13

51 3 0
                                    

Setelah Helena kembali,Hanggo pun juga bergegas kembali.Sampai di kantor dia menelepon Rahma untuk tanyakan mengapa dia membatalkan makan siang nya secara tiba-tiba.

"Kenapa,ma.kok makan siangnya nggak jadi?Aku sudah tunggui di sana padahal"kata Hanggo di telepon.

"Ngga apa-apa sih,sebenernya aku sudah sampai disana tapi aku lihat kamu lagi asik sama istrimu,aku nggak tahu kalau kamu bawa dia"

"Oh tadi,ceritanya nggak sengaja dia ada meeting juga di restoran tadi.Aku malah nggak tahu kalau dia ada disitu,makanya tadi nyamperin aku"

"Aku takut"ucap Rahma sendu.

"Takut kenapa?biasa aja loh,nggak apa-apa kok.malah aku bisa kenalin ke istriku tadi"balas Hanggo.

"Ah nggak ah,nggak kuat aku kalau kenalan sama istrimu"

"Nggak kuat kenapa sih?gak apa-apa kok,Helena baik kok sama temen-temenku"jawab Hanggo.

Mereka berbincang di telepon lumayan lama sebelum Hanggo menutup telepon karena harus selesaikan pekerjaannya.Sempat Hanggo berpikir jika Rahma memikirkan hal lain kepada dia,tapi dia berusaha tepiskan hal itu.Mana mungkin Rahma menyukainya,apalagi dalam keadaan beristri untuk saat ini.Dia berusaha berpikir positif dan menepiskan hal-hal dan pemikiran yang tidak wajar itu.

Rahma begitu sakit hati melihat kedekatan Hanggo dan istrinya,dia menatap dirinya di cermin itu sembari memyisiri rambutnya yang panjang walaupun setiap bulan harus dia sempatkan kesalon untuk mewarnai rambutnya.Dia usap kedua pipinya,hidungnya,tubuhnya.Dan dia menelisik dengan seksama,jika bodynya pun tak kalah bagus dengan istri Hanggo yang lebih gemoy itu.Rahma begitu terobsesi dengan Hanggo sampai dia terfokus pada titik di sekitar matanya,kerutannya,bahkan kini dia telah berumur dan tidak menarik lagi.

Secepatnya Rahma pergi ke klinik kecantikan di kotanya,dia perbaiki kerutannya dari tanam benang,sampai filler dia lakukan untuk tetap awet muda.Dia mau terlihat cantik setiap hari,dia begitu terobsesi untuk mendapatkan apa yang harus dia mau.Dan dia siapkan dirinya untuk dinner istimewa spesial hari ulangtahunnya.Dia akan undang teman-temannya termasuk Hanggo.

........................

Dirumah Helena begitu terperanjat ketika Hanggo bercerita jika dia cari baju untuk drescode ulang tahun temannya.

"Ini teman yang mana lagi sih mas,teman kantor mas kok aneh-aneh semua.Udah tua padahal"gerutu Helena yang sibuk pilihkan baju.

"Nih pakai ini"ucap Helena sembari menyodorkan kemeja batik.

"Ya ampun yang,ini bukannya mau kekondangan yang"ucap Hanggo.

"Iya iya"jawab Helena.

Setelah mendandani suaminya,dia bergegas berdandan juga.Dengan dress sederhana menyesuaikan suaminya.Acara pesta di adakan di rofftop hotel bintang 5 di kota tempat tinggal mereka.

Helena terperangah ketika nenek-nenek bisa sebegitu hedonnya.Dia menyewa satu part dekat yang dikelilingi kolam renang,tempat yang begitu cozy.

"Yang ulangtahun siapa sih mas?"tanya Helena begitu kepo dengan keadaan ini.

"Rahmawati,ibu dari pengusaha butik Anggitawati"kata Hanggo lugas.

"Oh pantes"jawab Helena.

"Kenapa?"

"Nggak apa-apa kok"ucap Helena sembari berjalan ke arah tempat duduk yang di arahkan oleh panitianya.

Helena dan Hanggo duduk di depan stage,di sana ada pemain musik tembang kenangan dan  kue mewah juga.Tampaknya ini sudah mirip pesta sweet seventeen.Di pintu masuk terdapat hadiah doorprize bagi tamu undangan.Helena duduk dekat suaminya,yang tadinya Hanggo tidak mau pakai batik.Kini mereka menggunakan batik couple persis ke acara kondangan.

Lantunan musik-musik tembang lawas hadir menemani para tamu serta hidangan-hidangan mewah tersaji.Hingga Helena terperangai ketika melihat siapa yang berulangtahun,umurnya pun sudah tidak begitu muda lagi.Tapi seperti princess hari itu,Helena mengelus dadanya melihat teman suaminya yang begitu norak ini.Tak dia dapati anak,suami atau bahkan cucunya disitu.Yang ada malah geng arisannya,Helena tampak tidak begitu nyaman dengan acara ini.Harusnya acara ini di balut nuansa kekeluargaan,bukan semacam abg tua seperti ini.Tapi dia menghormati suaminya,dan memberikan hadiah scraf yang bagus dan bros mutiara.

Helena tertegun saja di meja,ketika para tamu berdansa dan ternyata Rahma mendekati mereka dan mengajaknya bergabung di lantai dansa.Helena menolak dan mempersilahkan suaminya untuk gabung,dia lebih suka berada di meja.

Pucuk dicinta ulam pun tiba ketika Helena mempersilahkan suaminya bergabung bersama teman-teman,Helena sangat cuek sekali dan tidak mencium aroma ketika Rahma mulai mencuri hati suaminya.Di meja dia mendapati orang yang dia kenal,mbak Marni yang datangnya telat.

"Mbak Marni"panggil Helena.

Marni yang terlihat bingung mencari tempat duduk akhirnya selamat dengan panggilan Helena,akhirnya mereka bergabung.

"Heh,dek.udah lama?"tanya Marni basa-basi.

"Udah dari jam 6 tadi mbak"

"Wow udah lama,saya tadi berangkat dari rumah anak jadi terlambat deh"ucap Marni.

Mereka akhirnya malah asik berbincang-bincang.Marni begitu kaget kenapa Rahma ini mengadakan pesta seperti sweet seventeen.

"Ada-ada aja ya dek,masa umur menjelang 50 malah bikin pesta kayak sweet seventeen"cuap Marni begitu geram.

Helena hanya tersenyum saja mendengar celotehan Marni yang nggak habis-habis.

"Mbak Marni nggak ikut gabung tuh dansa"kata Helena memperjelas.

"Ah nggak dik,malu sama anak cucu.Gimana kalau mereka lihat,duh bisa kena omel saya.oya pak Hanggo kemana"

"Tuh dia"Unjuk Helena.

Marni begitu kaget melihat pemandangan Hanggo yang berdansa dengan teman-teman dan sekaligus Rahma.

"Dek,kamu nggak ikut aja sana gih.mbak jagain di sini"

"Ah nggak mbak"tolak Helena.

"Lihat dek itu suamimu sama Rahma dansa kaya gitu.cepetan sana gih"

"Biarin aja mbak"kata Helena.

"Kamu nih gimana sih dek,kamu tuh gak tahu sih Rahma itu orangnya gimana..hmmmmmm"Marni begitu geram dengan Helena.

"Emang kenapa sih mbak"

"Rahma itu suka goda suami orang,apalagi suaminya udah meninggal setahun yang lalu.lihat tuh,anaknya,cucunya mana.Nggak pada dateng kan!hati-hati dik,mbak mencium aroma yang nggak enak nih"

"Kok mbak bisa tahu sih?"tanya Helena

"Ya tahulah,dia itu kan dulu sekantor dengan almarhum suami mbak.Banyak kasusnya dengan lalaki dia mah!!so hati-hati"ucap Mbak Marni.

Helena melihat dari jauh suaminya yang menikmati dansa bersama teman-temannya,Hanggo seketika sadar ketika istrinya duduk sendirian.Dia akhirnya melepaskan diri dari rangkulan Rahma yang sedari tadi berdansa dengannya tanpa bergantian.Hanggo berlari kecil ke arah istrinya dan tampak kaget ternyata ada Marni juga yang bergabung.Tampak peluh Hanggo di dahi,Helena lalu menyodorkan tisu untuk mengelap dahinya.

"Capek mas?"tanya Helena polos sembari menyodorkan minum.

"Pak,Bapak juga kenal dengan Rahma?"tanya Marni nyerocos tanpa henti.

"Iya,adek kelas SMA"jawab Hanggo singkat.

Setelah mengobrol dan makan hidangan mereka berpamitan pulang.Helena sedari tadi terngiang-ngiang kata-kata Marni.Keesokannya dia mengirim orang dan mencari tahu siapa Rahma sebenarnya,karena apa yang dikatakan Marni begitu masuk akal baginya.

PERAHU TERAKHIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang