Corolla VII : Pitfall (1/3)

582 27 8
                                    

Pitfall

1. Noun (plural pitfalls)

- a potential problem, hazard, or danger that is easily encountered but not immediately obvious.

- A type of trap consisting of a concealed hole in the ground: victims fall into the hole and are unable to escape

- (computing) An anti-pattern.
synonyms

- (potential problem, hazard, or danger): trap

- (computing: anti-pattern): anti-pattern, dark pattern

[…]

Liam's POV

Setelah menyimpan batu di dalam tas, aku pun melanjutkan aktivitas mencuci bersih hewan ini.

"Boleh kubantu?" Tawar pria disampingku, Edwin

"Ya tidak apa-apa jika kau tidak,,, jijik" ucapku

"Ah tidaklah. Kan di setiap episode The Walking Dead, aku pasti akan melihat darah dimana-mana" ujar Edwin

"Kan disana darah bohongan" ujarku sarkastik

Edwin terdiam. Seperti berusaha menelan saliva-nya sendiri. Haha. Rasakan. Aku memang tidak suka dengan orang sombong. Mentang-mentang artis.

"Jadi bantuin atau tidak?" Tanyaku

"Eh iya jadi" Ia langsung mengambil burung yang tak jauh darinya. Ia mencabuti bulu burung tersebut terlebih dahulu. Setelah itu ia memotong belah bagian tubuh burung itu. Hemm. Cukup pintar.

Aku bangun dari tempat yang kupijaki. Aku ingin membawa daging ini ke Neil, Liu, dan Bella. Edwin pun mengikuti apa yang aku kerjakan.

Sesampainya di sana, aku memberi daging ini pada Liu dan Bella untuk ditusuk di kayu agar mudah membakarnya. Neil sedang mengumpulkan ranting-ranting kering di sekitar pondok dan menaruhnya di bekas api unggun kemarin. Edwin menyalakan apinya, sedangkan aku hanya terduduk diam. Yaiyalah. Kan aku tadi udah capek-capek nyari hewan buruan.

Aku duduk di pinggir danau yang tenang. Aku ingin berenang di sana tapi aku ingat sebuah pepatah. Air Tenang Menghanyutkan. Ya sudah aku tidak mau berenang. Aku mengambil tas kulitku yang terletak tak jauh dariku. Aku membuka salah satu kantong dan mengambil batu yang tadi kutemukan dalam salah satu tubuh burung merpati tadi. Aku memutar-mutar batu berwarna biru itu, indah sekali. Apa gunanya ya? Tapi yang paling aku bingungin, kok batu ini bisa berada di dalam perut burung?

Sambil memutar-mutar batu tersebut, aku menoleh pada mereka yang sedang membakar daging-daging tersebut.

CLASHHH

Oh Tidak! Batunya jatuh ke dasar danau. Aku harus mendapatkannya. Aku melihat-lihat ke dalam air danau yang bening itu. Aha! Itu dia.

Batu itu terjatuh di tengah dasar danau. Aku membuka baju dan berenang untuk mengambil batu tersebut.

Aku sudah masuk ke dalam air. Mataku mencari batu itu dengan jeli. Aku berenang ke tengah danau untuk mengambil batu itu. Anehnya, saat aku sampai di sana, batu itu menghilang. Aku keluar ke permukaan untuk mengambil nafas. Aku melihat-lihat lagi ke dasar danau mencari batu tersebut. Aneh, batunya menghilang.

Aku memutuskan untuk menyelam lagi. Aku semakin jeli mencarinya. Di selipan batu yang ada di dasar danau, di selipan rumput laut, di lubang-lubang pinggir danau, tidak ada. Aku tetap mencari batu tersebut.

Akhirnya kebaikan sedang berpihak padaku kali ini. Aku melihat batu itu tak jauh dari tempat ku menyelam. Aku berenang mencapai batu tersebut. Aku mengambil batu tersebut. Akhirnya. Aku keluar dari air untuk mengambil nafas. Aku naik ke daratan karena sepertinya daging buruanku sudah matang.

Adventure in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang