Pertengkaran Adik Kakak

115 7 1
                                    

Felicia menggeram kesal. Baru saja dia sampai di kampus tiba-tiba saja gadis itu dikabarkan bahwa kelas nya dibatalkan, karena urusan pribadi sang dosen.

Kalau tau kelas nya dibatalkan Felicia kan tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar ojek online.

Kini Felicia bingung ingin melakukan apa. Kelas selanjutnya masih tiga jam lagi. Dengan sangat malas Felicia menyalakan kembali ponselnya untuk memesan ojek online.

Felicia menatap dua pesan dari dua orang yang berbeda masuk ke dalam ponsel nya.

Sasa
•udah di kampus Fel?

Anda
udah
aku kesel masa kelas nya di batalin gitu aja
kan percuma aku dateng ke sini

Sambil menunggu balasan dari Ersakha. Felicia membuka pesan yang masuk dari Syarif.

Kak Udin
•lo ada kelas Fel?

Baru saja Felicia ingin menjawab pesan Syarif. Gadis itu mendapat balasan dari Ersakha.

Sasa
•tadi nya mau ngajak jalan
•sambil nunggu kelas selanjutnya
•tapi tiba-tiba ada rapat

Anda
ya udah
gapapa
kamu udah makan belum?

Sasa
•udah

Anda
tumben
aku mau pulang aja ah
dari pada bosen

Felicia menunggu balasan Ersakha namun lelaki itu malah offline, sepertinya rapat itu sudah mulai.

Gadis itu memilih kembali menjawab pesan Syarif yang belum dia jawab.

Anda
dibatalin
kenapa kak?

Kak Udin
•gue udah selesai konsul sama dospem

Anda
oh

Kak Udin
•lo ada rencana?

Anda
gak ada kak

Kak Udin
•jalan yuk

Anda
enggak ah
saya mau pulang aja

Kak Udin
•gue anter mau?

Anda
boleh boleh

Kak Udin
•ya udah
•temuin gue di halte

Anda
oke

Felicia sedikit heran dengan sikap Syarif yang terkesan sangat baik di mata nya. Gadis itu berusaha untuk tidak memperdulikan sifat itu, mungkin saja dulu mereka memang belum terlalu dekat.

Langkah kaki itu mulai berjalan menuju halte depan kampus. Baru saja Felicia ingin duduk di kursi halte sebuah mobil membunyikan tlakson disertai jendela mobil yang terbuka.

"Ayo!" ajak Syarif. Felicia mengangguk, kemudian memasuki mobil itu.

"Lo mau pulang?" tanya Syarif.

"Iya lah," jawab Felicia sambil memakai seatbelt nya.

"Eh enggak deh kak! Saya mau ke restoran Padang yang di deket SMP 17 Agustus," ucap Felicia ketika teringat ucapan guru Ghani. Gadis itu memang tidak bisa mempercayai ucapan guru itu seratus persen, namun tidak ada salah nya untuk mendengarkan ucapan itu.

"Ngapain? Laper?" tanya Syarif.

"Enggak cuma mau ngecek sesuatu," jawab Felicia.

"Ngecek lowongan kerja?" tanya Syarif.

Felicia's EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang