9/9

917 136 89
                                    


One step closer! Setelah ini last chapter!

California, 2033

Joanna berniat membuat kejutan untuk pacarnya dengan datang ke Amerika diam-diam. Sekaligus berniat mengikuti Jeffrey seharian karena Joanna ingin tahu bagaimana kehidupan Jeffrey yang sebenarnya ketika di sana. Hidup di Amerika dengan uang beasiswa dan kerja paruh waktu di salah satu sekolah swasta.

"Tampan sekali."

Ucap Joanna sembari memotret Jeffrey yang baru saja keluar dari gedung apartemennya. Dia sedang memakai kemaja warna coklat dan tas ransel warna hitam. Kemudian berjalan cepat dan tidak menoleh kiri kanan. Seolah memang sedang tergesa-gesa dan tidak ingin waktu berharganya terbuang sia-sia.

Dengan hati-hati, Joanna mengikuti Jeffrey meskipun kakinya mulai pegal karena harus berjalan jauh sekali.

Joanna menunggu Jeffrey kuliah dari pagi hingga siang. Lalu mengikutinya menuju restoran cepat saji terdekat. Bukan untuk makan siang, namun untuk kerja sambilan. Bahkan, Joanna juga melihat Jeffrey dimaki-maki oleh pelanggan. Namun dia tidak bisa membela apalagi berbuat apa-apa karena tidak ingin Jeffrey malu padanya.

Iya, Jeffrey tidak mengatakan apa-apa soal pekerjaan paruh waktunya di restoran. Entah karena sungguhan malu atau apa. Karena Jeffrey hanya menyebutkan jika dia bekerja sambilan menjadi tutor di sekolah swasta dan sesekali menyanyi di kafe saja.

Joanna menunggu cukup lama, hingga matahari tenggelam dan menahan lapar. Berharap Jeffrey segera beranjak dari sana agar dirinya dapat segera menunjukkan diri pada si pacar.

Benar saja, tidak lama kemudian Jeffrey keluar dari restoran dan membawa tas. Namun, sebelum Joanna mendekat, langkah kakinya terhenti ketika menatap Jeffrey yang sedang memilah sampah dan dimasukkan ke dalam tote bag yang dibawa dari restoran.

Joanna jelas merasa terluka ketika melihat Jeffrey hidup susah di Amerika tanpa memberi tahu dirinya. Membuatnya mengurungkan niat untuk keluar dari tempat persembunyian guna lanjut mengikuti Jeffrey hingga tiba di tempat tujuan.

Sudah sekitar dua jam Joanna mengikuti, kini Jeffrey berhenti di bangunan tua dekat kantor polisi yang merupakan tempat menghimpun sampah plastik yang akan didaur ulang oleh pihak terkait.

Setelah mengantongi uang yang didapat dari menjual sampah tadi, Jeffrey langsung mendekati tempat cuci tangan di samping kantor polisi. Mencuci tangan cukup lama sebelum akhirnya mendekatkan wajah di keran air. Tidak untuk mencuci wajah, namun untuk meminum air. Membuat Joanna menangis dan membalikkan badan karena tidak tega melihat Jeffrey hidup seperti ini.

Joanna langsung menyeka air mata ketika melihat Jeffrey setengah berlari menuju lampu merah. Lalu mendekati salah satu kerumunan yang ternyata adalah kenalannya. Jeffrey menyanyi di sana, dia menyanyikan lagu I Like Me Better dari Lauv. Suaranya sangat merdu, namun hal itu hanya membuat orang berkerumun tanpa memberikan banyak uang pada kotak besar yang ada di dekat panggung.

Joanna menunggu tidak lama hingga Jeffrey pergi dari sana, lalu menuju apartemen tempatnya tinggal.

Namun, Jeffrey tidak langsung masuk karena dipanggil oleh salah satu penjaga minimarket di samping apartemennya. Penjaga itu memberikan kotak makanan yang ternyata sudah lewat dua jam tanggal kadaluarsa. Sehingga berhasil membuat Jeffrey tersenyum senang dan mengucap terima kasih berulang.

Joanna sudah bersembunyi di pohon besar, dia menatap Jeffrey yang sedang menyantap makan malamnya di salah satu kursi taman pada gedung apartemennya. Ditemani oleh cahaya bulan dan lampu taman yang remang-remang. Membuat Joanna langsung mengeluarkan ponsel dari saku celana guna menghubungi Jeffrey sekarang juga.

EVERLASTING [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang