2

114 7 0
                                    

Setelah hal itu terjadi,Helena mulai menarik diri dari kehidupan Hanggo sedikit demi sedikit.Dia tidak mau Hanggo menghadapi konsekuensi yang berlebihan dan menerima penolakan dari anak-anaknya.

Siang itu Adrian menemui Helena di kantor dengan emosinya yang masih menyala-nyala.Helena mempersilahkan duduk dengan tanpa maksud menghinanya.

"Kamu kelewatan,kamu bener-bener kehilangan akal sehat"kata Adrian.

"Kalau kamu hanya kesini untuk ngomong tentang hal ini,mending kamu segera pergi saja dari sini.Jujur ya,aku males berdebat sama siapapun"jawab Helena.

"Jadi ini cara balas dendam kamu?Kamu jahat,wanita jahat"hina Adrian.

"Aku nggak pernah berniat balas dendam atau apapun itu.Aku bahagia melihat kamu bahagia,jadi buat apa?Aku juga berhak bahagia,sama seperti kamu"

"Tapi nggak gini juga,Dia Bapakku.Motivasinya apa mau menjalin hubungan dengan pria tua yang usianya hampir kepala 6.Ada apa sih sama kamu?kamu mau jadi bayang-bayang hidupku terus??tolong,len!Aku minta kamu jauhin Bapak"

"Kalau soal itu aku akan lakuin kok,tapi aku perlu meluruskan satu hal.Aku sama sekali nggak tahu sebelumnya,dan aku tidak pernah ingin menjadi bayang-bayang hidupmu.Jadi kamu nggak perlu khawatir"tegas Helena.

"Baiklah,kalau kamu mengerti dan memahami posisiku.Kamu berhak bahagia Len,tapi nggak kaya gini caranya.Kamu bisa dapetin laki-laki yang lebih baik dari aku dan lebih baik dari Bapak juga.Nggak lucu jika teman-teman kita tahu kenyataan ini,dan ini rasanya memalukan buat keluargaku dan keluargamu"

"Terimakasih atas nasehatnya"tutup Helena yang tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini lagi.Adrian keluar dengan sedikit kelegaaan,dia tidak habis pikir kenapa bisa mantan pacarnya menjalin hubungan dengan Bapaknya.

Disisi lain,Helena begitu kaget dan begitu patah hati dengan kehidupannya yang sangat menyedihkan dan begitu rumit ini.Ketika dia memulai mempercayai seseorang dan mulai untuk mencintainya,masalah lain bermunculan seperti dia tidak layak untuk merasakan bahagia.

Dia begitu kecil,hatinya begitu patah.Apakah Tuhan memang memberikan kehidupan yang seperti ini untuknya?Apa yang salah dengan rasa cinta ini.Hanggo memang pria tua,dan kenapa?Apakah ada yang salah dengan hal itu?Helena menerawang jauh,dia benar-benar sedih dan tidak kuasa menahan airmatanya.

Nada dering ponselnya membuyarkan semuanya,Hanggo mencoba menelepon Helena terus menerus tapi tidak pernah di jawab.Dia merasa bersalah pada Helena yang pulang begitu saja setelah perdebatan sengit dengan putra dan putrinya.Mungkin Helena butuh waktu untuk memaafkannya,dia tidak ingin Helena patah hati dan hancur.Dia bisa tahu dan mengenal bagaimana rapuhnya hati Helena.Pasti kali ini dia sangat sedih dan putus asa.

Sepulang dari kantor,Hanggo mandi dan berdandan sedikit rapi.Memakai celana jeans dan kaos sederhana saja.Dia agak menyisir rambutnya dan memakai arloji di tangan kanannya.Hanya membawa beberapa lembar uang yang dia sisipkan di dompetnya dan ponselnya.Tak lupa dia mengambil jaket kulitnya yang hitam legam.

Adrian dan Istrinya,Rita berbisik-bisik.Karena mulai sekarang Bapaknya memperoleh pengawasan ketat dan tidak boleh lagi bertemu Helena bagaimanapun keadaannya.

"Mau kemana pak?"tanya Adrian lugas.

"Mau cari angin bentar"

"Kok rapi banget,nggak mau ketemuan kan?"tanya Adrian penuh selidik.

Hanggo hanya diam saja menanggapi interogasi putranya tersebut.

"Pak,duduk sini pak bentaran.kita ngobrol bentar"ajak Adrian.

Adrian berusaha mencairkan suasana yang akhir-akhir ini memburuk.Sebenarnya dia juga tidak mudah begitu saja melupakan Helena dan menerima kehidupannya yang baru.Helena adalah wanita yang luar biasa,dia begitu sangat tulus jika sudah mencintai seseorang.Hanya saja Adrian begitu bingung dengan perubahan sikap Helena yang seperti ini.

Bagi Adrian sikap Helena tidak bisa di biarkan begitu saja.Dia begitu lekat menyihir Bapaknya yang berubah menjadi abg sekarang.

"Pak,aku sama Nindya tidak pernah melarang Bapak untuk menikah lagi setelah Ibu meninggal dunia.Bapak butuh teman,untuk ngobrol,ngrawat Bapak.Adrian tahu pak,tapi bisa kan pak jangan perempuan itu!"tegas Adrian.

Hanggo hanya berdehem saja mendengar khotbah anaknya yang tanpa alasan yang pas.

"Helena itu perempuan baik-baik,bapak kenal dia seperti apa"bela Hanggo.

Adrian begitu perih ketika Bapaknya mengatakan hal-hal seperti itu.

"Ya Tuhan,pak.Bisa kan pak,bapak nikah sama orang yang seumuran aja,atau kalau nggak yang mudaan dikit aja.Helena itu 29 tahun,30 tahun aja belum pak.Hampir 30 tahun pak jaraknya"

"Lalu kenapa?jika kita bisa menerima satu sama lain"

"Pak!Banyak hal pak yang perlu bapak pikirkan.Iya kalau papanya setuju,kalau enggak.Bapak tahu kan dia putri dari siapa?mending jangan macam-macam pak!!"Ucap Adrian memperingatkan.

"Bapak kenal kok dengan papanya"

"Nah,itu Bapak juga tahu kan siapa papanya.Kita cuma orang kecil pak,mereka orang berada.Adrian cuma nggak mau Bapak punya masalah"

"Tenang,Papanya setuju kok"kata Hanggo enteng sembari mengambil helm lalu berlalu pergi.

Rasanya kepala Adrian hampir meledak,dia jarang sekali berkunjung kerumah Bapak sebelum kejadian gila ini menyerang.Rita berusaha menenangkan suaminya,dan ikut andil dalam berpikir.

"Sudah mas,tenangin diri.mungkin Bapak lagi puber"ucap Rita menenangkan.

"Nggak habis pikir dengan Bapak kali ini.Semenjak ibu meninggal sikapnya begitu aneh.Aku mau Bapak punya temen hidup,tapi jangan perempuan itu"

"Mas,ketika aku lihat Helena.Helena kelihatannya baik kok.Mungkin kamu hanya khawatir berlebihan.Coba mikir deh dengan logika.Helena punya segalanya,nggak mungkin dia jadiin Bapak semacam sugar daddy seperti yang kamu takutkan"

"Udah deh,jangan bikin tambah pusing"ucap Adrian memotong omongan Rita.

Hanggo memarkirkan motornya di depan pagar rumah.Helena mengintip dari jendela kamarnya.Dan tidak mau keluar menemui pria tua nakal itu.Hanggo membuka ponselnya dan dia tahu jika Helena membacanya.Dia mengirimkan pesan singkat kepada pujaan hatinya itu.

Hanggo:Mas,nggak akan pulang sebelum kamu terima permintaan maaf mas.Mas tunggu di sini ya ❤️

Helena ingin marah tapi nggak tega juga,padahal sudah gerimis tapi Hanggo tetap duduk di depan pagar rumahnya.Hingga Hujan semakin deras,Hanggo menaruh sebuah plastik di balik pagar itu dan tidak perduli hujan mengguyur badannya.

"Masss"panggil Helena yang menghentikan langkah Hanggo.Dia bukakan pintu dan mempersilahkan Hanggo masuk.

Hanggo sudah basah kuyup dan tanggannya berkisut.

"Kenapa sih nggak pulang aja?basah kuyup kan!"cuap Helena yang tampak khawatir.

"Kan aku pikir kamu bakal bukain pintu,ya udah aku tungguin.Eh di bukain beneran"canda Hanggo yang garing.

"Ya udah ayo masuk,ganti baju dulu gih"ucap Helena yang mempersilahkan Hanggo masuk kerumahnya dan masuk pula kekamarnya.

Hanggo agak canggung sekali ketika memasuki kamar Helena,sebagai pria dewasa dia begitu paham betul apa yang dia inginkan.Tapi tidak,Helena akan marah dan akan menendangnya dengan kekuatan super jika macam-macam.Apalagi dulu waktu kecil dia pernah juara taekwondo,bisa di pastikan tulangnya yang tua ini akan patah begitu saja.

"Mas ini handuk dan gantinya.Mas mandi dulu ya aku buatin mie rebus"kata Helena.

"Ini baju siapa?"tanya Hanggo penuh selidik.

"Baju papa dulu mas,pakai aja"jawab Helena

Hanggo begitu lega mendengarnya,dia begitu cemburuan sekarang.Dia tidak ingin merusak keberuntungannya kali ini.

PERAHU TERAKHIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang