Part 32

5.2K 542 28
                                    

***

Keesokan harinya, Danu dan Shasha berkunjung ke rumah Randy. Sonya terus saja merengek karena sang putri tak kunjung datang mengunjunginya di rumah. Alhasil pagi ini Shasha pun berkunjung bersama Danu ke rumah orangtuanya.

Sejak kemarin Danu sebenarnya merasa tidak enak badan, apalagi setelah telat makan, sedangkan istrinya seakan tidak peka, mau mengadu kepada Shasha namun Shasha terus menyela perkataannya. Sejak tadi Danu bahkan hanya diam saja, malas menanggapi celotehan Shasha.

"Kak Shasha, kak Danu kok diem aja sih dari tadi?" Tanya Alvin pada Shasha.

Shasha sebenarnya juga merasa begitu, namun ia seolah abai, entahlah gara-gara masalah kemarin, mood Shasha jadi berantakan, masih sangat sulit untuk mengembalikan moodnya seperti sedia kala.

"Masa sih Vin?"

"Iya kak, aku ajak ngobrol kayak nggak semangat gitu, habis kak Shasha marahin ya?" Tuduh Alvin membuat Shasha langsung menggelengkan kepala.

"Enggak Alvin, siapa juga yang marahin kak Danu? Kakak nggak marah kok."

"Nggak marah tapi dari tadi diemin kak Danu." Gerutu Alvin sambil berlalu meninggalkan Shasha yang semakin gelisah.

Saat makan siang tiba, seperti biasa, mereka semua makan bersama, namun Danu seakan tak semangat saat melihat makanan yang disajikan dihadapannya. Sungguh, perutnya tidak enak sekali, rasanya Danu ingin sekali menangis, namun saat mengingat ia akan jadi seorang ayah, Danu selalu berusaha untuk mengenyahkan keinginannya itu. Namun bila semakin ditahan, maka akan semakin menyesakkan didalam dadanya. Wajahnya yang tampan berubah memerah karena menahan kesedihan, Danu benar-benar bingung harus bagaimana, kenapa istrinya malah diam saja, seolah tak peduli akan keadaannya, malah asyik mengobrol dengan ibu mertuanya.

Biasanya kalau Danu ada salah, dan mengaku salah lalu minta maaf pada Shasha, maka masalah akan selesai, istrinya itu akan kembali baik seperti biasa. Tapi kenapa sekarang tidak? Apa yang sebenarnya terjadi?

Danu lantas merogoh ponsel, melihat isi chat yang sejak tadi bergentayangan memenuhi notifikasi, ada dari Eka, Alfan, Claudia dan juga... Runa. Tapi dari Runa kenapa sudah dibaca? Apa jangan-jangan...

"Apa Shasha sudah membacanya?" Gumam Danu dengan sangat gelisah.

"Sha!" Panggil Randy pada sang putri.

"Iya Pi?" Tanya Shasha.

"Ini suami kamu kenapa kamu biarin? Dari tadi kalian diem-dieman? Ada masalah? Kalau ada masalah diselesaikan dong, jangan diem-dieman gini." Tutur Randy pada Shasha.

"Saya yang salah Pi, mungkin Shasha masih marah soal kemarin." Ujar Danu pada Randy. Shasha sendiri langsung menatap Danu dengan tajam, tak suka jika Danu sampai menceritakan masalah mereka kepada Randy. Melihat itu membuat Danu semakin sedih, harus bagaimana lagi ia menyikapi Shasha, padahal ia tak ada hubungan apapun dengan Runa, mereka berdua murni hanya seperti kakak dan adik. Danu sama sekali tak cinta dengan Runa, kenapa Shasha masih marah padanya? Danu jadi bingung dengan kemauan Shasha, hal itu membuatnya semakin gelisah.

"Kita baik-baik aja kok Pi, nggak ada masalah apa-apa, ya kan sayang?" Shasha tiba-tiba saja merangkul pundak Danu yang tiba-tiba menjadi diam dan dingin, Danu hanya diam saja, namun Shasha seakan tak mempedulikannya.

"Are you sure?" Tanya Randy yang tampak ragu.

"Yes sure." Balas Shasha.

"Oke, kalau gitu kita makan sekarang. Ayo Dan! Sha ambilin suaminya dong!" Titah Randy pada Shasha. Shasha pun segera mengambilkan makanan untuk suaminya.
Sungguh, Danu sebenarnya tak selera makan, perutnya seperti diaduk, mau muntah, namun ia takut, Danu semakin gelisah.
Saat melihat makanan yang tersaji didepan matanya, Danu semakin tak bisa menahan rasa mualnya.

Say I'm Sorry (Tersedia Ebook Di Google play/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang