10

91 5 0
                                    

............................

Bayangan Marni seakan terekam kuat di pikiran Helena.Sepertinya menimbulkan tanya tentang perempuan itu.Dari mimik bicaranya,gesturenya seakan menimbulkan kecurigaan.Helena berpikir sampai mbak-mbak di kasir memanggilnya karena total belanjaannya.

Setelah berbelanja kebutuhan dia pulang,kerumah suaminya untuk berbicara padanya.Dia mengetuk pintu rumah dengan menepiskan egonya,Hanggo juga melihatnya kaget setelah sekian minggu.Helena meletakkan belanjaannya di meja makan.

"Mas ini food container nya siapa?memangnya anak-anak dateng kesini?"tanya Helena kaget karena melihat 2 tempat makan berisi sup buntut.

"Dari Marni"jawabnya lugas

"Oh dia jualan?"tanya Helena berusaha positif thinking dan tidak menyerang suaminya.

"Enggak dia kasih barusan"jawab Hanggo.

"Dia kesini?"tanya Helena heran.

"Iya"jawab Hanggo lugas.

Semakin aneh melihat pemandangan ini,semuanya tampak mencurigakan bagi Helena.

"Oh okay,aku sudah siapin semua di kulkas.Mas,juga bisa makan itu sup buntut favoritenya kamu kan?Aku mau pulang kerumah"pamit Helena.

Hanggo tidak tahan mendengarnya,dia tarik tangan Helena dan membuatnya tersungkur di atas badannya.

"Apa sih?!"tanya Helena pada suaminya yang tidak tahu bahwa dia sangat kesal.

"Apa kamu nggak kangen gitu sama aku,aku nggak mau tidur sendirian malam ini"ucap Hanggo halus yang membuat bulu kuduk Helena merinding.

"Kamu kan bisa teleponan sama Marni,suruh dia nemenin"

"Apa-apaan sih,kenapa jawabnya kaya gitu.mas,kangen.udah lama nggak di pijitin"

"Dasar kegenitan"balas Helena seraya melepaskan pelukan Hanggo yang manja sekali hari ini.

Dia lalu duduk di sebelah suaminya dan bersiap untuk memijat lembut kaki Hanggo yang tampak tua dan lemah itu,guratan uratnya pun terlihat.

Helena memicingkan matanya ketika ada notif masuk pada handphone Hanggo di meja.Hanggo tidak merespon dan sepertinya tidak perduli,dia asik nonton televisi dan menikmati pijatan istrinya.Lalu tak selang berapa lama ada telepon masuk,dia lalu mengangkat telepon tanpa beralih.Secara terang-terangan dia menerima telepon di depan istrinya.

"Marni lagi ya?"selidik Helena.

"Iya"

"Pasti nanya,sop buntutnya udah di makan belum,rasanya bagaimana.Enak atau enggak,ya kan"cerocos Helena tanpa jeda.

"Hisss...anak kecil tahu apa"goda Hanggo pada istrinya yang ngomel-ngomel nggak jelas dari tadi.

Lalu Hanggo beranjak ke meja makan dan memanasi sop yang Marni berikan tadi sore.Dia sajikan di mangkok yang lumayan besar dengan dua sendok di situ,serta jeruk nipis dan sambal kecap yang harumnya begitu enak.

Helena kesal karena respon Hanggo begitu cepat ketika Marni menelepon dan menanyakan masakannya.

"Mas,,,mas Hanggo...kamu ngapain sih?aku masih ingin bicara"teriak Helena.

Selang berapa lama Hanggo keluar dengan nampan yang berisi makanan tadi,dengan satu gelas es teh dan satu gelas teh manis.

"Nih,udah tak siapin buat kamu juga nduk cah ayu"

"Aku nggak laper,makan aja sendiri.Aku juga bisa masak kayak gitu"dengus Helena.

"Kenapa sih mas,kamu tuh gercep banget deh.Di telepon gitu langsung di respon,kalau aku yang telepon lama ngangkatnya.Kalau aku yang kirim pesan kadang nggak di bales.kenapa sih mas,bikin kesel aja jadi laki-laki?"

Hanggo hanya senyam senyum sembari menyendok sup itu,dia menggoda Helena yang begitu lucu karena kesal.

"Nih rasain,enak kok"

"Terserah kamu mas,aku capek!"ucap Helena yang berlalu pergi kekamar.

Dia juga belum tahu pasti sebenarnya,tapi mungkin ini adalah kamar mas Hanggo.Dia masuk kesitu dan sedikit terkejut,ketika di meja rias masih tertata rapi dan nakas di kamar juga masih tertata rapi foto-foto pernikahan dan foto-foto keluarga Hanggo.

Dekkkk...rasanya hatinya sedikit berdesir,dia bahkan tidak pernah memiliki kenangan seperti itu.Bagaimana mungkin dia tidur di kamar yang penuh dengan kenangan istri Hanggo terdahulu.Dia lalu keluar kamar,lalu mencari kamar lainnya.Ya,dia lebih baik merebahkan diri di kamar tamu.Dia letakkan tas dan barang-barangnya di situ.Dan mencuci muka serta mengganti pakaiannya.

Helena merebahkan badannya disitu,dia memilih area yang netral untuk jiwanya.Hanggo kaget ketika tak mendapati Helena di kamar,ternyata dia memilih tidur di kamar tamu.Tanpa banyak tanya,Hanggo merebahkan dirinya di samping istrinya yang super sensitif hari ini.Dia lebih mendekat lagi pada istrinya dan memeluknya hangat,Helena yang terpejam pun sebenarnya bisa merasakan hal itu.Tapi dia lebih baik diam dan tak bicara apa-apa.

"Kamu cemburu ya?"bisik Hanggo lembut di balik kedua telinga Helena.

Helena tak bergeming dan hanya diam saja,tapi Hanggo mencium kecil daun telinganya dan mengigitnya lembut.

"Apa sih"ucap Helena yang sebenarnya geli namun berasa aneh.

Hanggo laki-lali dewasa yang normal,dia benar-benar berhasrat dengan istrinya kali ini.Tangan kirinya dengan berani menelusup dan tidak memperdulikan Helena suka atau tidak.Badan Helena menghangat kali ini,mungkin suhu tubuhnya naik.

"Kalau iya kenapa?"hardik Helena lirih.Dia menatap mata Hanggo yang sangat dalam.

"Gila kamu,masak iya cemburu sama Marni.Dia hanya teman kantor,jangan   gila!"

"Aku nggak gila,tapi kamu"

Hanggo menghujani Helena dengan ciuman di lehernya,di dahinya,pipinya,dadanya yang menyembul.

"Husss....jangan ngomong terus!aku kangen"ucap Hanggo yang begitu sangat panas.

Dia membuka bajunya dan mencoba menelenjangi istrinya bulat dan rapat.Dia pandangi keindahan itu,dan seharusnya Hanggo cukup bersyukur karena memiliki istrinya yang masih muda itu.Helena sebenarnya capek sekali malam itu dan tidak ada keinginan lagi,tapi dia sadar sebagai istri harus melakukan kewajiban yang baik..

"Aduh mas sakit.."desah Helena yang sama sekali tidak di dengar Hanggo.

Sesuatu itu memaksakan dirinya untuk menyeruak masuk.Dan tidak berapa lama mulai melunak dan menerima getaran-getaran yang tidak pernah di rasakan sebelumnya.Hanggo begitu pandai memainkannya,dia ahli dalam hal ini.
Helena benar-benar capek dan tidak ada tenaga untuk menggunakan bajunya setelah melakukan aktifitas yang menguras tenaganya itu.Bahkan sampai pagi menjelang hanya berselimut dan tenggelam dalam cinta.

Hanggo kasian dengan istrinya,dia tidak mau membangunkannya.Dia tahu Helena capek,dia pandangi wajah istrinya itu.Dia elus rambutnya dan mencium bibirnya yang lembut dan tipis itu.

"Mas.."bisik Helena lirih.

"Iya sayang"

"Capek mas"

"Tapi mau lagi kan?"goda Hanggo dengan senyum terkekeh

"Dasar nakal kamu"

Hanggo menarik selimut yang menutupi tubuh istrinya itu,dia ingin melihatnya lagi sebelum berangkat bekerja.Kali ini ada yang mungkin belum pernah sekalipun Helena coba.

Istrinya mendesah agak keras ketika Hanggo mencobanya,dan denyutan itu bisa Hanggo rasakan.

"Arghhhhhhhhh"desah Hanggo yang berdesir dengan peluh keringatnya.Dia meluncurkan serangan demi serangan yang membuat Helena kewalahan dan berteriak sedikit lebih kencang dari biasanya.Bahkan sampai membuat istrinya tergopoh-gopoh,dan membuat basah sprei yang baru di pasang kemarin.


PERAHU TERAKHIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang