5/5

1.5K 150 105
                                    

90+ comments for next chapter!

Satu tahun kemudian.

Jeffrey sudah menyelesaikan tugas akhirnya dan telah menyandang gelar PhD sekarang, membuat banyak instansi swasta maupun negara menawarkan kontrak kerjasama dengannya. Dari menjadi dosen hingga direktur utama. Mengingat Jeffrey lulusan jurusan bisnis dan sering kali magang di tempat-tempat bergengsi selama di California.

Ditambah, Jeffrey salah anak Sandi Iskandar si mantan direktur utama di perusahaan televisi swasta yang telah melambungkan namanya. Namun gugur karena meninggal dan diisukan terlilit hutang. Meskipun cukup kontroversial, namun Jeffrey tetap memiliki nama baik di depan para kolega.

Karena Jeffrey memang selalu berkelakukan baik dan memiliki semangat belajar tinggi. Tidak heran jika dia berhasil lulus S3 meskipun sedang dalam masa-masa sulit seperti ini.

"Kakak tidak mau istirahat saja? Mama sudah memasak banyak makanan untuk Kakak."

Tanya Meta yang sedang menjemput kakaknya di bandara. Karena hanya dia satu-satunya orang yang bisa Jeffrey andalkan sekarang. Joanna? Tentu saja dia sudah hidup bahagia dengan suaminya.

"Kakak langsung kerja, Kakak sudah tanda tangan kontrak ketika di California."

"Kok bisa? Perusahaan multinasional? Unilever? Nestle? Shopee?"

"Bukan, ini perusahaan lokal. Nanti kamu juga tahu."

Jeffrey tersenyum tipis, lalu membuka ponsel canggih yang baru saja diganti setelah gaji pertamanya cair. Karena selama satu bulan sebelum pulang, Jeffrey sudah menjalani masa trial. Itu sebabnya si pemilik perusahaan sampai jauh-jauh datang ke California untuk meyakinkan Jeffrey agar dia mau bergabung di perusahaannya dalam jangka waktu panjang.

Di tempat lain, Joanna sedang melakukan sesi pemotretan untuk katalog usaha perhiasan Meri, mertuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat lain, Joanna sedang melakukan sesi pemotretan untuk katalog usaha perhiasan Meri, mertuanya. Tidak ada wajah, hanya beberapa anggota badan yang memakai perhiasan saja yang terlihat. Karena Jonathan tidak mengizinkan jika wajah istrinya terpampang nyata dan dapat dinikmati banyak orang.

"Cukup untuk hari ini! Kalian boleh istirahat sebentar, setelah itu baru berkemas!"

Meri langsung mendekati Joanna yang kini mulai melepas perhiasan yang telah terpasang di tubuhnya.

"Pakai saja, jangan dilepas!"

"Tapi, Ma---"

"Jangan menolak! Mama punya banyak!"

"Tapi di rumah sudah punya banyak. Bulan lalu Mama juga sudah memberikan satu set perhiasan."

"Tidak apa-apa. Ini rezekimu, jangan ditolak atau Mama akan marah!?"

Joanna akhirnya menyerah dan mengekori mertuanya yang kini mengajaknya mengunjungi restoran terdekat.

"Kamu dan Jonathan sengaja menunda, ya?"

EVERLASTING [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang