Bab 13

14 4 0
                                    

Sedangkan ditempat lain, seorang pria juga sedang duduk di tepi ranjangnya sambil mengamati dan menggenggam erat kalung liontin yang bertuliskan huruf A dengan dilapisi gambar kupu-kupu dan love yang hanya setengah love dan satu sayap saja. Ia pun melihat liontin tersebut dengan intens

"Meli, kemana kamu pergi. Aku telah mencarimu kemana-mana tapi tetap saja tidak menemukanmu, apakah kau sudah menemukan kebahagiaanmu dan melupakan janji kita atau kau masih ingat dengan janji kita dan masih menungguku. Meli aku rindu dirimu" ucap pria tersebut masih menggenggam erat liontin tersebut dan mendekatkannya ke dadanya. Tak terasa air matanya juga mengalir membasahi pipinya. Ia selalu akan merasakan sebuah kehangatan dan nyaman jika ia mendekap liontin tersebut. Liontin tersebut seolah-olah yang menyatukan hati mereka walau mereka terpisah oleh jarak bahkan tidak saling mengetahui keberadaan masing-masing.

Sedangkan di rumah Amel dan sahabatnya,

Amel sudah menyiapkan makan malamnya dan juga telah menghidangkannya ke meja makan. Kemudian, ia naik ke lantai 4 untuk memanggil sahabat-sahabatnya untuk makan malam bersama. Setelah itu, mereka pun duduk di meja makan dan memulai memakan makan malam mereka. Di tengah makan mereka tiba-tiba Amel bertanya kepada Vera tentang perusahaannya. Karena selama ini Vera dan Virto lah yang membantu Amel mengelola perusahaannya terutama jika ingin rapat atau untuk ketemu klien, sebab Amel tidak ingin semua orang mengetahui bahwa ialah pemilik perusahaan Lia Group.

"Ver, gimana kondisi perusahaan" tanya Amel

"Baik-baik aja kok Mel" jawab Vera sambil menyuapkan makanannya ke mulutnya

"Oh iya Mel, kapan lo mau beritahu publik bahwa kau pemilik perusahaan Lia Group" tanya Risna

"Tunggu waktu yang tepat aja deh, sekarang belum waktunya" jawab Amel

"Kok lo bisa tau sekarang belum waktu yang tepat" giliran Everes yang tanya

"Hmm ga tau juga, tapi gue rasa ini belum waktu yang tepat" jawab Amel

"Tapi Mel, apa alasan lo tutupi bahwa lo pemilik Lia Group. Kalo alasan lo tetap yaitu yang dulu lo beritahu kami karna tak mau orang tua angkat lo tau, nah sekarang kan kita dah jauh banget ama mereka, ga mungkin donk mereka bisa tau. Kita juga bisa batasi penyebaran berita tersebut agar ga sampai di telinga mereka" jelas Vera panjang lebar

"Tapi kalo sampai di telinga mereka juga ga apa-apa kok lagian mereka udah usir lo dan lo ga ada hubungan apa-apa lagi ama mereka jadi ga papa donk" Virto ikut menimpali penjelasan Vera tadi

"Gue tau tapi menurut gue ini belum waktu yang tepat, tunggulah waktu yang tepat saja, gue ga mau ambil resiko" ucap Amel yang membuat mereka merasa aneh mendengarnya karena mereka bingung resiko apa yang akan mereka hadapi jika pemilik perusahaan Lia Group dipublikasikan ke publik bukannya bagus yah jika orang-orang tau siapa pemilik perusahaan yang sebenarnya, jika masalah keluarga angkatnya kan sudah tidak ada hubungan lagi sejak Amelia diusir dari rumah orang tua angkatnya, begitulah yang sedang ada di pikiran mereka. Resiko apa yang akan mereka hadapi jika dipublikasi di waktu yang tidak tepat mungkin hanya Amelia yang tau jawabannya. Setelah pembicaraan singkat tersebut, mereka pun melanjutkan makan malam mereka.

Sedangkan di kediaman Prawija,

Mereka juga sedang makan malam, di tengah makan malam mereka tiba-tiba daddynya Arka angkat bicara

"Arka karna kamu sudah belajar banyak hal di negara D kemarin, dad ingin kamu mencoba mengurus perusahaan daddy yang di sini" ucap Rian

"Ok dad" ucap Arka

"Besok bersiaplah pagi-pagi dan ikut daddy ke perusahaan. Besok daddy akan kenalkan kamu di perusahaan pusat daddy" ucap Rian

"Siap dad" ucapnya sembari memberi hormat ke daddynya (seperti anak kecil saja wkwk)

Terikat Sebuah Janji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang