rumah abi.

10 2 1
                                    


🌸

Walaupun Una tidur cukup larut, tapi ia sudah bangun pagi sekali. Tidurnya juga nyenyak, meski ia bertengkar dengan Tyo, itu semua berkat Abi. Bibirnya otomatis tersenyum karena mengingat perlakuan Abi kepadanya, terutama pelukan nyaman Abi. Pelukan itu yang membuat Una lupa dengan sakit hati yang dirasakannya karena perkataan yang diucapkan Tyo.

Setelah meregangkan tubuhnya sejenak, Una bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas untuk masuk ke kamar mandi—melakukan aktivitasnya seperti biasa di pagi hari. Karena acara seni tahunan akan berlangsung besok, jadi mereka diberi waktu luang lagi hari ini, namun setiap divisi tetap harus bertemu dengan ketua pelaksana acara. Tapi pertemuan divisi acara ditentukan siang, makanya Una bisa sedikit bersantai, apalagi ia memang tidak memiliki jadwal kuliah atau pun jadwal latihan.

Saat sudah selesai, tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikiran Una. "Kayaknya ngunjungi rumah kak Abi gak ada salahnya deh," ucapnya pada dirinya sendiri.

Setelah memantapkan hati dan niatnya, Una memakai pakaian yang layak dan berdandan sedikit. Ia meninggalkan kos di saat jam belum menyentuh angka 9. Di tengah perjalanan Una singgah terlebih dahulu di sebuah supermarket yang tidak jauh dari kawasan kosnya, ia hendak membeli beberapa buah-buahan untuk mama Abi, karena ia berpikir tidak enak jika datang pagi-pagi ke rumah orang dengan tangan kosong. Una memilih beberapa macam buah untuk dibeli, setelah itu ia mengantri untuk bayar di kasir. Matanya melihat ke sekitar dan tatapannya berhenti pada sepasang lelaki dan perempuan yang sedang bergandengan mesra—layaknya sepasang kekasih—yang juga sedang mengantri tidak jauh darinya.

Una tetap memandangi mereka, namun matanya berusaha untuk tidak menangis. Dan seperti sudah ditakdirkan, tiba-tiba lelaki tersebut melihat pada Una, ia terkesiap karena tidak menyangka akan bertemu dengan Una sepagi ini. Sebenarnya Una tetap ingin melihat kepada si lelaki  tersebut, ia ingin melihat apa si lelaki akan menghampirinya atau tidak, namun gilirannya untuk membayar sudah tiba jadi pandangannya dari si lelaki teralihkan. Saat setelah selesai membayar, Una bergegas keluar dari supermarket dan menuju area parkir, padahal ia tidak membawa kendaraan sendiri. Ia menuju ke sebuah mobil yang ia kenal, ia berdiri di sana.

Beberapa menit kemudian sepasang kekasih yang dilihat Una tadi keluar dari supermarket dan berjalan ke arah mobil yang dihalangi oleh Una. Kali ini si lelaki terlihat panik karena melihat Una lagi, sementara si perempuan bingung melihat lelaki di sampingnya—yang sedang bergandengan tangan dengannya—terlihat panik karena melihat Una.

"Kamu bilang aku egois, Yo, terus kamu ini apa? Brengsek?" cerca Una kepada Tyo—si lelaki yang masih berstatus sebagai pacarnya dan baru saja ketauan selingkuh.

"Lo siapa? Tiba-tiba muncul bilangin pacar gue brengsek," si perempuan tidak terima Tyo dibilang seperti itu oleh Una.

"Lo diem! Gue gak punya urusan sama lo!" hardik Una dan ia terlihat cukup garang sekarang membuat si perempuan terdiam. Tapi saat berbicara lagi dengan Tyo, ia mencoba setenang mungkin. "Yo, kamu tau kan aku itu punya trauma sama yang namanya perselingkuhan? Tapi ternyata kamu sendiri yang ngelakuin itu. Makasih, makasih banget, makasih udah berhasil ngelakuin hal yang buat aku trauma. Kalo kamu ngerasa kebahagiaan kamu bukan aku lagi, seharusnya kamu bilang, kamu bisa mutusin aku. Bukan ngehancurin aku kayak gini. Karena aku sadar juga sekarang kalo ternyata kebahagiaan aku bukan kamu lagi. Makasih untuk semua suka dan duka yang udah kamu kasi ke aku, kita putus!"

Setelah mengatakan kata-kata perpisahan dengan begitu mulus dan tenang, Una segera berlalu dari hadapan Tyo dan selingkuhannya, ia merasa tidak perlu untuk mendengarkan apa-apa lagi dari Tyo. Walaupun ia bisa mendengar si perempuan yang mengomel tidak jelas. Dengan cepat kakinya melangkah agar segera sampai di pinggir jalan. Saat melihat taksi yang akan lewat, ia buru-buru menghentikannya dan bergegas masuk setelah taksi tersebut berhenti. Ia memberitahukan alamat rumah Abi kepada supir taksi dan taksi pun melaju.

just ME and HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang