7

81 8 0
                                    

Hanggo benar-benar kaget dengan kenyataan ini.Kenapa dia menjadi seperti ini,dan dia pun bingung juga harus bagaimana.Malam ini dia sama sekali tidak bisa tidur dan tidak tahu harus bagaimana.Mungkin memang ini lah jalan satu-satunya untuk melepaskan Helena,dia lebih pantas dengan pria yang lebih baik.Apalagi dia memahami alasan Adrian yang sangat tidak menyukai hubungannya dengan Helena yang merupakan mantan pacarnya.

Dia memilih untuk membatasi komunikasi dengan Helena dulu,dan Helena memaklumi akan hal itu.Dia juga capek dengan hubungan yang seperti ini,dia hanya tulus ingin menjadi perempuan yang memiliki rumah tangga seperti wanita-wanita lain tapi hidup tidak semudah itu.Mencintai pria yang lebih muda juga beresiko dan yang lebih tua pun sama.Dia sangat putus asa,mungkin hidupnya tidak akan mengalami hal-hal yang indah seperti wanita sederhana lainnya.

Mungkin ada baiknya Helena menghindar dulu dari kenyataan ini,dia juga memahami dan mengerti perasaan Hanggo.Berbulan-bulan mereka hidup tanpa saling berkabar sedikitpun setelah kejadian itu.Dan tanpa sengaja dia bertemu Adrian.

Helena tampak menghindar darinya,dia tidak ingin membahas apapun dengan mantan terindahnya itu.Dia berusaha profesional saat membicarakan pekerjaan,walaupun setelah itu Adrian mencuri waktu untuk membicarakan tentang masalah pribadi.

"Gimana?kamu berubah pikirankah?"kata Adrian dengan senyuman yang seharusnya memabukkan.

"Jika pemikiranku berubahpun nggak akan ada sesuatu yang bisa kembali"jelas Helena.

"Aku mengakui segala kesalahanku padamu.Tapi jika hal gila itu kamu lakukan untuk membalasku,kamu salah.Kasian Bapak yang nggak tahu apa-apa tentang kita.Jangan kamu manfaatin orang yang nggak salah untuk membalasku,itu nggak adil"kata Adrian.

Sejujurnya Helena agak tersinggung dengan ucapan itu.

"Jika kamu nggak bisa memberi apapun untukku,tidak bisa menjadi pria yang bertanggungjawab dengan ucapannya di hadapan ibuku.Setidaknya jangan berbicara seenaknya di depanku,sudah cukup dengan semua itu.Jangan selalu menghinaku dengan kalimat-kalimat itu"tegas Helena yang mengatakannya dengan menitikkan airmata.

Hati Adrian begitu sangat sakit ketika Helena mengatakannya.Dia ingat saat itu dia pernah berjanji di depan Almarhum ibu Helena untuk menjaganya dan menemaninya.Tapi brengsek sekali ketika dia malah menduakannya dengan gadis lain.

"Jika kamu selalu menginginkan aku sendiri,untuk apa?apa untungnya untukku?aku lelah hidup seperti ini,aku juga ingin hidup seperti kamu,punya anak,suami.Kamu tahu bagaimana aku?kamu paling tahu,bagaimana diriku karakterku semuanya.Apa mungkin aku melakukan hal yang tidak baik dengan pria yang kusayang dan kucintai??hah?!Sudahlah Adrian,semua sudah berlalu,jika hal ini membuatmu bahagia.baiklah"kata Helena sebelum bergegas pergi meninggalkan Adrian di situ.

Adrian sebenarnya kasihan dengan Helena yang selalu sendiri.Dulu dia begitu mencintainya,tapi dia tidak bersyukur karena mungkin masih muda dan labil.Helena tidaklah sejahat itu,dia cantik kaya namun dia sangat sepi.Kurang kasih sayang dari Papanya,dulu ketika ibunya masih hidup dia sering mendengar pertengkaran-pertengkaran yang membuat hatinya kecil.Helena begitu mempercayainya hingga dia ceritakan segalanya yang terjadi dan menangis di bahunya setiap kali Papanya datang dan bertengkar dengan Mamanya.

Helena mempercayai Adrian lebih dari apapun.Dia bukanlah gadis yang mudah untuk percaya dan mencintai seseorang.Semenjak Helena ke Sydney dia benar-benar lost contact,tak terdengar lagi kabarnya.Banyak hal yang dia dengar tapi Adrian lebih memilih satu langkah lebih jauh.Dia menikah dengan Rita atas permintaan Ibunya juga yang saat itu sakit keras karena adiknya Ninda sudah berkeluarga.Adrian mengubur cerita cintanya yang sangat salah kepada Helena dan Tuhan mengulang cerita itu kembali.

Helena berhak bahagia,dia berhak mendapatkan pria yang benar-benar bisa memberinya sebuah rumah yang nyaman.Rumah tempat dia menangis dan merasa sangat sedih karena luka-luka yang dia miliki di masa kecil.Setidaknya jika tidak bisa menepati janji,Adrian bisa menepati janji itu untuk menjaga Helena sebagai ibu sambungnya.Walaupun itu keputusan berat dan sedikit aneh.

Sepulang dari kantor Adrian mampir kerumah Bapak.Bapak ada di halaman belakang sedang duduk santai sembari menyeruput kopinya.Adrian menjadi Adrian yang biasanya,yang selalu diam,tenang,dan lembut.

"Udah makan pak?"tanya Adrian berbasa-basi

"Memangnya Bapak nggak masak hari ini?"tanya Adrian lagi sembari bergerak mengecek tudung saji.

Hanggo hanya menjawab sepatah dua patah kata.

"Pak,Besok aku minta Rita untuk cariin art ya biar Bapak ada yang ngurusin,nemenin,masakin"cuap Adrian tanpa bersalah.

"Nggak usah,hemat uang.Bapak masih bisa ngapa-ngapain sendiri kok.Dulu juga Ibu masih ada,kita biasa lakuin apa-apa sendiri"

"Ya kan dulu saat ibu ada,Bapak ada temen ngobrol.Apa cari temen ngobrol aja?"kata Adrian

"Iya ada,ntar malem di poskamling depan rumah.Tumben kamu kesini sendirian,ada apa?"tanya Hanggo heran.

"Laper pak,mau makan masakan Bapak tapi malah nggak masak.Ya udah disini ngobrol aja,Bapak mau nasi goreng nggak?"tanya Adrian.

Adrian bingung harus ngomong dengan cara apa lagi.Ketika mereka makan berdua,obrolan-obrolan itu mengalir begitu saja setelahnya.

"Memangnya Bapak nggak kangen masakannya Helena,dia pinter masak lho pak"kata Adrian keceplosan.

Rasanya nasi goreng itu seperti enggan untuk di kunyah dan membuatnya tersedak.Tapi segera dia minum air putih yang di tuangkan Hanggo segera.Hanggo diam saja sejenak,setelah keadaan agak kondusif dia mulai bicara.

"Darimana kamu tahu jika Helen pinter masak?"tanya Hanggo yang membuat keringat Adrian bercucuran.

"Ya nebak aja pak,kalau Bapak bisa jatuh cinta pasti kan dia agak mirip kaya ibu.Pinter masak,keibuan dan lain-lain.ya kan"kata Adrian mengelak.

"Iya kasian,dulu awal Bapak kenal dia sering murung,nangis-nangis nggak jelas.Katanya di  selingkuhin sama pacarnya"

Ucapan Hanggo menohok sanubari Adrian.Rasanya sakit ketulang-tulang.

"Emang iya?"ucap Adrian berusaha sok bodoh.

"Iya,kasian.Laki-laki yang di pegang tuh omongannya,sampe nggak mau pacaran.Maunya seketika cocok ya langsung aja menikah"

"Ya udah,silahkan"kata Adrian yang membuat Hanggo kaget.

"Boleh nih beneran?"tanya Hanggo seakan nggak percaya.

"Iya nggak apa-apa"

"Kemarin Bapak nonton film bagus judulnya Ibu sambungku adalah mantan pacarku"kata Hanggo lugas.

Adrian kaget ketika Bapaknya ngomong kaya gitu.

"Pak"panggil Adrian lirih

Dia peluk Bapaknya erat sekali dan menangis sesengukan.Dia mengakui semuanya di hadapan Bapaknya tentang perasaan yang dia rasakan kepada Helena.Tentang janjinya kepada Ibu Helena yang tidak pernah dia tepati.

"Mungkin dengan cara itu kita bisa menjaganya pak"ucap Adrian.

Dia ceritakan semuanya tanpa ada yang dia tutup-tutupi lagi.

"Tolong pak,kasian dia sendirian"kata Adrian yang membujuk Bapaknya agar memenangkan hati Helena yang biasanya akan mengeras seperti batu.

PERAHU TERAKHIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang