***
"Mami? Papi?" Shasha terkejut bukan main, kedua orangtuanya datang disaat yang tidak tepat, untung saja ia dan Danu sudah selesai melakukan hubungan suami istri, dan semoga saja dirinya tidak hamil dulu setelah melakukan kegiatan tadi, Danu melepaskannya diluar, dan Shasha belum memasuki masa suburnya.
"Suami kamu katanya sakit? Sakit apa sayang? Coba mami periksa." Tanya Sonya khawatir.
"Ah eh itu..." Shasha tampak menggaruk tengkuknya, bingung harus menjawab apa, apa ia teruskan saja sandiwara ini?
"Danu masuk angin?" Tanya Randy.
"Eh, iya Pi, mas Danu tiba-tiba sakit perut, masuk angin mungkin, mules-mules." Dusta Shasha pada kedua orangtuanya.
"Makan sembarangan mungkin, makanya kamu tuh belajar masak yang bener dong, jangan sampai suami jajan diluar, makan diluar tuh belum tentu sehat. Sini coba mami lihat." Sonya tiba-tiba saja menerobos masuk ke dalam kamar sang putri, Shasha tidak bisa mencegahnya lagi, saat Sonya masuk tiba-tiba saja ia melihat menantunya sedang Shirtless dan tubuh atas Danu merah-merah, Shasha yang panik pun segera menghampiri suaminya dan memeluk tubuh Danu.
"Mami sama papi sebaiknya nunggu diluar deh, mas Danunya udah Shasha kerokin, udah mendingan kok." Seru Shasha pada kedua orangtuanya.
"Eh gitu ya... Ya udah mami tunggu diluar yah!" Sonya dan Randy pun segera keluar dari kamar Shasha, Sonya tampak kesal karena putrinya jelas-jelas membohonginya. Ia tau betul Danu tidak sakit, tapi habis dikerjai putrinya sampai menantunya itu terlihat lemas.
"Putri kita sudah dewasa ya? Anak siapa dulu?" Randy menatap istrinya yang masih memasang wajah kesal. Pria itu tersenyum miring, suka dengan cara putrinya, sedangkan Sonya malah menentangnya.
"Masuk angin, dikerokin. Emangnya dia bisa bohongin maminya yang dokter kandungan apa? Cupang dimana-mana dipikir habis kerokan apa?" Ujar Sonya dengan nada kesal.
"Udahlah... Mereka kan udah sah suami istri, masak main kuda-kudaan nggak boleh? Kalau pun hamil ya udah, terima aja, toh rejeki juga. Makin rame kan punya cucu."
"Diiih... Itu kan maunya situ, Shasha masih kuliah, aku mau dia tuh selesaiin kuliahnya dulu baru punya anak."
"Sayang... Itukan mau kamu, kalau rencana Tuhan siapa yang tau, udahlah woles aja, anak ibadah kok dilarang, aneh kamu. Udah yuk!" Randy pun mengajak istrinya turun ke lantai bawah menuju ruang makan.
***
Setelah kedatangan orangtuanya, kini Shasha pun bisa bernapas lega karena mami dan papi-nya akhirnya pulang juga.
Danu sedang berada di ruang kerjanya, membaca buku, dan sesekali fokusnya teralihkan oleh kejadian tadi pagi. Danu merasa malu, sisi lemahnya yang selama ini ia tutup rapat-rapat akhirnya diketahui oleh Shasha.
Pengetahuan Danu mengenai seks memang nol besar, selama ini ia terlalu fokus dengan pekerjaannya, bahkan hubungannya dengan Luna sangat monoton, tak ada seks, hanya ciuman biasa. Danu pikir hal itu sudah cukup, tapi mungkin gara-gara hal itu Luna pergi meninggalkannya.
Luna cantik, bahkan cukup seksi meski tak seseksi Shasha, tapi tak ada gairah sedikitpun yang Danu rasakan ketika berada di dekat mantan kekasihnya itu. Dan Danu pun tak begitu masalah akan hal itu, tapi mungkin bagi Luna hal itu sangat bermasalah, itu sebabnya ia meninggalkan Danu begitu saja.
"Sayang!" Panggil Shasha dengan nada sensual ditelinga Danu, demi Tuhan Danu sungguh terkejut, bulu kuduknya langsung meremang. Pria tampan itu langsung menatap istrinya dengan tatapan terkejut.
"Sibuk apa sih sampai lupa makan? Nanti masuk angin beneran loh." Shasha menaruh nampan berisi makanan diatas meja, ia sengaja membawakan suaminya makanan karena Danu belum makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say I'm Sorry (Tersedia Ebook Di Google play/Pdf/Karyakarsa)
RomansaDanu Prakasa Adiyaksa, asisten kepercayaan Armand, pria gagah berdarah Minang yang selalu membuat mata para wanita tak mampu berkedip. Tatapan matanya yang tajam dan deru nafasnya yang menggairahkan selalu mampu menarik perhatian kaum wanita disekit...