07.Banyu Adamar Jagapati?

404 92 2
                                    



happy reading ૮₍ ˃ ⤙ ˂ ₎ა



















🎶 My Heart — Lagu Irwansyah










Setelah mereka menghabiskan waktu dalam sehari merekapun pulang ke rumah sakit , karena bagaimanapun Andra tidak izin dengan siapapun , dia takut bibinya khawatir akan kepergiannya

jangan tanyakan tentang hubungan mereka sekarang , karena mereka sudah resmi menjalin kasih dan berjanji untuk bersama , setelah datang ke rumah sakit , Andra melihat kecemasan di wajah bibinya dan ternyata ada bundanya , saat dia beranjak masuk ke dalam ruangan sempit itu lagi , dengan Bryan , mereka bersama

"b —bunda sejak kapan ke sini?"

Tatapan amarah dari sang bunda sudah terlihat sekali , menatap Bryan dengan tatapan tidak menyukainya itu membuat Andra takut

bundanya itu keras

saat mereka mendekat dengan tautan tangan mereka yang tidak terlepas , beberapa waktu bundanya menatap mereka berdua , sebuah tamparan melayang di pipi Bryan , terdengar di dalam ruangan itu , tamparan yang tidak pernah Andra bayangkan , ada apa dengan bundanya ini?

"berani sekali kamu membawa anak saya"

"bunda apa apansih , Andra yang mau ikut bukan dia yang mengajak Andra buat keluar"

Amarah terlihat di wajah bundanya , apakah dia salah keluar dari ruangan sempit ini? , Dia juga ingin bebas dari kekangan rumah sakit , dia juga ingin merasakan apa itu kehangatan berteman atau lebih tepatnya mencintai seseorang

"maaf jika saya lancang membawa anak anda , saya hanya ingin dia melihat ke arah keluar bukan penjara seperti ini"

terdengar suara serak itu menentang bunda nya Andra , membuat wanita tua itu bergetar karena amarah , genggaman kuat di tangannya

"kau adalah alasan kematiannya bedebah sialan!!"

teriak bunda Andra yang membuat mereka semua tidak mengerti , apa maksudnya? , Kematian?

"Maksud bunda?"

dengan Isak tangis bundanya keluar dari ruangan itu , ruangan tempat kehidupan Andra nanti , Bryan dengan tatapan kosongnya ikut keluar dari ruangan dan meninggalkan Andra tanpa sepata katapun , melepaskan tautan mereka , Andra dia hanya bisa melihat mereka pergi , keluar dari ruangan itu , dengan tangisan yang dia tahan sedari tadi , saat di mana dia melihat kekasihnya di tampar oleh bundanya

dia takut , dia takut akan kehilangan 'lagi' , dia tidak ingin kehilangan seseorang yang menurutnya penting , dia hanya bisa termenung

kematian? , Apakah kematian itu akan merenggut kebahagiaan nya , kematian juga yang akan merenggut kekasihnya itu? ,

Maka dia tidak ingin mati untuk itu

beberapa waktu dia termenung , terduduk di lantai , dia kembali berdiri dan keluar ruangan




















banyu dia butuh banyu , dia berlari menuju ruangan yang katanya itu adalah tempat dia beristirahat , dia membutuhkan temannya saat ini , saat dia pergi ke ruangan tersebut , tak terlihat siapapun di sana , hanya kosong , seperti ruangan yang sudh tidak di huni

"suster pasien di sini di mana yah?"

"Banyu Adamar Jagapati?"

"Iyah benar , di mana dia saya ingin bertemu dengannya"

"maaf tapi dia sudah tiada kemarin"

Andra mematung mendengar hal tersebut 'tiada?' , tidak mungkin bahkan dia baru saja melihat lelaki itu memotong rumput di taman subuh kemarin , tidak mungkin dia sudah tiada , bahkan dia tersenyum kepadanya

"sus jangan bercanda , tidak mungkin dia—"

"kemarin adalah tepat waktunya dia tiada , karena memang umurnya hanyalah 1 Minggu"

dia bersandar di dinding di belakangnya , tidak mungkin sahabatnya itu tiada , ini pasti hanya bercandaan banyu , dia yakin sekali , karena lelaki itu benar benar suka jahil , Andra tersenyum miris , dia yakin dia hanya di kerjai oleh banyu

"saya tanya banyu di mana sekarang!!"

teriakan itu terdengar dia sangat tidak percaya akan kenyataan yang menimpanya itu , tidak mungkin banyu , dia meninggalkan Andra begitu cepat

"dan coba kamu memasuki ruangannya , katanya sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya dia memberikan sebuah surat"

Andra yang mendengarnya langsung memasuki ruangan itu , dan mengobrak Abrik loker milik temannya , dia menemui sepucuk surat itu dari banyu , dia membacanya dan menangis , dia begitu tidak percaya , secepat itu temannya pergi , dengan kenangan yang begitu singkat baginya

tidak mungkin banyu meninggalkannya begitu saja , mereka sama sama berjuang untuk penyakit mereka masing masing

"banyu kau tidak ingin melihat ku sembuh sekarang?"

Andra berbicara ke surat yang sudah basah akan air matanya itu dia benar benar kehilangan sahabatnya

"kau pernah bilang bukan , jika kita akan sembuh bersama , saat aku sudah sembuh kenapa kau malah pergi?!"

tangisan Andra mulai membanjiri ruangan tersebut

"kita sudah janji akan menemukan kebahagiaan kita saat kita sudh sembuh , apakah ini kebahagiaan mu hah?!"

tubuh Andra bergetar terduduk dan mengacak rambutnya , dia bersenang senang kemarin , tapi dia tidak tau kalau itu adalah hari terakhir sahabatnya itu , dia menyesal , dia menyesal meninggalkan rumah sakit

"Apakah surat ini kau menuliskannya dengan senyuman? , Ahhh aku menyukainya tulisan mu sangat rapih"

Senyuman tipis di balik air mata itu terukir , dia tidak boleh sedih , siapa tau banyu sedang melihat nya , dia tidak akan mungkin menangis

"kau suka senyum ku bukan? , Oke baiklah sekarang aku tersenyum untukmu"

Andra menatap ke surat tersebut dan tersenyum , namun hatinya begitu Ter iris akan kehilangan lagi , dia menangis sejadi jadinya , dia benar benar tidak sanggup untuk kehilangan , dia mohon ini hanyalah sebuah mimpi , senyuman dan tangisannya terukir secara bersama

"banyu aku ingin kau ada di sini ku mohon"

Dia tidak bisa kehilangan banyu , dia sendiri , dia sendiri sekarang , entah apa yang di fikirkan oleh Andra saat ini , tentang bundanya Bryan atau kepergian banyu , Dia hanya merasa sendirian sekarang tanpa siapapun di sini dengannya


.






.

007









𝙔𝙊𝙂𝙔𝘼𝙆𝘼𝙍𝙏𝘼 [ 𝙣𝙤𝙧𝙚𝙣]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang