1

207 10 0
                                    

Hanggo yang masih enerjik di usia senjanya menarik hati Helena seorang gadis yang kehilangan sosok Ayah karena Ayahnya memiliki istri muda.Ibunya meninggal ketika dia masih kecil karena sakit,setelah menikah Ayahnya terlalu sibuk dengan keluarganya yang sekarang.Dan mungkin lupa jika Helena butuh kehangatan keluarga dan kasih sayang juga.

Berawal bercanda di sebuah warung tegal,akhirnya saling bertukar nomer ponsel.Awalnya Hanggo hanya berpikir jika Helena mampu mengobati rasa rindunya pada putrinya yang tinggal di luar kota.Dia duda yang memiliki dua orang anak,laki-laki dan seorang perempuan yang semua sudah menikah.Hanggo kesepian,dia butuh teman ngobrol,tertawa terbahak-bahak.Semenjak istrinya meninggal,hidupnya sangat begitu kosong.

Helena yang haus sosok Ayah mampu menerima Hanggo dengan baik dalam hidupnya.Dia juga tidak paham kenapa dengan dirinya yang begitu gila.Sebentar lagi Hanggo pensiun karena usianya akan menginjak 60 tahun,dia mempersiapkan hal itu dengan baik.Hanya saja saat ini Hanggo butuh teman untuk menemani hari-harinya.Helena yang periang dan penyayang membuat Hanggo kembali merasakan muda kembali.

Setiap hari Hanggo menunggu Helena di warteg andalannya.Dia begitu rindu ingin melihat perempuan seumuran anaknya itu tidak lagi bersedih karena beban hidupnya begitu berat.Dia ingin Helena ceria kembali seperti sedia kala.Setelah melihat senyuman perempuan unik itu,hati Hanggo seperti terisi air suci dari surgawi.

Lama-kelamaan Hanggo memberanikan diri untuk mencoba berbicara dengan perasaan yang menganggu kehidupannya.Dia begitu gelisah dengan apa yang dia rasakan,dan bingung cara menjabarkannya.Hingga malam itu dia memutuskan untuk pergi kesebuah rumah yang tidak terlalu besar,namun juga tidak kecil.Dia memberanikan bertamu kerumah itu.
Apapun keputusannya,apapun hasilnya akan dia pertimbangkan di akhir perjuangannya.

Butuh banyak nyali untuk memasuki rumah itu,tapi sebelumnya dia bertanya si tuan rumah ada di dalan atau tidak.Dengan langkah yang ringan,Helena sudah tahu siapa yang datang.Dia memberitahu penjaga rumahnya untuk memperbolehkan orang itu masuk.Dan dia bergegas mengenakan pakaian terbaiknya yang sederhana lalu menemui seseorang yang gelisah itu.Terlihat dari lututnya yang tidak bisa diam,dan Helena mencoba menenangkannya.

"Mas ada masalah?"tanya Helena lembut sembari menatap mata Hanggo yang sayup.

Dengan gerakan gemulai dia melayani Hanggo,dia tuangkan secangkir kopi dan mengaduk gula itu lembut.Hanggo gunakan kesempatan untuk mencuri-curi pandang dengan gadis yang berada disampingnya.Gadis lugu yang memiliki beban luar biasa itu.

"Minum dulu gih"ucap Helena yang bingung dengan sikap Hanggo yang dingin,dia tidak seperti saat berada di telepon.

Helena lalu pergi kedapur untuk mempersiapkan makan malam yang sudah dia masak dari sore tadi.Dengan rapi dan teliti dia hidangkan untuk Hanggo yang masih kaget dan syok dengan apa yang dia lakukan saat ini.

"Mas,makan dulu yuk"tuntun Helena lembut.

Bayangan Hanggo seperti punguk yang kejatuhan bulan tiba-tiba,dia tidak bisa membayangkan keadaan ini.Bagaimana bisa dia jatuh cinta dengan perempuan seusia anaknya tersebut,apalagi bukan perempuan yang sesederhana yang dia pikirkan.

Setelah kenyang Hanggo pulang dan dia ingin mengubur perasaan aneh itu,mau tidak mau dia harus melupakan hal yang sudah terlalu jauh ini.Setelah itu,disisi lain Helena sangat bingung dengan perubahan Hanggo yang seperti menghindarinya,beberapa hari ini Hanggo memang tidak menelepon atau mengirim pesan.Bahkan juga tidak makan siang di warung seperti biasanya.Lagi-lagi Helena di tinggalkan begitu saja tanpa kabar oleh laki-laki,padahal harusnya kali ini lelaki itu beruntung sekali mendapatkan gadis muda sepertinya.

Seringkali Helena melamun sendirian memikirkan itu,tanpa pikir panjang lagi akhirnya dia menelepon Hanggo beberapa kali tapi tanpa jawaban.Semakin membuat Helena terusik ketenangannya.Bahkan dia juga sering menunda pertemuannya dengan klien.Dia hanya penasaran kenapa Hanggo menjauh darinya begitu saja tanpa memiliki alasan yang logis.

Sebelum pulang Helena mampir ke restoran Ayam dekat rumahnya untuk sekalian makan malam,kaget sekali ketika dia melihat Hanggo disana mungkin sedang meeting.Dia mungkin mengganggunya tadi karena menelepon berkali-kali.Dari kejauhan Hanggo melihat Helena yang membuat hatinya begitu bergetar,dia tahu jika siang tadi perempuan kecil itu membombardir ponselnya.

Setelah meeting selesai,Hanggo mendekati Helena dan duduk untuk menjelaskan duduk perkaranya.

"Ada apa?"tanya Helena.

"Aku rasa,aku harus membatasi hal ini.Aku nggak mau masuk terlalu jauh,aku kasian sama kamu"ucap Hanggo lirih.

"Kasian kenapa?apa yang salah?"

"Nggak ada yang salah,tapi aku nggak mau terlalu jauh.Perasaan ini gila"

"Perasaan apa?"tanya Helena singkat.

"Kamu nggak akan ngerti tentang hal ini"ucap Hanggo sembari berdiri dan akan pergi.

Tapi Helena menarik tangannya mesra.

"Nggak ngerti apa?jelasin donk mas?"ucap Helena merajuk.

"Memang kamu nggak malu di liatin orang-orang?Aku udah tua,nggak pantes terlibat terlalu jauh"ucap Hanggo.

"Andai cinta bisa memilih mas,mungkin aku milihnya Reza Rahardian bukan kamu"celetuk Helena ringan.

Nyezzzzzz hati Hanggo seperti tersirami air surga yang segar.Dia mendengar kalimat yang paling menenangkan dalam hidupnya.Dia seperti menemukan cara hidup yang baru.Dia hentikan langkahnya dan kembali duduk menemani Helena makan.

"Mas,aku anter pulang ya"ucap Helena lagi yang begitu asik.

Semenjak itu mereka kembali menjalin hubungan intens layaknya kekasih.Hanggo sering datang kerumah Helena dan mereka habiskan waktu berdua.Saat libur,Hanggo datang kerumah pagi-pagi.Makan berdua,nonton film berdua dan jarang sekali mereka keluar rumah.

Helena melihat Hanggo yang tidur pulas di pangkuannya,dia sayang banget dengan laki-laki tua aneh ini.Tanpa sungkan Helena mencium pipi Hanggo karena gemas.Tanpa berbicara banyak,Helena selalu menunjukkan perhatiannya dan rasa sayangnya pada pria tua itu.Bahkan kini mereka tidak sungkan untuk menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi.Tentang anak,pekerjaan dan semuanya mereka bagi.

Menemukan Hanggo seperti anugerah terindah dalam hidup Helena.Pria yang selalu menghormatinya dan memahami betul bagaimana memperlakukannya dalam hidup ini.Ayah Helena mencium hubungan ini,awalnya tidan menyetujui tentang hal itu.Tapi lama-lama,Ayahnya mengerti dan ingin segera menjadikan mereka pasangan yang resmi.

Tapi ada beberapa hal yang tidak bisa di paksakan.Tentang anak-anak Hanggo yang mungkin menentang hubungan mereka,mereka pasti tidak begitu mudah menerima pengganti ibunya.Hanggo mengatur sedemikian rupa untuk mempertemukan Helena dan anak-anak terlebih dahulu.

Betapa kagetnya ketika ternyata Hanggo adalah Ayah dari Adrian,lidah Helena terasa kaku ketika memandang mata Adrian yang berapi-api.Adrian begitu marah dengan keadaan ini,dia merasa sangat terhina dengan semua ini.Tiba-tiba pembicaraan antar keluarga ini begitu memanas dan terjadi perdebatan yang tidak pernah selesai.Tangisan dan teriakan mengawali sidang rapat itu,Helena dengan berat hati langsung melangkahkan kakinya keluar rumah Hanggo yang sederhana itu.Dia meneteskan airmatanya tanda kekecewaan yang sangat besar kepada hidupnya ini.

PERAHU TERAKHIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang