Penggelapan Uang

125 8 0
                                    

"Kakak gila ya!" ucap Felicia dengan alis yang menyatu, seakan memperlihatkan dirinya sedang sangat kesal.

"Kita udah buat janji, lo jadi pacar bohongan gue, dan gue akan jadi pacar bohongan lo!" ujar Syarif mengingatkan Felicia akan janji yang telah mereka buat.

"Tapi kakak tuh! Astaga! Ah tau lah!" Felicia mengusap wajahnya, kemudian menghela nafas. Gadis itu harus bisa lebih bersabar menghadapi lelaki gila ini.

"Lo mau es krim?" tanya Syarif dengan tampang tanpa dosa nya.

"Masih bisa-bisanya nawarin es krim!" Mata gadis itu sampai ingin keluar sangking kesal nya..

"Jadi gak mau nih?" tanya lelaki itu lagi. Felicia kembali menghela nafas nya.

"Rasa vanila deh, tapi kakak yang antre ya, saya males." Nyatanya gadis itu tidak bisa menolak es krim.

Lelaki itu tersenyum tipis, "Ya udah tunggu di sini, jangan kemana-mana!" Gadis itu mengangguk saja.

Felicia menatap Syarif yang sedang mengantre tidak jauh dari tempat dirinya berdiri. Gadis itu menatap tas nya. Felicia tiba-tiba teringat tentang amplop hitam itu.

Felicia membuka tasnya, lalu membuka ponselnya yang baru saja berdering. Gadis itu menatap nama Sasa terpampang jelas di layar ponselnya.

Gadis itu memutuskan untuk mengangkat telpon itu. "Halo," ujar Felicia sambil mendekatkan ponsel nya ke telinga.

"Ke toilet sekarang!"

"Eh?"

"Fel!"

"Hah? Eh iya-iya, tapi ngapain?"

"cepet!" Nada bicara Ersakha berubah, sepertinya lelaki itu sedang tidak mau dibantah.

"Sebentar aku kabarin kak Udin dulu, dia lagi antre es krim soal nya."

"Fel."

"Iya-iya aku ke sana sekarang," ujar Felicia. Gadis itu menatap Syarif yang membawa es krim untuk nya.

"Nih!" Lelaki itu menyondorkan es krim vanila di dalam gelas plastik kecil.

"Kak, aku ke toilet dulu ya." Ucap Felicia setelah menerima es krim itu.

"Dia suruh?" Felicia menatap kaget kearah Syarif. Bagaimana lelaki itu bisa tau, padahal ia tidak bicara apa apa, Felicia jadi curiga Syarif adalah seorang cenayang.

Syarif terkekeh. "Lo gampang di tebak Fel," ujar Syarif.

"Kayak nya kakak lebih cocok masuk jurusan psikologi," ujar Felicia sambil geleng-geleng kepala.

"Cepetan sana, entar pacar lo marah lagi!" ujar Syarif tanpa menatap Felicia.

"Sebentar ya kak." Syarif hanya mendeham sebagai jawaban.

Lelaki itu tersenyum tipis sambil mengaduk es krimnya, kemudian lelaki itu membuang es krim yang belum ia makan sedikit pun ke tempat sampah.

-FELICIA-

Felicia berjalan menuju toilet dengan tergesa-gesa. Gadis itu mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Ersakha di depan toilet umum itu.

"Jangan noleh." Mendengar suara pelan yang begitu dia kenali, Felicia memilih untuk tidak menoleh. Gadis itu melirik ke arah seorang perempuan yang baru saja keluar dari toilet wanita.

"Gak dingin pake dress itu," ujar Ersakha. Dengan posisi membelakangi Ersakha, Felicia yakin lelaki itu sedang menyender punggungnya di dinding dekat pintu masuk toilet pria.

Felicia's EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang