16

168 7 0
                                    

.................

Rahma begitu bahagia mendengar kabar burung tentang rumor perceraian Hanggo.Setelah peristiwa malam itu anak-anak tampak jauh dan tidak ingin mendekat pada Hanggo.

"Kamu nggak usah khawatir,oma selalu tetap ada.Dan kalian semua tetap ada di hati Oma,jadi tidak perlu khawatir.Kita tetep keluarga sampai kapanpun"

Diruang tunggu Ninda,Adrian dan Rita mengantar Helena yang hari ini proses mediasi,dan Hanggo berangkat seorang diri saja.Mereka saling menatap dari kejauhan.

Jujur hati Helena tidak mau seperti ini,tapi untuk memaafkan Hanggo begitu sulit.Dia membayangkan kebohongan Hanggo yang nyata untuknya,disana mereka menjalani proses mediasi.Hanggo bersikukuh tidak ingin bercerai.

"Baik,kita akan ketemu dengan Rahma itu.Biar kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi.Mas mohon ampun,Helena!"ucap Hanggo mengharap belas kasihan.

Adrian berdiskusi dengan Ninda jika tidak biarkan Bapak menemui Rahma sendirian.Maka sore itu mereka berkunjung kerumah Ratna,jujur saja Rahma tampak berbinar dengan kedatangan Hanggo dan anak-anaknya.Dengan tanpa basa basi Hanggo memulai pembicaraan ini,untuk membuat pertemuan antara dia dan istrinya.Rahma tampak ragu karena keterlibatannya,tapi ini adalah kesempatannya untuk melihat drama korea ini sampai pada titik final.

Rahma setuju untuk bertemu dengan Helena,Adrian sengaja memesan ruangan privat di salah satu restoran.Helena datang dengan asisten dan kuasa hukumnya,dia juga menunjukkan wibawanya disini.Perbincangan ini tampak sangat sengit,namun Rahma santai sekali dan terlihat hanya menganggap anak kemarin sore saja.

"Ada hubungan apa sebenarnya bu Rahma ini dengan suami dari klien kami?"tanya pak Simanjuntak sebagai kuasa hukum.

"Kami berteman"ucap Rahma enteng.

"Sedekat apa?"

"Ya cukup dekat,mas Hanggo ini banyak membantu saya,menemani saya,dan tempat saya bertukar pikiran.Jujur saja saya simpati dengan masalah beliau dengan istrinya"kata Rahma yang begitu ringan.

"Rahma,tolong ya.kamu bicara jujur jika saya sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan kamu.Kamu jelaskan pada mereka,pada istri saya jika saat saya bilang istri saya tidak bisa memberi saya keturunan lagi karena awalnya kamu bertanya tentang itu,bukan saya yang curhat"kata Hanggo memelas pada Rahma yang tampak tidak hiraukan.

"Hubungan kita memang dekat,kita berkomunikasi secara intens.Kalau soal pembicaraan itu saya sudah lupa karena banyak yang kita bicarakan sebelumnya setiap hari"

Adrian begitu geram dengan perilaku Rahma yang membuat Helena diam namun semakin memendam kepedihan.

"Tante,saya menghormati tante.Saya,adik dan Bapak saya datang kerumah tante kemarin.Tante berkata jika mau membantu keutuhan rumah tangga Bapak saya,kenapa hari ini tante seperti memperkeruh hal ini"cuap Adrian yang menahan kesabaran dari si nenek lampir ini.

"Sudah,sudah cukup ya.sekarang semua sudah lebih dari jelas.Bolehkah kami pamit?"ucap Helena dengan nada yang bergetar.

"Engga,kamu nggak boleh pergi sebelum mas selesai ngomong"kata Hanggo

"Buat kamu ya Rahma,aku sama sekali nggak ada perasaan sama kamu.Kamu minta tolong buat bantuin jual mobil,okey aku bantuin.Masalah malam itu hujan dan aku berteduh di rumahmu.Kamu mendekatiku,mau menawarkan dirimu itu.Aku menolak,karena aku berkata jika kamu salah paham.Aku nggak ada keinginan untuk hal itu.Maaf,aku tidak ingin mempermalukan kamu.Tapi sikapmu ini benar-benar menunjukkan apa yang sering orang katakan tentang kamu"ucap Hanggo sembari mengajak Helena keluar dari ruang itu.

Helena terpaku antara percaya dan tidak,pengkianatan adalah momok yang menakutkan buat dia.Bahkan dia tidak tahu lagi apa yang dia akan tuju saat ini.Hanggo menyetir mobil sembari memicingkan matanya kepada perempuan yang dia cintai.Dia tahu jika helena terlihat gamang dengan keadaannya.Hanggo juga tidak tertarik untuk menekan dan membuat pembicaraan dengan Helena secara serius.Dia masuk dan melangkah untuk beristirahat.

Pagi-pagi kuasa hukum Helena sudah menantinya di ruang tamu untuk membicarakan masalah ini.Hanggo melihatnya karena dia tidur di sofa semalaman suntuk,dia tahu jika Helena masih akan terus melanjutkan ini.Toh Helena masih muda,dan jalan hidupnya masih panjang.Jika ini keputusan yang Helena mau,maka Hanggo dengan berat hati harus menyetujuinya.

Tanpa berpikir panjang Hanggo berlalu dan memilih untuk pergi dari rumah itu.Karena tidak akan pernah ada habisnya dan jalan untuk bersama sangat sulit lagi di tempuh.Dia merelakan hal tersebut jika maunya Helena seperti itu.Kelak mereka akan bersua di pengadilan.

.......................... 
"Perceraian bukanlah sesuatu hal yang muda,banyak hal-hal yang harus mesti di pikirkan"ucap Papa Helena di sambungan telepon.

Helena tidak bisa berkata apapun lagi selain menangis.Dan rasanya bahagianya di renggut dengan cepat oleh waktu,tidak ada yang abadi di dunia ini.Pemikiran-pemikiran yang begitu semu melayang-layang di pikiran Helena sampai pukul 2 dinihari.Ada yang membuat jantungnya sangat sakit malam itu,keringat dingin bercucuran tanpa dia tahu apa penyebabnya.

Seketika dering telepon membuncah,ternyata dari anak sambungnya Nindia.Kali ini hantaman begitu terasa,dengan segera bergegas Helena berteriak dari atas dan begitu panik.Ninda meneleponnya jika suaminya di larikan ke rumah sakit karena serangan jantung.Helena berlari dan memutuskan untuk menyetir mobilnya sendiri.

Dia berlari tergopoh-gopoh menuju rumah sakit,Hanggo tidak sadarkan diri dan masih di ICU.Helena sangat takut,begitu sangat takut jika sesuatu terjadi pada Hanggo.Dia menyesali segala hal yang terjadi.Hanggo dinyatakan koma oleh dokter,hancur hati Helena mendengarkannya.Dia tak sanggup lagi mendengar berbagai vonis itu,mungkin jika sadar harapan hidupnya akan tipis.Tapi Helena tidak percaya,dia yakin Hanggo pasti akan sembuh seperti sediakala.

Adrian melihat Helena begitu sedih,dia tahu wajah dan tatapan Helena yang selalu tulus itu.Ada rasa bersalah yang besar yang Helena rasakan saat ini,dia mengenggam tangan suaminya yang lembut dan mengajaknya bicara.Dia tidak mau sesuatu terjadi pada Hanggo,apapun itu mereka harus hadapi bersama.Tepat hari ke 20 Hanggo menunjukkan perkembangannya,Hanggo bisa merespon gerakan.

Helena begitu lega jika Hanggo benar-benar bisa sembuh.Dia akan membawa Hanggo ke Australia.Dia ingin habiskan masa tua berdua di sana,membangun lembaran baru.Helena meminta persetujuan anak-anaknya,dan mereka menyetujui hal itu.Ketika Hanggo membaik,mereka berdua akan pindah kerumah masa kecil Helena di Sydney.Dan melupakan hal-hal yang telah berlalu itu.

Pucuk di cinta ulat busuk pun tiba,tanpa malu Rahma membawa bingkisan besar untuk Hanggo yang baru saja di perbolehkan pindah ke ruangan besuk.Dengan nyali tanpa malunya dia melihat Helena yang berpakaian sederhana menyambutnya dengan kaget dan masih ramah.Helena beralasan jika Hanggo sedang istirahat dan mereka bisa ngobrol di ruang tamu kecil di ruangan itu.

Helena begitu dingin dan tidak akan lagi terpengaruh dengan ucapan ular beludak ini.Dia yang menhancurkan rumah tangganya dan menjadi penyebab keretakan ini.

"Ikut prihatin ya dek,dengan keadaan Hanggo"

"Oh terimakasih bu,terimakasih sudah repot-repot kesini jenguk suami saya"

"Nggak apa-apa dik,sekalian mampir"ucap Rahma berusaha polos.

"Sudah?adalagikah yang mau di bicarakan?tanya Helena tegas.

Rahma kali ini agak sedikit tertekan.Dia segera bergegas panik karena Helena mulai tidak ramah padanya.

Helena sedikit kesal,dan masuk menemui suaminya yang masih lemah.Dia menyuapi dan membersihkan baju Hanggo,Helena begitu tulus pada Hanggo.Dan begitu mencintainya.Dia genggam tangan Hanggo erat dan mencium keningnya lembut

Tamat



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERAHU TERAKHIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang