Wajah-wajah asing berjalan bergerombol di depannya. Ruangan ini dipenuhi lampu-lampu yang bersinar penuh warna, sofa yang nyaman, dan para petugas yang sibuk berbicara satu sama lain.
Dia sedang berada di rumah Jerry bersama belasan petugas lainnya yang sedang berpesta-pora dengan jus buah-buahan dan pie apel mereka. Ini menggelikan! Misi yang seharusnya dijalankan malam ini saja belum dimulai, dan mereka sudah menghabiskan waktu mereka dengan berfoya-foya. Sudahkah mereka lupa dengan betapa bahayanya ancaman dari para ghost?
Mengamati dari sudut ruangan, Nick hanya bisa membayangkan apa yang sebenarnya orang-orang ini bicarakan. Dari kejauhan, mereka tampak hanya mengoceh tanpa arti terhadap satu sama lain. Senyuman-senyuman mereka yang begitu ceria menambah geram hati Nick.
Apa cuma dia yang masih waras di sini? Kenapa mereka sedang berpesta di waktu krisis seperti ini?!
"Nick, mau jus?" tanya Professor Lydia membuyarkan pemikirannya. Dia memegang dua gelas berisi jus jeruk yang nampak amat segar.
"Tidak, terimakasih."
Nick mengalihkan pandangannya dari jus itu.
"Ayolah, Nick ... daritadi kamu diam terus. Memangnya ada apa?"
Nick berdiri dari sofanya, lalu menatap mata merah sang Professor dengan tajam dan memandang para petugas lain yang sedang berbincang-bincang. Pemandangan itu justru memperbesar rasa kesalnya.
Tiba-tiba, sepasang tangan lain menyentuh pundaknya dengan tegas.
"Nick! Kenapa dari tadi kamu murung sendirian?" ucap Jerry dengan mata yang terlihat sangat tidak sehat.
"Jerry, apa kamu sedang mabuk?!" tanya Nick.
"Ah. Tenang saja, hanya sedikit kok! Sebentar lagi juga aku akan baikan. Lagipula, kita baru akan memulai misi kita nanti di tengah malam, bukan? Kita masih ada lima jam lagi sebelum waktu itu! Jadi ayo bersantai saja dulu!"
Jerry menarik lengannya dan menggeretnya menuju gerombolan para petugas lainnya. Mereka semua memancarkan bau alkohol dan ganja dari napas mereka. Menjijikkan. Apa ini aroma sebenarnya dari petugas-petugas ternama di NBPD?
Di tengah-tengah gerombolan itu, seorang wanita berdiri mengenakan rok terusan bermotif pantai. Kulit coklatnya terlihat berkilat di bawah cahaya lampu rumah ini. Jerry merangkul wanita itu dan menciuminya dengan penuh rasa rindu.
"Oh Flora-ku sayang," gumam Jerry di tengah-tengah ciumannya.
Setelah puas menciuminya, dia memegang wajah wanita itu dan menatap matanya dengan intim dan penuh rasa kebahagiaan. Dengan senyuman yang lebar, dia mengangkat botol alkoholnya dan berteriak pada seisi ruangan itu.
"Teman-temanku sekalian," seru Jerry, "malam ini adalah malam yang istimewa bagiku. Sangat istimewa! Karena malam ini, aku dan wanita istimewaku—Flora—akhirnya secara resmi menjadi sepasang tunangan!"
Para petugas lainnya langsung berteriak kegirangan mendengar ucapan Jerry. Mereka bersorak-sorai, bersiul, bertepuk tangan dengan penuh semangat. Wah! Wow! Menakjubkan! Selamat ya!
Nick juga bertepuk tangan, meskipun dia masih merasa jengkel dengan semua perayaan sebelum bertugas ini.
Jerry memandang Flora dengan hangat, lalu kembali berbicara dengan seisi ruangan.
"Kalian tahu? Flora berkata bahwa dia tidak akan mau menjadi tunanganku selama ada satu kondisi yang belum kutepati. Dia membuatku berjanji untuk melakukan satu hal baginya. Bagaimana, sayang? Bisa kau ucapkan lagi hal apa yang harus kulakukan untukmu?"
"Aku menyuruhnya untuk mengeksekusi semua ghost yang ada di dunia ini," ujar Flora sambil tersenyum penuh rasa malu.
Para petugas kembali bersorak-sorai dan bertepuk tangan lagi. Kali ini, Nick tidak mengikuti mereka. Itu tidak aneh baginya. Memutuskan untuk jatuh cinta dan berkeluarga di dunia yang dipenuhi para ghost memang bukan keputusan yang lazim.
![](https://img.wattpad.com/cover/265436302-288-k949756.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ghost of Tomorrow
Ciencia Ficción**Sudah terbit di penerbit Ruang Karya-- Langsung chat author jika ingin membeli untuk mendukung author!** --------------------------------------------------------------------------------------------------- Nick Dyson ditugaskan untuk memburu dan me...