Bab 12

20 4 0
                                    

Mereka istirahat selama 2 jam, setelah istirahat merekapun keluar untuk mencari makan, karena di rumah masih belum ada bahan-bahan yang bisa mereka gunakan untuk memasak. Setelah sampai di restoran, merekapun duduk di kursi yang dekat jendela. Merekapun mulai memesan makanan, sambil menunggu makanan datang merekapun berbincang-bincang. 

"Mel lo ada rencana kapan resto kita buka" tanya Vera

"Ada sih, gue akan usahakan secepatnya mungkin 2 hari kedepan" ucap Amel

"Okay, jika lo butuh bantuan kami kasih tau yah karena itu resto kita bersama jadi kami juga harus membantu lo bukan lo kerja sendiri aja" ucap Risna

"Ya gue akan kasih tau kalian kok tenang jak" ucap Amel dengan tersenyum

"Btw pelayan sama kokinya sudah ketemu, kalo belum gue bantu carikan, teman gue yang disini kebetulan lagi cari kerja" ucap Virto

"Udah ada kok koki sama pelayannya jadi ga perlu repot-repot lagi" ucap Amel

Makanan mereka pun sudah datang dan mereka sudah mulai menyantapnya, namun belum juga makanan Amel masuk ke mulutnya matanya tidak sengaja menangkap seorang ibu yang usianya bisa di bilang sama dengan ibunya sedang menyeberang jalan dengan membawa barang yang banyak dan kebetulan ada mobil yang melaju dengan kencangnya ke arah ibu tersebut. Ia kemudian langsung meletakkan sendoknya dan berlari keluar restoran tanpa mendengarkan maupun menjawab pertanyaan sahabatnya yang bertanya ia akan kemana. Kemudian dia langsung menarik ibu tersebut agar menghindar dari mobil yang sedang mengarah ke dia dan akhirnya mereka selamat. Ia pun bertanya kepada ibu itu apakah dia tidak apa-apa dan di jawab oleh ibu tersebut dengan tidak papa dan terima kasih. Setelah ia membantu ibu tersebut menyeberang ke depan, ia pun kembali ke resto tersebut tapi belum sampai di resto tersebut Vera dan Risna sudah berlari ke arah dia dan memeluknya. 

"Apa lo ga waras Mel" marah Vera

"Gue masih waras kok, kata siapa ga waras" jawab Amel dengan santai

"Lalu napa lo tiba-tiba lari ke tengah jalan, kalo mobil itu tabrak lo gimana? Lo udah ga mo idup hahh" tanya Vera masih dengan amarahnya karena melihat kecerobohan Amel

"Gue kan mau bantu ibu itu, kalo gue ga bantu gue ga bisa kepikiran apa yang bahkan terjadi" jawab Amel

"Tapi tak gitu juga Mel, itu membahayakan nyawa lo, lo boleh bantu orang, gue ga larang tapi jangan sekali-kali lo membahayakan nyawa lo" ucap Vera

"Ya gue setuju sama Vera" ucap Risna

"Udah-udah kalian berdua, gue ga papa kok, udah yukk masuk. Lanjutkan makan malam kita" ajak Amel sedangkan Everes dan Virto hanya menjadi penonton setia di sana melihat drama mereka bertiga. Mereka pun kembali masuk ke dalam restoran dan melanjutkan makan malam mereka. Setelah makan selesai mereka pun pergi ke supermarket sebentar untuk membeli keperluan rumah mereka seperti alat masak, bahan masak, perabot rumah, dll. Setelah selesai berbelanja, mereka pun kembali ke rumah mereka. Mereka hari ini sangat kelelahan karena setelah sampai hanya istirahat sebentar setelah itu sudah beres-beres rumah, setelah itu pergi makan dan membeli peralatan yang dibutuhkan di rumah baru mereka. Mereka kembali ke rumah saja sudah jam 00.00, mereka pun pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, cuci kaki, serta menggosok gigi. Setelah itu mereka pun kembali ke kamar masing-masing dan langsung terlelap karena saking lelahnya. 

Keesokan harinya, mereka disibukkan dengan persiapan pembukaan restoran mereka. Hari ini semuanya pesanan mereka sudah sampai seperti meja makan, kursi, dan lain-lain. Mereka bekerja sama dalam menyusun meja dan kursinya, meletakkannya di tempat yang sesuai agar terlihat indah dan cocok, serta beberapa pelayan dan koki juga sudah datang. Walau, hari ini belum pembukaan namun mereka datang hari ini adalah untuk mendengar penjelasan dan segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka agar besok di hari pertama pembukaan semuanya dapat berjalan dengan lancar. Mereka pertama mendengarkan pengarahan dan penjelasan dari Amel dan Vera serta ditambah sedikit-sedikit oleh Risna, Everes, dan Virto. Setelah mendengar pengarahan dan penjelasan, merekapun mulai mencoba atau mempraktekkan perannya agar besok bisa berjalan dengan lancar. Setelah semuanya selesai, merekapun diizinkan untuk pulang lebih awal dan meminta mereka untuk istirahat lebih awal karena takut besok akan ramai pengunjungnya. Setelah karyawan mereka pulang, akhirnya mereka merenggangkan otot-otot mereka menandakan bahwa mereka sangat kelelahan dan sangat capek hari ini. 

"Astagaa capek banget hari inii" ngeluh Risna

"Badan gue dah pegal nihhh, gue izin ke atas istirahat dulu yahh" ucap Everes

"Ga mau makan dulu" tanya Amel

"Ga deh gue ga sanggup dah, gue pengen istirahat, habis istirahat dehh baru gue makan kalo kalian pada dah lapar makan aja ga perlu tunggu gue. Yaodah gue naik dulu yahh" ucap Everes

"Gue juga mau istirahat dulu nanti baru makan, ku pamit juga, byee" ucap Virto

"Astagaa nih cowo-cowo napa lebih lemah dari pada cewe-cewe nihh" ucap Vera

"Udah-udah biarin mereka aja, lagian mereka dah kerja seharian pasti sangat capek" ucap Amel

"Lah kita juga kerjakan, kita dari tadi bukan nganggur lhoo" ucap Risna

"Iya iya gue tau, jadi kalian mo istirahat dulu apa makan dulu" tanya Amel

"Istirahat aja deh dulu, samain aja kek mereka" ucap Vera

"Okayy, yaodah yukk naik, ehh gue kunci pintu dulu" ucap Amel setelah itu ia berlari ke depan dan mengunci pintu, setelah mengunci pintu merekapun naik ke lantai 4 dan masuk ke dalam kamar masing-masing untuk beristirahat. 

Setelah beberapa jam kemudian, Amel terlebih dahulu bangun karena dia ingin menyiapkan makan malam untuk mereka. Belum juga kaki Amel tersentuh ke lantai, langkahnya sudah terhenti karena melihat kalung yang sedang menggantung di lehernya. Dia pun menyentuh liontin kalung tersebut yang bertuliskan huruf A dan dilapisi gambar kupu-kupu dan juga love yang hanya setengah lovenya dan juga hanya satu sayap karena setengah lovenya dan satu sayapnya lagi berada di kalung sang pangeran kecilnya.

Dia pun menggenggam liontin tersebut dengan erat, perlahan air matanya pun jatuh membasahi pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia pun menggenggam liontin tersebut dengan erat, perlahan air matanya pun jatuh membasahi pipinya. Kalung ini mengingatkan dia dengan janji masa kecilnya lagi, sejak kecil kalung ini tidak pernah lepas dari tubuhnya. Dia selalu memakainya kemanapun ia pergi. Orang lain tidak tau bahwa dia memiliki kalung yang sangat indah bahkan sahabatnya juga tidak tau, karena dia menyembunyikan kalung tersebut di belakang bajunya agar tidak terlihat oleh orang-orang dan tidak akan ada yang bertanya dari mana asal kalung tersebut. Setiap ia sedih ataupun teringat dengan janji masa kecilnya, maka ia akan mengeluarkan kalungnya dari balik bajunya. Seakan-akan ada kekuatan dari dalam kalung tersebut yang dapat menenangkan hatinya. Setiap ia melihat kalung tersebut, ia selalu akan merasa ada kehangatan di sekitarnya walau di sekitarnya tidak ada orang dan juga ia akan selalu merasa dirinya sangat dekat dengan sang pangeran kecilnya. Setelah puas menangis, diapun ke kamar mandi untuk membasuh mukanya dan keluar dari kamar untuk menyiapkan makan malam.
























_______________________________________
Cerita untuk hari ini sampai di sini dulu yahh guyss. Ikuti terus ceritanyaa....

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian dengan cara vote, komen, and follow. Thank you🤗🤗

🤗Happy Reading🤗

Terikat Sebuah Janji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang