pacar una.

18 4 2
                                    


🌸

Mobil Abi berhenti tepat di depan gerbang kosan Una.

"Makasih banget ya kak udah dianterin," ucap Una sembari melepaskan sabuk pengaman.

"Makasih lagi?" Abi tertawa.

"Abisnya kakak mau aku traktir juga gak mau," Una sedikit memajukan bibir bawahnya, membuatnya semakin terlihat menggemaskan di mata Abi.

Bisa berhenti untuk gak gemesin gak sih, Na?

Jika saja Abi tidak peduli kalau Una sudah punya pacar, mungkin ia sudah mencubit pipi Una dengan penuh kegemasan yang akan ia tunjukkan. Tapi Abi cukup sadar dengan kenyataan. Jadinya ia hanya bisa menyimpan kegemasannya sendiri di dalam hati.

"Iya, aku gak mau ditraktir kamu, karena aku yang mau traktir kamu," ujar Abi setelah diam beberapa detik untuk memandangi Una yang menggemaskan.

"Kenapa jadi kakak yang mau traktir aku?" tanya Una dengan kerutan di dahinya.

"Ya suka-suka aku dong, kan aku yang mau traktir," gurau Abi.

"Emang aku mau kakak traktir?"

"Emang kamu gak mau?"

"Gak mau," sepertinya Una ikut bergurau juga setelah sadar jika Abi sedang bergurau, karena bibirnya seperti menahan untuk tidak tertawa.

"Kalo gitu aku paksa aja, kan aku kahim."

"Dih, kok jadi otoriter?"

Abi tertawa. "Bercanda, Na."

Una juga tertawa. "Tau kak."

"Yaudah, masuk gih! Mandi, terus istirahat. Besok kan libur jadi bisa istirahat dengan puas," suruh Abi setelah selesai dengan gurauannya.

"Iya kak. Kakak hati-hati di jalan ya, nanti sampe rumah juga langsung istirahat. Bye kak!"

"Bye, Na!"

Una turun dari mobil Abi. Setelah Una turun, Abi menurunkan kaca mobilnya, ia hendak
melihat Una hingga masuk ke dalam kosannya. Namun Una tidak langsung masuk, ia menunggu Abi pergi lebih dahulu dan Abi tau itu.

"Kamu masuk aja, aku tungguin. Ntar kamu diculik," ujar Abi sambil tertawa.

"Ih, aku kan udah gede!" protes Una.

"Orang-orang gak bakalan tau kamu udah gede kalo cuma ngeliat kamu," ejek Abi.

"Kak Abi!" seru Una agak kesal karena ia paham maksud ejekan Abi dan seruannya itu sukses membuat Abi tertawa lagi.

"Bercanda, Na. Udah sana masuk, aku liatin dulu sampe kamu masuk, baru deh aku pergi."

"Iya. Bye kak!" kali ini Una melambaikan tangannya sebelum berbalik badan.

"Bye!" balas Abi dan melambaikan tangan juga. Ia benar-benar menunggu Una sampai masuk ke dalam kosan dan tidak terlihat lagi, setelah itu barulah ia melajukan mobilnya lagi untuk menjemput Bina.

Sepanjang perjalanan menjemput Bina, wajah sumringah Abi tidak luntur sedikit pun. Perasaan senang setelah berduaan dengan Una masih melekat jelas dihatinya. Terkadang perasaan senang itu sangat mudah didapat, cukup bersama dengan orang yang kamu suka saja sudah bisa merasakan bagaimana rasa senang itu.

Abi mengeluarkan ponselnya saat ia sudah sampai di depan restoran—tempat di mana Bina minta dijemput—untuk memberitahu kepada kakaknya kalau ia sudah sampai.

teh aku udah di dpn ya

bentar dek
teteh pamitan dulu

iyaaa

just ME and HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang