanian yang tinggal 1% lagi, Alin membuka pintu kamarnya,  gadis itu menunduk tidak berani menatap wajah Edgar.

'Oh Ayolah Lin, dia bukan siapa-siapa lo apa haknya marah,' kata Alin dalamm hati.

Alin mendongakan kepalanya berusaha terlihat tidak takut tapi belum sempat Alin berkata, gadis itu terdorong kebelakang akibat ulah Edgar setelahnya lelaki itu mulai masuk juga.

"Ke-kenapa di kunci?" Alin menatap pintu yang sekarang sudah tertutup rapat dengan cemas,  tangannya meremas ujung baju yang ia pakai.

Keberanian yang sempat terkumpul kini sudah hilang entah kemana, menyisakan Alin yang hanya dia bergeming di tempat.

"Kenapa gak makan?"

Bukannya menjawab pertanyaan dari Alin, Edgar malahan balik bertanya dengan suara yang datar, berbeda dari biasanya.

"Lo gak mendadak bisu kan Lin? "

Alin memberanikan mendongkak menatap manik mata milik Edgar. "Tadi gue mau beli mie kok,  tapi gue lupa,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIGAR #WRITONwithCWBP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang